Pernah mendengar istilah microsleep? Kejadian ini kerap menimpa para pengendara di jalanan sehingga menyebabkan kecelakaan, baik tunggal maupun dengan pengendara lain. Sejatinya, apa itu microsleep?
Dirujuk dari laman Sleep Foundation, microsleep adalah periode tidur singkat dalam hitungan detik, bukan menit atau jam. Umumnya, microsleep berlangsung selama 15 detik atau kurang. Biarpun singkat, jika terjadi ketika mengendarai kendaraan, microsleep bisa membawa akibat fatal.
Microsleep sejatinya bisa terjadi kapan pun saat seseorang tengah terjaga. Meski memerlukan lebih banyak penelitian untuk mendapatkan fakta, para peneliti menemukan bahwasanya microsleep umum terjadi pada sore hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mungkin, detikers secara tidak sadar pernah mengalami apa yang disebut microsleep ini. Seperti apa gejalanya? Mari, temukan pembahasan lengkap seputar microsleep di bawah ini. Pembahasannya akan mencakup gejala, penyebab, bahaya, dan cara mengatasinya.
Gejala Microsleep
Sebelum menyelami microsleep lebih dalam, detikers harus tahu bahwasanya microsleep bukanlah penyakit. Oleh karena itu, kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh dokter Winnugroho Wiratman SpS PhD:
"Tenang saja, microsleep bukanlah sebuah penyakit. Jadi, tidak perlu khawatir dan bergegas ke apotek untuk membeli obat. Kita sebaiknya mencari tahu terlebih dahulu penyebabnya," jelas sang dokter, dikutip detikJateng dari situs resmi Universitas Indonesia, Jumat (7/2/2025).
Lebih lanjut, dirujuk dari situs Bangkok International Hospital, beberapa gejala microsleep meliputi:
- Merasa lelah (drained) setelah bangun tidur dan begitu ingin (craving) tidur lebih banyak.
- Merasa sangat lelah secara terus-menerus sepanjang hari.
- Sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas, terutama mengemudi.
- Tertidur tanpa disadari saat tidak beraktivitas.
- Pusing, penglihatan kabur, atau sulit menjaga mata tetap terbuka.
- Rasa lelah, letih, dan gelisah.
Adapun menurut Healthline, ada gejala lain dari microsleep, yakni:
- Tatapan kosong.
- Kepala terus menunduk.
- Tubuh seperti tersentak tiba-tiba.
- Lambat berkedip.
- Tidak bisa mengingat satu atau dua menit terakhir.
- Tidak menanggapi informasi.
- Menguap berlebihan.
Penyebab Microsleep
Sejatinya, penyebab pasti microsleep belum dipahami sepenuhnya. Namun, teori yang ada menyebut ketika bagian otak tertidur, sementara bagian otak lainnya tetap terjaga. Kembali disadur dari Bangkok International Hospital, beberapa kemungkinan penyebab microsleep adalah:
1. Kurang Tidur (Sleep Deprivation)
Manusia butuh waktu tidur yang cukup setiap harinya agar tubuh bisa meregenerasi sel. Bila kurang tidur, thalamus (sistem sensor dan gerakan otak), bisa jadi tidak berfungsi sementara. Akibatnya, microsleep pun terjadi.
2. Gangguan Ritme Sirkadian
Penyebab kedua adalah rusaknya ritme sirkadian seseorang. Mudahnya saja, tidur pada pukul 4 pagi dan bangun siang, tidak sesehat tidur pukul 10 malam dan bangun pagi. Dampaknya bisa bervariasi, mulai dari microsleep hingga merasa lelah berkepanjangan.
3. Delayed Sleep Phase Syndrome
Otak bisa mengingat waktu tidur yang kerap dijalani. Oleh karena itu, mendekati jam-jam tidur normal, seseorang akan merasa mengantuk. Nah, bila detikers mengubah waktu tidur secara berulang-ulang, kemungkinan sulit tidur akan meningkat. Efeknya: microsleep dapat terpicu.
Baca juga: Ini Perbedaan Anemia Aplastik dan Leukemia |
Bahaya Microsleep
Sebagaimana telah disinggung sekilas, microsleep paling berbahaya jika terpantik saat mengemudikan kendaraan. Di samping itu, microsleep juga bisa saja aktif saat mengoperasikan mesin berat atau prosedur 'sensitif' lainnya.
Alasannya mudah saja, microsleep membuat seseorang kurang responsif terhadap rangsangan selama beberapa detik. Padahal, dalam mengemudi atau kegiatan berisiko tinggi lainnya, reaksi cepat adalah keharusan.
Terlepas dari kemungkinan kecelakaan akibat microsleep, kondisi ini sejatinya tidak menimbulkan bahaya fisik apa pun. Misalnya saja, detikers tiba-tiba terkena microsleep saat tengah berbincang bersama keluarga.
Cara Mengatasi Microsleep
Salah satu penyebab paling umum microsleep adalah kurangnya waktu tidur. Jadi, detikers perlu tidur dalam waktu yang cukup. Bagi orang dewasa, jumlah tidur sehat per harinya adalah antara tujuh hingga sembilan jam.
Agar tidur maksimal, berikut ini sejumlah tipsnya:
- Hindari kafein maupun cairan lain sebelum tidur, terutama alkohol jika detikers sudah lelah.
- Matikan lampu dan suara di sekitar.
- Jaga kamar tidur agar suhunya nyaman.
- Hindari aktivitas yang merangsang sebelum tidur.
Sebelum mengendarai kendaraan, pastikan detikers berada dalam kondisi sadar penuh. Ada baiknya juga untuk berkendara bersama rekan kerja sehingga siap menjadi cadangan kapanpun detikers merasa lelah dan lemas.
Demikian pembahasan lengkap mengenai microsleep, mulai dari pengertian hingga cara mengatasinya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!
(sto/ahr)