Ada cerita perjuangan ibu hamil melahirkan di tengah bencana longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Seorang ibu hamil bahkan disebut sempat berjalan kaki dan ditandu dengan menempuh perjalanan sekitar tiga jam ke puskesmas.
Momen itu sempat viral di media sosial. Dalam sebuah video, dinarasikan seorang ibu hamil dan beberapa warga terpaksa berjalan kaki untuk menuju puskesmas karena akses jalan tertutup longsor.
Saat dimintai konfirmasi, dokter fungsional di Puskesmas Petungkriyono, Budi Cahyono, membenarkan adanya ibu hamil yang terpaksa berjalan kaki tiga jam untuk melahirkan di Puskesmas Petungkriyono, sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit Kajen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk ibu (hamil) viral itu dari daerah Granang (Desa Yosorejo), (saat itu) belum ada akses jalan. Jalan masih tertutup longsor. Itu perjalanan (jalan kaki) sekitar tiga jam sampai Puskesmas," kata Budi saat ditemui detikJateng, Jumat (24/1/2025).
Namun, dijelaskan Budi, ibu hamil itu tidak sepenuhnya jalan kaki. Ibu itu akhirnya dibantu warga dengan tandu.
"Karena kecapekan dan lain-lain, saat itu, kita rujuk ke rumah sakit Kajen. Alhamdulillah, melahirkan kondisi sehat," ungkapnya.
Selain itu, Puskesmas Petungkriyono pada Kamis (23/1) malam juga menerima pasien ibu hamil.
"Saat ini, masih ada layanan pasien ibu melahirkan yang juga lokasinya terdampak longsor di Garung, kondisi ibu dan bayi sehat," jelasnya.
![]() |
Ibu hamil itu bernama Anik Komiyah. Ia pun merasa senang dan terharu atas kelahiran anak keduanya dengan lancar, di tengah bencana tanah longsor.
Anik mengungkapkan, sedianya hari perkiraan lahir (HPL) pada 27 Januari. Namun, sejak sore sudah kontraksi hingga akhirnya melahirkan bayi laki-laki sehat.
"Alhamdulillah, lahiran normal, lancar, sehat bayinya laki-laki. Itu anak nomor dua," kata Anik saat ditemui di Puskesmas Petungkriyono.
"Soal nama, belum tahu. Nanti biar suami saja," ungkapnya.
Namun, diakuinya, dirinya sempat takut mengingat akses jalan sempat tertutup longsor.
"Awalnya merasa takut karena nggak ada jalan. Jalan tertutup longsor, takut jalan kaki," ucapnya.
"Dari rumah nggak ada satu jam cuman perjalanan ke sini, sebelumnya tertutup longsor, jadi takut. Ya trauma kalau hujan takut terjadi longsor lagi," pungkas Anik.
(rih/ahr)