Tanah longsor melanda Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Senin (20/1) petang. Bencana ini memakan korban jiwa sebanyak 25 orang.
Diketahui longsor itu terjadi di Desa Kasimpar pada Senin (20/1) petang. Ada tiga bangunan yang tertimpa longsor, terdiri dari dua rumah dan satu kafe.
Penyebab banyaknya korban adalah karena saat itu sedang terdapat acara di kafe tersebut. Kafe itu juga dijadikan tempat berteduh. Selain itu, salah satu rumah yang merupakan rumah Sekdes Kasimpar juga dijadikan tempat berteduh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga berteduh di area tersebut karena saat itu sedang terjadi hujan lebat. Tak hanya hujan, ada juga sebuah jalan yang telah mengalami longsor.
"Jadi pada malam itu sejak sore terjadi hujan lebat. Aktivitas di Kafe Allo, banyak, seperti banyak yang tersebar di TikTok itu, satu jam sebelum longsor, itu situasi hujan, sehingga masyarakat yang melintasi sini, mendapatkan informasi di atas terjadi hujan dan longsor, banyak yang berteduh. Di Kafe Allo itu ada acara juga kegiatan keluarga dan juga warga berteduh menunggu hujan reda. Di kafe ada 25-30 orang," ujar Dandim 0710/Pekalongan Letkol Inf Rizky Aditya kepada detikJateng di lokasi longsor Petungkriyono, Kamis (23/1/2025).
"Titik pertama itu di rumah Pak Carik (Sekdes), pada berteduh. Kalau rumah penduduk dua, rumah pendeta dan Pak Carik. Rumah pendeta kosong. Rumah Pak Carik ini kebetulan banyak orang, perkiraan saksi mata ada 20 orang," jelas Rizky.
Warga Petungkriyono yang juga relawan SAR dan Banser, Daryono menyebut bahwa jarak rumah Sekdes dan Kafe Allo berjarak sekitar 500 meter. Dia menjelaskan meski jarak kafe dengan tebing cukup jauh, Kafe Allo justru terdampak longsor berupa batuan besar.
"Lokasi Kafe dengan rumah Pak Sekdes tidak begitu jauh, sekitar 500 meter. Yang justru dekat dengan tebing itu lokasi kafenya," kata Daryono.
"Tebing longsor, banyak batu-batu yang besar-besar longsor mengenai kafe. Material longsor juga menutup aliran sungai kecil, hingga meluap ke bawah," ungkapnya.
Warga juga sempat mendengar dentuman keras saat longsor terjadi. Suara itu diduga dari reruntuhan besar yang terbawa longsor.
"Jadi ada dua titik longsoran yakni di rumahnya Pak Sekdes dan di kafe itu. Jaraknya tidak terlalu jauh. Bahkan, warga sempat mendengar suara dentuman keras, itu bisa jadi reruntuhan batu. Batunya besar-besar," tuturnya.
Salah satu titik pencarian di area persawahan di sekitar rumah Sekretaris Desa Kasimpar. Lokasi pencarian korban ini sebenarnya merupakan area persawahan. Namun kini banyak ditemukan puing-puing material bangunan rumah.
Tampak ada satu mobil dan sekitar enam kendaraan sepeda motor yang ditemukan di lokasi. Diduga kendaraan itu tersapu aliran longsor sekitar 200 meter jaraknya.
Total korban meninggal yang sudah dievakuasi sebanyak 25 orang, Jumat (24/1).
"Hingga kini total 25 korban sudah ditemukan meninggal dunia," kata Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono.
Namun demikian, pihaknya bersama tim gabungan lainnya pada Minggu (26/1) sejak pagi telah melakukan upaya penyisiran di lokasi korban terakhir kali dilihat yakni di Jembatan Sipingit, hingga sampai ke hilir hingga wilayah Kecamatan Doro.
"Jadi, kejadian di titik saudara Teguh hilang di tempat lain. Nanti kita rapatkan dulu sama tim SAR dan Basarnas, SOP-nya" kata Rizky.
"Yang jelas, untuk SOP di sini sudah terpenuhi 25 orang. Tetap akan kita laksanakan susur sungai," jelasnya.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak keluarga Teguh.
Simak Video "Video Longsor di Pekalongan Sebabkan 17 Orang Tewas"
[Gambas:Video 20detik]
(rih/rih)

Koleksi Pilihan
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjateng