Dikutip dari National History Museum, salah satu spesies piton, yaitu sanca kembang (Malayopython reticulatus) adalah ular terpanjang di dunia, dengan panjang normal lebih dari 6,25 meter. Ular ini dapat ditemukan di Asia Tenggara, biasanya di hutan hujan, padang rumput, dan kawasan hutan.
Rekor terpanjang yang pernah tercatat mencapai 10 meter, yang diukur pada tahun 1912. Meskipun ukurannya hanya 60 sentimeter saat menetas, ular ini tumbuh sangat besar seiring waktu. Salah satu sanca kembang terbesar yang pernah ditangkap adalah Medusa, seekor betina di Amerika Serikat dan memiliki panjang 7,67 meter serta berat 158,8 kilogram.
Berapa Lama Ular Piton akan Makan Lagi Setelah Mencerna Mangsa?
Dirangkum dari laman ScienceNews dan WebMD, waktu yang dibutuhkan sebelum mereka dapat kembali berburu tergantung pada ukuran mangsa yang dimakan. Ular piton dapat pergi berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan tanpa makan setelah menyantap mangsa yang besar.
Setelah ular piton menelan mangsa, mereka tidak perlu khawatir tentang waktu makan berikutnya dalam waktu dekat. Mereka memiliki adaptasi fisiologis yang memungkinkan mereka untuk menyimpan energi selama periode pencernaan. Jika ular piton mengonsumsi makanan yang sama dengan berat tubuhnya, mereka dapat mengalami peningkatan metabolisme hingga 44 kali lipat dari tingkat normal. Ini menunjukkan bahwa mereka dapat mengandalkan cadangan energi dalam tubuh mereka saat pencernaan berlangsung.
Pada umumnya, waktu yang dibutuhkan untuk mencerna mangsa bisa bervariasi antara beberapa hari hingga beberapa minggu. Ini sangat tergantung pada ukuran mangsa yang dimakan. Makanan yang lebih besar akan memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna, sedangkan mangsa yang lebih kecil bisa dicerna lebih cepat. Setelah pencernaan selesai, ular piton akan kembali mencari makanan ketika kebutuhan energinya meningkat.
Oleh karena itu, setelah ular piton menghabiskan waktu untuk mencerna makanan besar, mereka mungkin tidak perlu makan lagi hingga beberapa waktu setelahnya. Proses ini memungkinkan mereka untuk bertahan hidup meskipun tidak ada makanan yang tersedia dalam jangka waktu yang lama.
Bagaimana Proses Pencernaan Piton?
Lantas, seperti apa proses pencernaan piton yang memungkinkan mereka makan mangsa besar dan tidak makan lagi selama berminggu-minggu? Dikutip dari laman Murray State University dan Science ABC, panjang dan rumitnya proses pencernaan ular piton menjadi salah satu faktor yang menentukan kapan mereka akan kembali makan.
Setelah menangkap mangsa, ular piton menggunakan rahang yang dapat bergerak secara terpisah untuk menelan makanan utuh-utuh. Proses ini dimulai dengan menangkap dan menahan mangsa menggunakan gigi taring mereka. Setelah masuk ke mulut, makanan bergerak melalui kerongkongan yang panjang dan berlipat sehingga terjadilah proses menelan.
Setelah makanan ditelan, metabolisme ular piton meningkat pesat, bahkan hingga dua atau tiga kali lipat. Proses pencernaan berlangsung dalam beberapa tahap. Di dalam perut, asam lambung yang kuat dan enzim pencernaan mulai bekerja untuk memecah daging, kulit, dan tulang mangsa. pH lambung bisa turun hingga 1,5, menjadikannya sangat asam, sehingga mempercepat proses pencernaan.
Seiring berjalannya waktu, sistem pencernaan ular terus bekerja keras untuk memecah makanan menjadi nutrisi yang dapat diserap. Selama proses ini, ular piton mengeluarkan energi yang cukup besar. Sekitar 37% dari energi yang dihasilkan dari makanan digunakan untuk proses pencernaan itu sendiri. Pada saat pencernaan selesai, ular piton akan mengeluarkan sisa-sisa yang tidak dapat dicerna melalui proses buang air besar.
Karena proses pencernaan yang memakan waktu ini, ular piton tidak akan merasa lapar segera setelahnya. Dengan kemampuan untuk menyimpan energi dan memperlambat metabolisme, ular piton mampu bertahan hidup tanpa makanan untuk waktu yang cukup lama setelah mencerna mangsa.
Demikian penjelasan lengkap mengenai waktu pencernaan ular piton serta cara kerjanya. Semoga bermanfaat, detikers!
(sto/afn)