Staf Dinas Lupa Daftar Popda Jateng Bikin Puluhan Atlet Wonogiri Gigit Jari

Terpopuler Sepekan

Staf Dinas Lupa Daftar Popda Jateng Bikin Puluhan Atlet Wonogiri Gigit Jari

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 10 Nov 2024 12:43 WIB
Kantor Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri. Foto diunggah Rabu (6/11/2024).
Kantor Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri. Foto diunggah Rabu (6/11/2024). Foto: dok. detikJateng
Solo -

Asa para atlet Wonogiri meraih prestasi dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) SD/SMP Jawa Tengah (Jateng) sirna. Pasalnya, mereka tidak didaftarkan staf Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar).

Diketahui, Popda Jateng berlangsung di Semarang pada 4-7 November 2024. Wonogiri mengirim 6 cabang olahraga, namun statusnya hanya penggembira alias tidak bisa memeroleh medali.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo tak bisa menyembunyikan kegeramannya. Apalagi setelah mendengar penyebab para atlet gagal berlaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengakuan lupa (telat mendaftarkan atlet). Saya tidak bisa menerima alasan itu. Berarti ada fungsi kontrol yang tidak berjalan baik," kata dia, Rabu (6/11).

"Kronologisnya sejak September (persiapan Popda), diikuti terus. Kan lucu ini, technical meeting sudah, kebangetan ini. Ada laporan saya dari awal nggak mungkin seperti itu. Bagi saya pukulan memalukan buat Pemkab," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Bupati yang akrab disapa Jekek tersebut mengungkapkan sudah meminta klarifikasi dari Disporapar kenapa terjadi kelalaian dalam pendaftaran atlet Wonogiri ke Popda.

"Sudah undang (Disporapar) untuk paparan. Sempat bersikap marah (Jekek). Ini kerja yang memalukan," ungkap dia.

Keenam cabor yang tetap berangkat adalah atletik, bulutangkis, karate, panahan, renang, pencak silat, taekwondo dan wushu. Sedangkan 2 cabor yang memutuskan tidak ikut jadi penggembira dalam Popda adalah bulutangkis dan taekwondo.

Jekek sempat menanyakan status keenam cabor yang berangkat. Hasilnya, ia menerima informasi mereka tidak bisa meraih juara.

"Para atlet hanya bisa melalukan pertandingan kualifikasi dan tidak bisa ikut pertandingan eliminasi. Pertandingan kualifikasi itu berarti hanya sampai pada tahap penyisihan," ungkap Jekek.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek.Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek. Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Kadisporapar Minta Maaf

Kepala Disporapar Wonogiri, Haryanto, akhirnya buka suara. Ia menyampaikan permintaan maaf. Selain itu, ia menegaskan untuk penjelasan disampaikan secara satu pintu lewat Bupati Jekek.

"Kami menyampaikan permohonan maaf. Untuk informasi satu pintu Pak Bupati nggih," kata Kepala Disporapar Wonogiri, Haryanto, saat dihubungi detikJateng, Kamis (7/11).

Selain itu berdasarkan pantauan detikJateng, Instagram resmi Disporapar, @disporaparwonogiri, menutup kolom komentarnya.

Penutupan kolom komentar menjadi sorotan netizen. Akun Instagram @wonogirikita turut menyoroti ditutupnya kolom komentar akun Disporapar Wonogiri.

"Akun Instagram Disporapar Wonogiri Tutup Kolom Komen Setelah Dirujak Netizen," tulis akun tersebut.

Para atlet Taekwondo asal Wonogiri yang gagal mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) SD/SMP tingkat Provinsi Jawa Tengah 2024.Para atlet Taekwondo asal Wonogiri yang gagal mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) SD/SMP tingkat Provinsi Jawa Tengah 2024. Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Ancaman Sanksi Berat

Jekek melanjutkan operator Disporapar beserta ancamannya akan mendapatkan sanksi berat.

"Pasti kita beri sanksi, kepenaken (kalau tidak disanksi). Berat nanti (kategori sanksinya), ini sudah kita identifikasi," kata Jekek kepada wartawan, Jumat (8/11/2024).

Joko menuturkan, sanksi itu tidak hanya akan diberikan kepada petugas operator Disporapar saja. Para pegawai yang jabatannya lebih tinggi di atasnya juga akan mendapat sanksi.

"Ini kan identifikasi. Maka dari operator di atasnya siapa kan harus begitu. OPD (Organisasi Perangkat Daerah) teknis kan harus ada fungsi kontrol, tidak bisa dong hanya satu pihak," ujarnya.

Ia mengaku heran kenapa bisa ada pegawai yang lalai. Padahal waktu pendaftaran Popda cukup panjang.

"Saya juga agak heran, wong itu September sudah diundang, sudah rapat, kok iso luput (bisa salah). Gur (cuma) lupa thok (saja), sudah kayak tidak punya beban gitu lho," ungkapnya.

Joko mengatakan, operator tersebut usianya belum terlalu tua. Secara kualifikasi, menurutnya, operator itu terbilang mumpuni.

"Kalau kualifikasi oke. Saya meyakini tidak ada aspek kesengajaan. Apa motifnya? Dendamnya kepada siapa, masalahnya apa, kalau ada tekanan dari mana?," tandasnya.

Joko menambahkan, Pemkab Wonogiri akan mengundang semua pihak yang berkaitan dengan permasalahan ini. Pihaknya akan mengundang para atlet, orang tua dan pengurus cabor.

"Pemerintah daerah akan menyampaikan permohonan maaf secara resmi. Sekaligus kami akan mengambil langkah-langkah untuk menjaga semangat dari para atlet. Pekan depan lah mungkin," pungkasnya.




(apu/apu)


Hide Ads