Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB bersama Badan Meteorologi dan Geofisika melakukan modifikasi cuaca di Jateng selama tiga hari. Modifikasi cuaca dilakukan dengan memindahkan awan hujan di atas laut.
Kepala BPBD Provinsi Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, mengaku telah meminta BNPB melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC).
OMC yang juga dilaksanakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) itu akan dilaksanakan selama tiga hari, sejak Rabu (29/1) kemarin, dengan pesawat Cessna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah mulai dari Rabu (29/1) kemarin, rencana tiga hari berakhir Jumat (31/1) besok. Operasi ini dilakukan di laut Jawa, tidak ada kendala," jelas Bergas saat dihubungi detikJateng, Kamis (30/1/2025).
Dia menyebut terjadi pertumbuhan awan hujan yang luar biasa di Jawa Tengah. Modifikasi cuaca dilakukan agar hujan turun di atas Laut Jawa sehingga meminimalisir risiko banjir.
"Kemarin ada dua penerbangan, tumbuhnya awan luar biasa, memang ada sampai Kudus, minimal kami bisa mengerem, ada dampak di Kota Semarang tidak banjir," imbuhnya.
Dia menyebut cuaca ekstrem yang terjadi sejak kemarin berdampak terhadap sembilan daerah di Jawa Tengah. Bahkan dilaporkan ada satu warga yang tewas akibat dampak cuaca ekstrem ini.
Cuaca ekstrem terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah (Jateng). Akibatnya, terjadi bencana mulai dari angin kencang, banjir, hingga tanah longsor.
Bergas mengatakan cuaca esktrem sejak Rabu (29/1) kemarin telah membuat kejadian bencana melanda beberapa daerah.
"Ada cuaca ekstrem di Kota Semarang, Kendal, Demak, Kudus, Grobogan, Kabupaten Semarang. Tanah longsor di Kabupaten Pekalongan, Banjarnegara, Kudus, Jepara. Banjir di Kudus, Grobogan, Jepara," kata Bergas.
Berdasarkan laporan BPBD sejak Rabu pukul 19.00 WIB hingga pagi tadi pukul 07.00 WIB, terdapat 21 kejadian dan 1 bencana yang tersebar di 9 kabupaten/kota.
"Satu korban meninggal dunia akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Kendal, 1 orang luka di Demak, 2 orang luka di Jepara, 2 orang luka di Kudus," paparnya.
Akibat bencana tersebut, lanjut Bergas, terdapat tiga orang pendaki di Gunung Muria yang sempat terkena longsor hingga mengakibatkan satu korban masih dalam pencarian.
"Yang parah itu pendaki di Jepara. Sifatnya bukan bencana. Lagi naik gunung, karena hujan lebat satu masih dalam pencarian, dua sudah ketemu, di Gunung Muria. Dilaporkan menghilang sejak kemarin," pungkas dia.
(ahr/ams)