Banjir yang menggenang di Jalan Pantura Kaligawe Semarang-Demak membuat sejumlah motor mogok. Biasayna pengendara mencoba menerjang banjir hingga mesin kemasukan air dan motor mati mendadak.
Banyaknya motor yang mogok membuat bengkel yang ada di kawasan banjir panen pelanggan. Pantauan detikJateng di Jalan Kaligawe Raya, Kecamatan Genuk, tampak sejumlah pengendara tengah menuntun motornya yang mogok saat dipaksa menerjang banjir di depan Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
Ketinggian air yang mencapai 40 sentimeter membuat air masuk ke bagian mesin sehingga motor mati mendadak. Salah satunya motor milik warga asal Kecamatan Ngaliyan, Dafi (30).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya mau kerja ke Semarang, tapi malah mogok di tengah jalan. Ini motornya mogok karena kemasukan air," kata Dafi kepada detikJateng saat ditemui di lokasi, Senin (3/2/2025).
![]() |
Ia mengatakan, sudah beberapa hari itu motornya dipaksa menerjang banjir di Pantura. Kondisi itu tak hanya menimpanya, banyak juga pengendara yang tengah memperbaiki motor di bengkel yang sama dengannya.
"Pemerintah seharusnya mempunyai solusi yang konkret, tak hanya melakukan penanganan saat sudah terjadi banjir. Motor jadi sering rusak gara-gara banjir. Ini saya karburatornya kena, habis Rp 100 ribu," ujarnya.
Hal yang sama menimpa salah satu warga Demak yang tengah melintas, Yusuf (47). Motornya itu juga tak jarang dipaksa menerjang banjir di depan RSI Sultan Agung.
"Kalau seperti ini sudah nggak bisa kerja. Malah keluar uang untuk servis karena mogok," keluh Yusuf.
Ia mengaku jalan alternatif lain untuk menuju ke tempat kerjanya pun dilanda banjir, sehingga lewat jalan manapun motornya akan tetap terkena banjir. Oleh karenanya, ia berharap pemerintah bisa segera menangani banjir yang jadi masalah tahunan di Kota Semarang ini.
"Sampai sekarang banjirnya belum surut. Mau gimana lagi, jalan alternatif lain juga banjir," jelasnya.
Pantauan detikJateng, di salah satu bengkel di sekitar Kampoeng Semarang, tampak pemilik bengkel tengah memperbaiki motor-motor milik pengendara yang mogok saat melintas di Jalan Kaligawe Raya.
"Ini lampunya kemasukan air, korslet, putus. Karena dipaksa menerjang banjir, akhirnya jebol mesinnya," jelas pemilik bengkel, Elisa Maharani (48) kepada detikJateng.
Ia mengaku sudah beberapa hari terakhir ada peningkatan jumlah pelanggan di bengkelnya. Sebagian besar dari mereka mengeluhkan motor yang mogok lantaran melintasi banjir yang cukup dalam di Jalan Pantura.
"Dari kemarin sore, terus malam, sampe tadi pagi juga ramai yang mogok. Biasanya kalau sehari ada 10 motor yang servis, kalau imbas banjir ada sampai 20-an lebih," ungkapnya.
"Keluhannya macet, mogok, motornya mati kemasukan air. Itu karena ruang bakarnya kemasukan air, ya dibuat menerjang banjir soalnya," imbuh Elisa.
Lonjakan pelanggan hingga dua kali lipat di tempatnya itu, kata Elisa, didominasi pengendara yang melintas. Bengkel bernama 'Pancuran Tiga' itu menjadi salah satu bengkel terdekat dari kawasan banjir di Jalan Kaligawe Semarang-Demak.
"Saya sudah buka bengkel sekitar 4 tahun, tiap banjir selalu begini. Kalau motornya cuma mati, bisa dihidupkan, servis aja harganya paling Rp 30-35 ribu," tuturnya.
"Kecuali kalau ganti barang, harganya tergantung barangnya dan seberapa parah mogoknya. Kalau sampai air masuk motor kan berarti parah.
Adapun, bengkel miliknya itu buka mulai pukul 07.00-21.00 WIB. Namun, karena ia tinggal di bengkel, jika ada pengendara yang melintas dan mogok sebelum bengkel buka, akan tetap ia layani.
(apl/ams)