Wilayah Indonesia adalah habitat alami untuk berbagai macam spesies ular, salah satunya adalah ular sanca kembang. Ular dengan nama lain Malayopython reticulatus ini merupakan salah satu jenis ular piton yang bisa tumbuh hingga sangat panjang.
Dalam skripsi Gambaran Diferensial Leukosit pada Ular Sanca Kembang (Malayopython reticulatus) Lokal Sumatera yang disusun oleh Ilham Akbar Hakim, disebutkan jika ular sanca kembang adalah jenis ular yang sering dipelihara masyarakat. Mereka memelihara ular jenis ini karena pola warnanya yang tampak menarik.
Selain itu, ular sanca kembang sering dipelihara sebab kemampuan adaptasinya yang begitu baik dan tidak berbisa. Meskipun tidak berbisa, apakah benar ular sanca kembang sepenuhnya aman dan tidak mematikan bagi manusia? Berikut penjelasan tentang apakah ular sanca kembang mematikan dirangkum dari situs resmi Taman Margasatwa Ragunan Jakarta dan laman resmi Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo, DIY.
Mengenal Ular Sanca Kembang
Ular sanca kembang termasuk hewan karnivora atau pemakan daging. Ketika dewasa, ular ini punya panjang rata-rata sekitar 3-6 meter, bahkan ada yang bisa mencapai panjang 6,95 meter. Dengan ukurannya yang begitu besar, ular ini termasuk sebagai ular dan reptil terpanjang di dunia.
Ular sanca kembang bisa hidup hingga 50 tahun di penangkaran. Habitat mereka di alam liar adalah hutan yang berada di sepanjang sungai dan rawa-rawa. Ular sanca kembang di Indonesia tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Sekali bertelur, ular sanca kembang betina bisa menghasilkan 30-50 butir. Puluhan telur ini dierami di atas tanah selama 2-3 bulan. Saat baru menetas, anak ular ini memiliki panjang sekitar 60-70 cm.
Apakah Ular Sanca Kembang Mematikan?
Ular sanca kembang memang tidak berbisa, namun masih ada potensi bahaya mematikan yang dapat mengancam keselamatan manusia. Tubuhnya yang begitu besar dapat melilit manusia dengan sangat kuat. Hal ini tentu dapat membuat manusia mati lemas jika terlilit.
Selain itu, rahang bawah ular sanca kembang memiliki otot yang bisa membuatnya terbuka sangat lebar, sekitar 10 kali kepala manusia. Meskipun tidak berbisa, gigitan ular sanca bisa berakibat fatal bagi manusia.
Cara Menangani Ular Sanca Kembang
Ular sanca kembang sebenarnya tidak memangsa manusia, namun ular ini dapat bertindak agresif ketika merasa terancam. Ketika bertemu dengan ular sanca kembang, cara penanganan yang paling tepat yaitu cukup dengan menghindar dan tidak mengganggunya. Jika tidak dalam keadaan darurat, tak perlu membunuh ular sanca kembang karena adanya ular ini juga dapat menjaga ekosistem lingkungan.
Untuk masyarakat yang bekerja di habitat ular sanca kembang, ada langkah preventif yang bisa dilakukan untuk menghindari ancaman ular ini. Caranya adalah menggunakan topi dan sepatu bot, serta membawa tongkat.
Demikian penjelasan tentang apakah ular sanca kembang mematikan. Semoga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kewaspadaan kita, lur!
Artikel ini ditulis oleh Ardian Dwi Kurnia peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Video: Nggak Nyangka! Ada Ular-Rusa di Tengah Kawasan SCBD"
(sto/dil)