Bencana longsor yang terjadi di Kecamatan Petungkriyono, Pekalongan, menyisakan banyak cerita duka. Salah satunya adalah adanya pasangan calon pengantin yang menjadi korban tewas dalam bencana itu.
Pasangan tersebut adalah Rahmono (24) warga Telogohendro dan calon istrinya, A (17) warga Kecamatan Petungkriyono. Keduanya ikut tertelan longsor saat sedang berteduh di sekitar lokasi bencana.
Jasad Rahmono ditemukan dalam kondisi tewas pada Selasa (21/01). Sehari berikutnya, jasad A ditemukan dalam kondisi yang sama. Lokasi penemuan dua jasad itu berada di titik yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu bibi dari A, Kuatin membenarkan bahwa keponakannya menjadi salah satu korban dalam tragedi itu.
"A keponakan saya, yang ditemukan meninggal. Itu pulang sidang menikah terus lagi berteduh di Kasimpar," kata dia saat ditemui.
Dia menuturkan bahwa A bersama calon suaminya saat itu sedang dalam perjalanan pulang dari Pekalongan. Setiba di Kasimpar, mereka terjebak hujan deras dan mencari tempat berteduh. Nahas, pasangan itu justru terkena longsor.
Salah satu sahabat Rahmono, Daryono (37) mengatakan hal yang sama. Dia bersama Rahmono sama-sama aktif di Organisasi Barisan Serbaguna (Banser).
"Almarhum (Rahmono) merupakan anggota Banser, seperti saya. Sebelum kejadian, ia bersama calonnya, almarhumah A, sidang di Pengadilan Agama (Pekalongan), karena usia A," kata Daryono.
Menurutnya, karena usia calon istri masih 17 tahun, keduanya harus mengajukan dispensasi nikah ke Pengadilan Agama Pekalongan, untuk dibawa ke Kantor Urusan Agama (KUA).
"Yang saya tahu, rencana Februari menikah, makanya mengurus sidang dispensasi itu," katanya.
Saat perjalanan pulang ke Petungkriyono, pada Senin Sore (20/01), menurut Daryono, terjadi hujan deras dan salah satu jalan yang akan dilalui mereka, tertutup material longsor.
"Karena hujan dan jalan tertutup akibat longsor inilah diputuskan untuk mencari tempat untuk berteduh. Tidak tahunya, keduanya juga kena longsor," katanya.
Rahmono sendiri dikenal sebagai Kader Banser Petungkriyono. Ia selalu tanggap dan aktif dalam organisasi, lebih-lebih kegiatan sosial dan kemanusian.
"Almarhum, sangat aktif. Jiwa sosialnya tinggi, apalagi untuk kegiatan kemanusiaan, kapan pun, siap turun," katanya.
(ahr/ahr)