- 5 Contoh Puisi Tema Pendidikan Versi Panjang 1. Sejatinya Pendidikan 2. Tifa dari Komugai 3. Wahai Guru, Kau ini Bagaimana 4. Tinta Hitamku 5. Jika Saya Guru
- 5 Contoh Puisi Tema Pendidikan Versi Pendek 1. Aku Rela Dididik 2. Sekolah Saksi Bisu 3. Seuntai Syukur 4. Di Sekolah Kudapat Istana 5. Mahaguru
Puisi merupakan sajak terikat yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan dari penulis. Perasaan yang disampaikan penulis dalam puisi dapat berupa emosi yang sedang dirasakan, hal menarik yang dilihat, maupun fenomena yang sedang terjadi.
Salah satu fenomena yang menarik di Indonesia ialah fenomena perkembangan pendidikan. Dalam hal pendidikan, beragam puisi dapat tercipta karena pemaknaan pendidikan yang cukup luas.
Puisi yang bertemakan pendidikan dapat mencakup tentang kondisi pendidikan di Indonesia, revolusi pendidikan, dan lainnya. Hal yang lebih sederhana juga dapat dimuat dalam puisi tema pendidikan sehingga lebih mudah dimengerti dan dihafal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut contoh puisi tentang pendidikan versi panjang dan pendek yang mudah dihafal serta dapat dijadikan sebagai referensi oleh detikers.
5 Contoh Puisi Tema Pendidikan Versi Panjang
1. Sejatinya Pendidikan
Karya: Putri Anugerah
Telah sejarah riwayatkan dalam sebuah mozaik destinasi
Tujuan luhur, agung nan bijaksana
Mencerdaskan kehidupan bangsa seutuhnya
Ia yang sejatinya bukan sekedar hak yang harus diterima
Melainkan adalah tulang punggung yang menentukan nasib
Pola yang menentukan karakter bangsa
Bocah lugu terlahir dari bijana terdalam
Berlari riang, bermain ke-sana ke-mari
Menyunggingkan senyum manis di kala guru tiba
Kerinduan itu kini sedikit telah terobati
Sederhana memang
Sederhana yang kadang terabaikan
Mereka ingin tahu, ada apa di sana
Mereka ingin paham, mengapa begini
Mereka ingin mengerti, mengapa mereka ada
Mereka ingin mencari apa tujuan mereka
Sumber: Ebook Puisi Pendidikan karya Rabiah, dkk.
2. Tifa dari Komugai
Karya: Rosalia Rachma Rihadiani
"Neng neng neng, Neng neng neng, dengarlah lonceng itu.
Neng neng neng, neng neng neng, itulah tanda waktu.
Marilah kawan bentuk barisan di muka pintu.
Masuk ruangan perlahan lahan bersama Bu guru
Kawan...itu lagu kesayangan kami
Karya hebat Ibu guru cantik
yang datang jauuuuuuuh dari Toraja untuk mengajar bernyanyi,
juga menari
Kawan ...dia tak pernah marah atau menghardik
Manakala kami bandel selalu tak menutup tempat mencuci tangan dan kaki;
Dia mendengar gemeletuk gigi kami melawan dingin,
Gletuk...gletuk..gletuk ...
begitu gigi kami berbunyi ....
Tapi Ibu Guru tetap meminta kami berdisiplin mencuci
Mungkin karena ingus kami yang mengalir tiada henti
Neng Neng Neng .....
Dan kami pun berlari, tanpa alas kaki
Berbaris tak terlalu rapi
Asal bisa menatap diri dalam cermin di depan dinding kelas
Tak boleh kami menangis atau bersedih tunjukkan gigi dan tertawa
Ta ..ta ...ta ...
Neng Neng Neng ...
Itu lagu kesayangan
Semoga kalian juga berbahagia seperti kami
Bermain dengan roda bekas dan ayunan besi
Minum susu seminggu sekali
Bertanya sesuka hati kepada Ibu guru dan Bludel kesayangan tanpa kuatir dimarahi
Neng Neng Neng......
Dengarkan kami bernyanyi dari Komugai,Waghete,Painai
Sumber: Ebook Pijar: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk.
3. Wahai Guru, Kau ini Bagaimana
Karya: Samsul Hadi
Murid masuk pagi, guru baru pergi mandi
Ditegur jangan terulangi, kau bilang hanya sekali ini
Murid datang lebih cepat, guru selalu telat
Ditegur jangan telat, kau bilang siap merubah tabiat
Murid disuruh ngapalin, guru bermain online
Dinasihatin, kau bilang ikutan guru yang lain
Murid minta perbaikan, guru suka menunda pelaksanaan
Ditanya kapan, kau bilang lagi banyak urusan
Murid bergegas jamaah salat, guru pergi untuk istirahat
Ditanya mengapa minggat, kau bilang capek karena jam padat
Murid pulang tepat waktu, guru pulang lebih dulu
Ditanya mengapa begitu, kau beralasan ada perlu ini itu
Murid berpakaian rapi, guru semaunya sendiri
Disindir tak rapi, kau bilang kami dulu seperti kamu
Murid kau tugasi, guru enggan mengawasi
Ditanya kok begini, kau bilang perut perlu diisi
Murid salat duha, guru leha-leha
Diminta ikut duha, kau bilang sudah ada petugasnya
Murid mengaji jam pagi, guru masih asyik ngopi
Ditegur agar murid ditemani, kau jawab sebentar lagi
Murid rajin ekskul, guru terlambat muncul
Ditegur jangan kedul, kau bilang ada pelatih ekskul
Murid rajin belajar mandiri, guru tak mengapresiasi
Diminta mengapresiasi, kau bilang itu urusannya pribadi
Murid membaca doa, guru sibuk bermain WA
Ditanya mengapa, kau jawab guru punya kuasa
Murid ditunjuk petugas upacara, guru tak mencontoh cara
Ditunjuk sebagai pembina, kau bilang diganti guru lain saja
Murid disuruh nabung, guru gak siap nampung
Dipercaya nampung, kau pakai hutang nanggung
Bel sudah berbunyi, guru datang sembunyi-sembunyi
Ditegur jangan ulangi, nyatanya berkali-kali
Murid dihukum telat, guru merasa aman dari jerat
Ditanya mengapa telat, kau bilang jalanan padat
Murid tertib aturan, guru sukanya urakan
Diminta harus taat aturan, peraturan berlaku buat kalian
Murid butuh nasihat, guru tidak merespon cepat
Ditanya mengapa terlambat, kau bilang cari waktu tepat
Murid disuruh mencatat, kesempatan guru untuk minggat
Yang tak mencatat, kau bilang akan dihukum berat
Murid belajar daring, guru menyuruh datang luring
Ditegur dilarang luring, kau bilang urgen penting
Murid bertanya, guru menyuruh jangan banyak tanya
Murid memaksa, kau bilang baca saja bukunya
Murid berprestasi, guru tak mengapresiasi
Ditanya mengapa, kau bilang memang aku dapat apa
Murid butuh contoh teladan, guru kebingungan heran
Mengapa demikian, kau bilang, aku tak pantas jadi panutan
Mulai sekarang
Jadilah guru yang benar agar muridnya pintar
Pintar itu penting, bukan yang penting pintar
Semangat itu penting, bukan yang penting semangat
Sumber: Ebook Aku Ingin Digugu dan Ditiru: Kumpulan Puisi Satire Pendidikan karya Samsul Hadi.
4. Tinta Hitamku
Karya: Eersta Tegar Chairunissa
Sunyi, gersang, redup...
Itulah diriku
12 tahun sudah mengemban ilmu, dengan rasa pilu
Diriku hanya insan biasa, yang masih kaku dalam mencarimu
Aku harus bangkit, bangkit dan bangkit
Demi sebuah kemenangan sejati
12 tahun sudah bersama tinta hitamku, menorehkan kata per kata di atas selembar kertas putih
Di sini bukan masalah gelar ataupun pangkat, namun masalah jati diri
Bukan untuk menjadi kaya, bukan!
Cukup menjadi sebuah acuan dalam kehidupan
Di negeri ini aku menuntut ilmu, mencari hal baru dalam sebuah titik temu
Tinta hitam yang kubawa bersama setumpuk buku
Kini menjadi saksi bisu dalam perjalananku
Mencapai nilai sempurna bukanlah hal yang mudah
Tidak cukup dengan membaca dan menulis.
Tak perlu bersandiwara untuk menjadi perwira
Benar, aku memang harus giat
Giat untuk sukses dalam kiat-kiat
Jangan biarkan otak kalian membeku hingga menjadi abu
Asahlah layaknya sebuah pisau yang tajam
Yakin bahwa masa depan ada di depan mata.
Sumber: Laman SMAN 1 Margasari Puisi Pendidikan.
5. Jika Saya Guru
Karya: Dian Widhiasto
Jika saya guru,
"Bagaimana kabarmu hari ini, Nak?"
"Baik, Pak", "Baik, Bu"
Jawabannya serasa bisikan surga yang
Melegakan hati gurunya,
Dan pelajaran pun teraih setengahnya.
Namun, ketika sinar matanya meredup
Atau tatkala matanya menyala
Dan suaranya mengisyaratkan kegelisahan dan keresahan
"Capek, Bu", "Papi-Mami bertengkar terus, Pak"
"Biasa... nggak pernah ketemu papi. Papi pulangnya malam."
Saat itulah, guru sang orang tua: menjadi papi atau mami, ayah atau ibu,
Yang bisa membesarkan hati, yang bisa menentramkan jiwa,
Hingga memberikan kebahagiaan dan,
pelajaran pun berbunga dan berbuah.
Saat itulah saya yakinkan kepada semuanya
"Nak, betapa berharganya apa yang kau dapatkan."
"Engkau tahu tentang luasnya alam semesta,
hingga matahari pun hanyalah noktah dibandingkan
bintang-bintang besar yang tercecer bak rangkaian debu intan.
Apalagi manusia, makhluk fana yang tanpa daya."
"Bersyukurlah selagi ada waktu,
Rendah hatilah menjalani hidupmu, dan
Bantulah sesamamu."
"Masih sebagai gurumu
"Bukalah pikiranmu saat ilmu-ilmu dunia mencari jalan menuju nalarmu
Bukalah matamu ketika warna-warni dunia menggodamu
Pastikan telingamu mendengar hiruk-pikuknya dunia yang terdengar
kasar namun benar, atau
yang lembut penuh tipu-daya dan rayuan
"Pada akhirnya engkau akan tahu.
baik..., buruk..., dan abu-abunya dunia
jika dan hanya jika
hatimu ada di sana
bersama hasratmu yang terus menggelora..."
"Seperti kompas, kami, gurumu
Selalu ingin mengarahkan, menunjukkan jalan,
Menjadi lilin di kegelapan,
Menjadi oasis di padang gersang...
Tapi, ternyata....
Di luar sana.... Cahaya mentari sudah terbit di ufuk timur
dan mata-mata air sudah menghijaukan dan menyuburkan
dan kami sadar....
Kami pun perlu belajar... belajar senantiasa
Tidak terkecuali....
Belajar dari engkau, Nak...
Belajar tentang masa depan, belajar paradigma baru
Tidak untuk memusuhi zaman
Tapi untuk bersiap dengan perubahan
Ketika Newton melihat apel jatuh
Ketika Wright bersaudara memimpikan terbang
Ketika Edison berkali-kali mencoba memijarkan lampunya
Ketika Kartini menjadi pencetus emansipasi
Ketika Ahok mengobrak-abrik birokrasi kemunafikan...
Begitulah Nak... kita harusnya belajar
Melihat, mendengar, merasakan....
Berani Terlibat dan melakukan...
Sumber: Ebook Pijar: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk.
5 Contoh Puisi Tema Pendidikan Versi Pendek
1. Aku Rela Dididik
Karya: David Aribowo
Aku rela kau tegur demi kesabaranmu
Aku rela belajar giat karena nasihatmu
Aku rela dididik karena saranmu
Aku tidak rela untuk mencontek karena janjimu
Kau rela mendidiku untuk merubah hidupku
Kau rela membimbingku meskipun aku bandel
Kau rela menyayangiku meskipun aku letih
Kau rela memberi jasa untuk beragam masa depan
Muridmu
Sumber: Ebook Pijar: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk.
2. Sekolah Saksi Bisu
Karya: Mauza Nandika
Sekolahku .....
Kau adalah tempatku menuntut ilmu
Tempat dimana kita berbagi ilmu
Kau adalah rumah keduaku
Sekolahku .....
Kau mengajarkan aku apa arti hidup ini
Kaulah yang menjadi saksi dari awal kesuksesanku
Menjadi saksi bisu atas kegagalanku
Sumber: Ebook Sekolahku Istanaku (Kumpulan Puisi Siswa SMPN 4 Surabaya) oleh Siswa SMPN 4 Surabaya.
3. Seuntai Syukur
Karya: Margareta Asti
Teruntuk Dikau, Peri Berilmu
Dari aku yang selalu menyusahkanmu
Panas kemarau yang tak berkesudahan
Dingin penghujan yang tak berujung
Bak merekalah kehebatanmu
Pengabdianmu bagaikan lily yang menawan
Mulia, suci, pun semangatmu enggan mematung
Tiada pernah kau siakan hadirmu
Lihatlah bunga-bungamu yang bermekaran
Tanpamu semua dungu, pandir, pusung!
Tak satupun dari benihmu kau biarkan layu
Terima kasih, Peri berilmu
Terima kasih untuk hadirmu
Terima kasih atas cintamu
Sumber: Ebook Pijar: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk.
4. Di Sekolah Kudapat Istana
Karya: Aisha Zefanya
Ditempat ini ..... pada waktu ini
Ku berdiri tuk melangkahkan kaki
Melangkahkan kaki untuk berlari
Menggapai ilmu setinggi yang dicari
Ditempat ini .....
Sekolah ini
Yang selalu kudapat
Sumber: Ebook Sekolahku Istanaku (Kumpulan Puisi Siswa SMPN 4 Surabaya) oleh Siswa SMPN 4 Surabaya.
5. Mahaguru
Karya: Indra Haksari
Bila mentari menyapa pagi
Semangat ceria selalu mengiringi
Bukan harta benda yang kau cari
Tapi pada Sang Ilmu kau mengabdi
Seperti Ismaya menuntun langkah ksatria
Menanggalkan jemawa memajukan peradaban manusia
Berlogika hati, luas ilmu, bijak bertindak
Bukan ajaran basa basi yang kau beri
Tapi sikap kritis yang kau hadirkan disini
Meskipun krikil caci maki kadang kau temui
Hormatku untukmu Mahaguru
Bintang yang tak pernah lelah memandu
Saat perahuku mengarungi samudra ilmu
Sumber: Ebook Pijar: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk.
Itu dia beberapa contoh puisi tentang pendidikan dalam versi panjang dan pendek yang mudah dimengerti dan dihafal.
Artikel ini ditulis oleh Novyana, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sto/ams)