Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengenyangkan ketidakhadiran kubu Paku Buwono XIV Purbaya dalam pertemuan yang digelar di Jakarta, Sabtu (13/12) kemarin. Ketidakhadiran pihak Paku Buwono XIV Purbaya itu akan menjadi catatan di Kementerian Kebudayaan.
"Kami juga kemarin setelah 40 hari sudah mengundang semua pihak. Tapi sayangnya memang tidak semua hadir. Memang itu hak yang bersangkutan, tapi tentu kita akan sayangkan karena itu menjadi catatan kami juga," katanya ditemui di Keraton Solo, Selasa (16/12/2025).
Menurutnya, kehadiran seluruh keluarga Keraton Solo menjadi penghormatan kepada pemerintah. Ia tidak menutup kemungkinan turun tangan dalam menangani konflik Keraton Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kehadiran itu adalah penghormatan juga kepada kehadiran pemerintah, gitu ya. Jadi, ke depan tentu kita akan mengambil satu langkah-langkah yang dianggap perlu dalam rangka untuk membuat situasi lebih kondusif," bebernya.
Meski begitu, ia tetap berharap keluarga besar Keraton Solo bisa menyelesaikan dualisme kepemimpinan secara kekeluargaan. Ia juga meminta Keraton Solo menciptakan suasana yang kondusif.
"Tentu kita harapkan terlebih dahulu dari pihak keluarga besar Keraton untuk menciptakan kondisi yang kondusif ya. Kita tidak berharap nanti ada tidak hal-hal yang bisa merusak cagar budaya dan membuat situasi kekisruhan yang tidak perlu, ya saya kira kita harus seperti harapan juga dari presiden selama ini menciptakan kesejukan. Apalagi ini kan institusi yang bersejarah, yang menjadi saksi perjalanan budaya dan peradaban di Tanah Jawa dan di Nusantara," ucapnya.
Fadli Zon mengaku akan mengadakan pertemuan selanjutnya untuk mempertemukan dua kubu Keraton Solo. Baik dari Paku Buwono XIV Mangkubumi maupun Paku Buwono XIV Purbaya.
"Mungkin (ada pertemuan selanjutnya?) kan kemarin itu keduanya. Nanti kita lihat, nanti kita lihat, iya," bebernya.
Dirinya juga masih berpegang teguh pada SK Kemendagri yang menunjukkan Mahamenteri Tedjowulan memfasilitasi rembuk bersama keluarga.
"Setelah surud-nya Paku Buwono ke-13, seperti yang saya sampaikan, kondisi keraton tentu pihak keluarga bisa bermusyawarah untuk mufakat, gitu ya, dan kita tentu mengacu kepada aturan-aturan yang ada. Kita tidak berharap ada kejadian seperti di masa lalu," ungkapnya.
"Dan, untuk pengelolaan ini karena ini menyangkut juga cagar budaya, tentu pasti. Negara akan ikut hadir di sini, karena kita mempunyai kewajiban juga. Nah, kita berharap seperti surat yang terdahulu, kita memberikan sesuai dengan dulu SK Mendagri, ya. Kepada Mahamenteri Panembahan Agung Tedjowulan waktu itu untuk memfasilitasi rembuk keluarga," pungkasnya.
Diketahui, pada Senin (15/12), PB XIV Mangkubumi mengungkap isi pertemuan dengan Fadli Zon di Jakarta. Ia menuturkannya dalam pertemuan di Balai Kota Solo.
"Sama, sama dengan yang hari ini, sama, sama. Jadi hanya koordinasi. Lanjutan acara kementerian untuk peresmian panggung Sanggabuwono itu saja dan ada pelestarian Keraton," katanya ditemui di Balai Kota Solo, Senin (15/12).
Pertemuan PB XIV Mangkubumi dengan Fadli Zon itu digelar pada Sabtu (13/12) lalu. Dia menyampaikan Presiden Prabowo memberi perhatian untuk kerajaan nusantara, salah satunya yakni Keraton Solo.
"Memang ada arahan dari Bapak Presiden yang mana ada perhatian juga untuk kerajaan di Kesultanan di Nusantara yang mana kebetulan ini dimulai dari Keraton Surakarta, yang mana nanti setelah dari Keraton Surakarta ini berlanjut revitalisasi dan lain sebagainya untuk revitalisasi yang ada di dalam, lanjut ke kerajaan-kerajaan dan sebagainya," ungkapnya.
(apu/apu)











































