Alat Berat Dikerahkan Buka Akses Jalan Dusun Terisolir Longsor Petungkriyono

Alat Berat Dikerahkan Buka Akses Jalan Dusun Terisolir Longsor Petungkriyono

Robby Bernardi - detikJateng
Minggu, 26 Jan 2025 14:57 WIB
Tim gabungan berupaya membuka akses jalan yang tertutup material longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Minggu (26/1/2025).
Tim gabungan berupaya membuka akses jalan yang tertutup material longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Minggu (26/1/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Pekalongan -

Bencana tanah longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, berdampak sejumlah titik ruas jalan terputus. Hingga Minggu (26/1), tim gabungan masih berupaya melakukan upaya pencarian koran dan membuka akses jalan yang tertutup material longsor.

Ada tujuh dusun di tiga desa yang terdampak jalan putus yang membuat warga harus memutar jalan kaki berjam-jam untuk sampai ke pusat Kecamatan Petungkriyono.

Dusun tersebut yakni Dusun Sawangan Ronggo, Dusun Karanggondang, Dusun Sipetung, Dusun Totogan, di Desa Telogopakis. Kemudian Dusun Songodadi di Desa Wanadadi dan Dusun Dranan serta Dusun Gering, di Desa Yosorejo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah pada hari ini selain kita melaksanakan kegiatan evakuasi yang terus berlangsung, kita juga melakukan upaya untuk membuka akses desa-desa yang terisolir," ungkap Kapolres Pekalongan AKBP Doni Prakoso kepada detikJateng di lokasi longsor, Minggu (26/1/2025).

Sudah beberapa hari ini, menurut Doni, telah menurunkan alat berat untuk menyingkirkan material longsor, baik tanah maupun bebatuan yang menutup jalan.

ADVERTISEMENT

"Alat berat kita turunkan, untuk membuka wilayah seperti Dranan, Sipetung, Karanggondang, Sawangan, dan Notogan, mudah-mudahan hari ini bisa dibuka akses penuh bisa dilintasi masyarakat," lanjutnya.

Tim gabungan berupaya membuka akses jalan yang tertutup material longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Minggu (26/1/2025).Tim gabungan berupaya membuka akses jalan yang tertutup material longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Minggu (26/1/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Pembersihan ini, dijelaskan Doni, selain untuk membuka akses jalan pada masyarakat juga mempermudah petugas dalam memberikan bantuan logistik pada warga yang sebelumnya terisolir. Petugas pun sebagian melakukan patroli ke dusun-dusun yang terisolir dengan jalan kaki.

"Membuka akses jalan yang tertimbun material longsor ini, mudah-mudahan cuaca mendukung, hari ini selesai," katanya.

Jalan Kaki 4-5 Jam ke Kecamatan

Salah satu warga Dusun Karanggondang, Desa Telogopakis, Nuriyah (47), menyebut dirinya bersama warga lainnya terpaksa berjalan kaki 4 hingga 5 jam akibat terisolir untuk menuju pusat Kecamatan Petungkriyono. Hal itu karena akses jalan tertutup longsor.

Rombongan dari Dusun Karanggondang ini ke Kecamatan Petungkriyono untuk mengambil sembako dan melaporkan kondisi terkini yang ada di dusunnya. Kondisi jalan yang dilalui pun cukup berbahaya, apalagi jika hujan, dengan menyusur tebing-tebing karena tidak ada cara lainnya.

"Jalan tebing-tebing, itu bukan jalan. Saya dari Karanggondang, ke sini jalan kaki sekitar 4-5 jam. Kita pelan-pelan jalan licin," kata Nuriyah saat ditemui di Kecamatan Petungkriyono.

Dirinya bersama warga lainnya mendatangi posko untuk mengambil bantuan sembako yang mulai menipis di rumahnya.

"Kondisi dusun saya di tengah-tengah. Kalau ke Dusun Sawangan, ada jembatan putus, ke Notogan juga jalan longsor," ungkap Nuriyah.

Menurutnya jika kondisi tidak terkena longsor, perjalanan dari rumah ke kantor kecamatan bisa menggunakan motor dengan waktu tempuh 20 hingga 30 menit.

"Biasanya sih kalau naik motor nggak ada setengah jam, ya 20-30 menitan," tuturnya.

Selama perjalanan jalan kaki hingga 5 jam tersebut, dalam perjalanan dirinya tidak pernah membayangkan jika anaknya nanti melahirkan harus melintas jalanan terjal. Anaknya yakni Ruswanti (23) saat ini tengah hamil anak kedua. Usia kehamilan 8 bulan.

"Tadi di jalan saya berpikir, bagaimana jika usia kehamilan anak saya sudah 9 bulan, tapi harus melewati semua ini. Alhamdulillah, di jalan tadi saya lihat banyak pak polisi dan tentara membuka jalan, semoga bisa dilalui motor," ungkapnya.

Seharusnya Jumat (24/1 kemarin anaknya melakukan pemeriksaan di puskesmas. Namun batal karena longsor.

"Kasihan anak saya. Belum sempat di USG. Seharusnya kontrol dan USG Jumat kemarin, tapi Senin ada longsoran," ucapnya.

Bencana tanah longsor tidak berdampak pada rumahnya. Namun, akses jalan terputus.

"Rumah alhamdulillah aman. Di rumah ada enam orang, dua KK, termasuk anak saya yang hamil itu," katanya.

Ia berharap agar petugas gabungan bisa secepatnya membuka akses jalan ke dusunnya.

"Mau apa-apa susah kalau jalannya seperti ini. Ya saya menginginkan jalannya agar bisa dilalui motor. Kasihan anak saya yang hamil nantinya seperti apa harus melewati jalan kayak saya tadi," pungkasnya.




(rih/ahr)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjateng


Hide Ads