Ini Alasan Banjir di Sejumlah Desa di Demak Tak Kunjung Surut

Ini Alasan Banjir di Sejumlah Desa di Demak Tak Kunjung Surut

Mochamad Saifudin - detikJateng
Sabtu, 01 Feb 2025 21:00 WIB
Banjir di Dukuh Lengkong, Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Demak, Sabtu (1/2/2025).
Banjir di Dukuh Lengkong, Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Demak, Sabtu (1/2/2025). Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng
Demak -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak mencatat sebanyak belasan ribu jiwa terdampak banjir akibat curah hujan yang tinggi sekitar tiga hari yang lalu. Selain itu adanya rob dan saluran drainase yang buruk membuat banjir tak kunjung surut.

Kepala Pelaksana BPBD Demak, Haris Wahyudi Ridwan, mengatakan sebanyak 7 desa dari dua kecamatan terdampak banjir. Desa yang dimaksud ialah Desa Batu, Wonoagung, Rejosari, Wonokerto, Wonowoso (Kecamatan Karangtengah) dan Desa Sayung, Kalisari (Kecamatan Sayung).

"Dampaknya (banjir), 4.919 KK, 12.870 jiwa, 7 perkantoran, 12 sekolah, kurang lebih 350 hektare pertanian, 30 tempat ibadah, 2 pasar tradisional, satu fasilitas kesehatan," kata Haris dalam laporan resminya yang update per pukul 17.00 WIB, Sabtu (1/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan banjir dipicu hujan deras yang terjadi beberapa waktu lalu. Selain itu, buruknya drainase juga dinilai jadi penyebab banjir.

"Kronologi, intensitas hujan deras yang tinggi dan saluran drainase yang buruk mengakibatkan terjadinya genangan di wilayah Kecamatan Sayung dan Karang Tengah, Kabupaten Demak," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Ia menuturkan 7 desa di dua kecamatan tersebut kini masing tergenang air. Kedalaman air antara 20 hingga 40 sentimeter.

"Kondisi terkini; 7 Desa 2 Kecamatan masih tergenang, terjadi genangan setinggi antara 20 sampai 40 cm di jalan raya dan permukiman warga," terangnya.

Selain itu, lanjutnya, naiknya rob membuat debit air semakin tinggi. Karena itu, genangan air juga sulit mengalir ke hilir.

"Naiknya rob membuat debit air semakin tinggi yang mengakibatkan genangan air susah mengalir ke hilir," terangnya.

"Penyempitan alur saluran di Desa Banjarsari yang mengakibatkan aliran air tidak bisa mengalir dengan lancar sehingga air meluap ke Jalan Raya," sambungnya.

Ia menambahkan, terjadinya banjir di Demak membutuhkan sejumlah alat dan penanganan. Seperti pompa air, normalisasi sungai, dan sebagainya.

"Kebutuhan mendesak; pompa air, pembuatan sabuk sesa agar air tidak kembali, normalisasi aliran sungai, pemasangan dan rehabilitasi pintu air," tutupnya.

Ada di Cekungan

Kepala Desa Kalisari, Sugijono, mengatakan, desanya kebanjiran karena termasuk wilayah hilir. Dia bilang saat ini debit Sungai Dombo juga lebih tinggi, sehingga air sisa hujan tidak bisa masuk ke sungai.

"Hujan dari Ungaran, Rowosari, Batursari, Jamus, Penggaron, Sembungharjo, Kudu, Jetaksari, Wringinjajar, itu airnya masuk ke Kalisari. Sementara Kalisari mau membuang air itu ke sungai, debitnya Sungai Dombo Sayung lebih tinggi, sehingga kesulitan untuk membuang," ujarnya saat ditemui di kantornya.

Menurut Sugijono, pemerintah desa telah melakukan upaya penanganan dengan memompa air dan menormalisasi Sungai Wedus, Penceng, dan Sungai Krajan Tengah.

"Pemerintah Desa sudah berupaya mengantisipasi bahkan sebelum banjir, sudah berupaya mengantisipasi untuk normalisasi sungai. Ada sungai tiga yang sudah dinormalisasi, juga disiapkan dua pompa," terangnya.

Dia bilang pompa air itu sudah dioperasikan sejak sekitar dua minggu lalu.

"Namun dengan besarnya air belum imbang, sehingga menyebabkan banjir di Kalisari yang sampai lama. Penyebabnya itu tadi," kata Sugijono.

"Normalisasi sebelumnya di sungai Wedus itu sepanjang 1.600 meter, Sungai Penceng 700 meter sudah saya siapkan, Krajan Tengah itu kira-kira 1.200 meter sudah saya siapkan. Bahkan untuk membersihkan eceng gondok juga sudah dikerjakan oleh Pemerintah Desa," sambungnya.

Bupati Demak Ajak Para Kades Cari Solusi

Terpisah, Bupati Demak, Eisti'anah mengatakan pihaknya tengah mencari solusi untuk mengatasi masalah banjir yang terjadi di wilayahnya. Hal itu ia sampaikan usai kunjungannya di Balai Desa Kalisari, Kecamatan Sayung, hari ini.

"Kami hadir membawa bantuan sembako pada warga Kalisari dan sekitarnya, dan tentunya pada kesempatan kali ini kita tidak hanya memberikan sembako saja, akan tetapi dengan beberapa kepala desa terkhusus kepala desa Kalisari di mana kita sudah membahas untuk mencarikan solusi kedepannya dan harus segera agar kejadian ini (banjir) tidak terulang lagi," kata Eisti'anah kepada wartawan di lokasi, Sabtu (1/2/2025).

"Kemarin sebenarnya dari Pemkab, dari tim kami Dinputaru, BPPD dan desa sudah rakor menyelesaikan permasalahan ini, dan tentunya kami tadi diskusikan dengan Pak Camat di kecamatan Sayung ini kan dibagi ada sisi selatan dan sisi utara. Sisi utara ini memang dampaknya rob, sisi selatan ini genangan-genangan. Dan ini tadi kalau ada master plan silakan diajukan dan tentunya kita bahas bersama antara beberapa kepala desa dengan Dinputaru kami bidang SDA," sambungnya.

Ia berharap penanganan tersebut menyelesaikan persoalan bersama dan tidak berdampak pada desa yang lain. Seperti halnya Desa Kalisari dan Sayung yang secara geografis mendapatkan kiriman air dari wilayah atasnya.

"Saya tidak berkeinginan nanti diselesaikan satu titik tapi berakibat ke desa lain sehingga harus dicarikan solusi sehingga satu desa dan beberapa desa lain ini tidak ego satu desa dengan yang lain," terangnya.

"Sehingga nanti kalau ada hujan kemudiaan permasalahan-permasalahan lain semua daerah bisa kering semuanya. Tadi kami instruksikan, monggo dicarikan solusi bersama-sama tetapi tidak menyisihkan masalah di satu sisi yang lain," imbuhnya.




(afn/afn)


Hide Ads