D warga Kecamatan Bawang, Banjarnegara, ditemukan tewas bersimbah darah di kebun kopi bersama anaknya, H. Sebelum ditemukan tewas, korban disebut sering curhat masalah keluarga yang tengah dihadapinya.
Paman korban, Ngadiman Edi, mengatakan korban dikenal sebagai sosok yang baik di lingkungannya. Selain bekerja sebagai tukang bangunan, korban juga mengurus air warga.
"Kesehariannya baik setahu saya sama tetangga baik tidak masalah. Jadi selain tukang bangunan juga mengurus air warga. Kan ada program pamsimas nah itu korban yang mengurus," ujar Ngadiman saat ditemui di rumah duka, Jumat (17/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Ngadiman mengaku korban kerap curhat dengan dirinya. Salah satunya adalah terkait masalah keluarga.
"Sama saya sering curhat biasanya masalah keluarga. Tapi kalau masalahnya apa, namanya juga masalah keluarga jadi tidak semua orang tahu," kata dia.
Sementara itu, Kades Masaran, Turoyo, mengatakan jika keseharian korban dikenal baik di lingkungan tempat tinggalnya. Selain aktif mengurus air bersih warga, korban juga menjadi ketua takmir masjid di sekitar rumahnya.
"Korban orangnya baik dengan lingkungan baik. Dia juga yang ngurus air bersih untuk warga dan juga takmir masjid," terangnya.
Selain itu, ia menyebut korban memang sering bersama anak keduanya yang juga ditemukan bersimbah darah di kebun kopi. Salah satunya saat pergi salat di masjid.
"Kalau anaknya yang juga korban memang sering itu ke mana-mana bareng bapaknya. Ke masjid misalnya sering bareng itu," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, mayat D dan H ditemukan di kebun kopi perbatasan antara Desa Masaran dan Desa Serang, Kecamatan Bawang. Lokasinya sekitar 500 meter dari permukiman penduduk.
"Korban adalah bapak dan anak, warga Desa Masaran. Tadi ditemukan di kebun bersimbah darah," kata Kepala Desa (Kades) terpilih Masaran, Dian Eka Winartiningsih.
(apl/ams)