Piton merupakan salah satu jenis ular yang banyak ditemukan di berbagai negara, utamanya dengan iklim tropis dan subtropis. Sama seperti umumnya ular lain, piton berkembang biak dengan cara bertelur. Begini proses perkawinannya.
Berdasar penjelasan dari laman Live Science, sesuai namanya, ular tidak berbisa ini masuk keluarga (family) Pythonidae atau genus Python. Lebih lanjut, dari data yang disediakan situs The Reptile Database, total 44 spesies piton telah ditemukan hingga sekarang.
Telah disebut sekilas sebelumnya bahwa piton ditemukan di berbagai negara, tentunya Indonesia termasuk. Di negara kita tercinta, terdapat banyak tipe piton yang bisa dijumpai. Sebut saja sanca batik (Python reticulatus), Sanca darah (Python brongersmai), dan Sanca bulan (Simalia boeleni).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai seorang warga negara yang bangga akan kekayaan alam Indonesia, tak ada salahnya bagi detikers untuk mempelajari bagaimana cara ular satu ini berkembang biak. Tenang, tak perlu repot, di bawah ini telah detikJateng siapkan pembahasan lengkapnya untuk detikers telaah. Yuk, simak!
Cara Ular Piton Berkembang Biak
Pertama-tama, perlu diketahui bahwasanya ular piton berkembang biak dengan cara bertelur alih-alih melahirkan anak. Oleh karena itu, piton tergolong hewan ovipar. Pasalnya, kerabat dekat piton, yakni boa, justru beranak sebagaimana informasi dari San Diego Zoo Wildlife Alliance sehingga berpotensi membuat orang misinformasi.
Dirujuk dari How Stuff Works, kebanyakan induk ular piton akan melilitkan tubuh di sekeliling telur-telurnya setelah ia mengeluarkan telur-telur tersebut dari perutnya. Setelah itu, sering kali, sang induk akan terus menjaga telur tersebut dengan berbaring melingkar hingga menetas.
Menariknya, selain pembuahan telur yang umumnya terjadi antara piton jantan dan betina, piton juga bisa berkembang biak secara aseksual. Kondisi ini disebut partenogenesis. Apa itu? Disadur dari National Geographic, partenogenesis alias kelahiran perawan adalah cara bereproduksi yang tidak membutuhkan pejantan.
Sayangnya, keturunan ular dari hasil partenogenesis kerap menunjukkan indikasi kelainan atau bahkan mati dini. Hal ini tidak mengejutkan karena anak-anak ular tersebut adalah hasil dari semacam 'perkawinan sedarah yang parah'.
Proses Perkawinan Ular Piton
Sebagaimana telah disebut sebelumnya, terdapat banyak jenis ular piton di muka bumi. Oleh karena itu, sebagai permisalan, proses perkawinan yang akan dipakai sebagai contoh dalam artikel ini adalah milik sanca batik (Python reticulatus).
Diringkas dari Animal Diversity Web yang dikelola oleh Museum of Zoology University of Michigan, piton jantan akan menggunakan getaran sebagai sinyal untuk kawin. Bila betina piton yang menangkap getaran tersebut memutuskan kawin, maka si pejantan akan segera bertindak.
Piton jantan akan menggesekkan tubuhnya di atas betina pasangannya dengan semacam 'taji'. Taji tersebut adalah tungkai belakang sisa yang ada di bagian perut. Lalu, saat sang betina sudah siap, ia akan mengangkat ekornya dan perkawinan pun terjadi.
Bila kondisi sedang tidak mendukung, sperma si jantan akan disimpan dalam tubuh betina hingga cuaca kondusif. Selain itu, piton betina juga bisa punya beberapa pasangan pejantan dalam satu musim kawin.
Lebih lanjut, dikutip dari Britannica, dalam sekali bertelur, Phyton reticulatus betina bisa menghasilkan hingga 20-50 telur. Namun, pernah juga tercatat satu kelompok telur ular yang berjumlah 100 buah!
Piton betina kemudian akan melingkari telur-telurnya untuk memberi kehangatan. Cara si induk memberi sensasi hangat adalah melalui proses kontraksi otot yang disebut 'shivering thermogenesis'. Dengan demikian, telur-telur ular tersebut bisa bertahan hidup dan laju inkubasinya meningkat.
Kira-kira, proses 'pengeraman' ini berlangsung selama 3 bulan. Usai lahir, bayi sanca batik langsung hidup mandiri dan segera menyebar untuk mencari penghidupannya masing-masing.
'Bola Kawin' Ular Piton
Salah satu hal menarik tatkala memperbincangkan perkawinan piton adalah 'mating ball' alias bola kawin. Apa itu? Diambil dari Outdoor Life, bola kawin adalah cara reproduksi normal bagi banyak spesies ular, termasuk piton.
Biasanya, satu bola kawin terdiri dari seekor betina dan beberapa pejantan. Para pejantan ini berusaha mengawini si betina secara bersamaan sehingga tampak seperti bola. Menakjubkan, bukan?
Menurut informasi dari Live Science, di antara jenis piton yang diketahui punya cara kawin ball mating adalah piton burma (Python bivittatus). Pada Maret 2024 lalu, sebuah bola kawin berukuran besar, ditemukan di Everglades, Florida.
Dalam bola kawin tersebut, terdapat seekor piton burma betina berukuran 4,2 meter dan 5 pejantan. Tak hanya itu, 2 pejantan lainnya ditemukan dekat dengan lokasi perkawinan bola tersebut.
Demikian penjelasan lengkap mengenai cara ular piton berkembang biak dan proses perkawinannya. Semoga bisa menambah wawasan detikers, ya!
(sto/afn)