Apakah Kapur Tulis Bisa Dimakan? Ini Fakta dan Penjelasannya

Apakah Kapur Tulis Bisa Dimakan? Ini Fakta dan Penjelasannya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Selasa, 24 Sep 2024 10:49 WIB
close-up chalk resting on a chalkboard
Ilustrasi kapur tulis. Foto: Thinkstock
Solo -

Pernahkah detikers melihat anak kecil memasukkan kapur tulis ke mulut dan memakannya? Jika pernah, mungkin kita akan penasaran, apakah kapur tulis bisa dimakan?

Dikutip dari laman Museum of Fine Arts Boston, kapur tulis adalah batang lembut yang digunakan untuk menulis di papan tulis hitam. Awalnya, kapur tulis terbuat dari kalsium karbonat yang dicampur dengan bahan lain. Namun saat ini, kebanyakan kapur tulis terbuat dari kalsium sulfat hemihidrat (Plaster of Paris) yang bereaksi dengan air untuk membentuk gypsum, dan dapat ditambahkan pigmen kering untuk meningkatkan kepekatan warnanya.

Lantas, apakah kapur tulis bisa dimakan? Mari simak penjelasan lengkap yang dihimpun dari laman Mylo Family, Lybrate, dan Healthline berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apakah Kapur Tulis Bisa Dimakan?

Kapur tulis yang umumnya digunakan untuk menulis di papan tulis tidak dirancang untuk dikonsumsi. Meskipun mengandung kalsium karbonat yang tidak beracun, mengonsumsi kapur tulis dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Banyak orang yang mengonsumsi kapur tulis tidak menyadari risiko ini dan menganggapnya sebagai kebiasaan yang tidak berbahaya. Namun, kebiasaan ini dapat mengindikasikan adanya kondisi medis yang lebih serius, seperti pica, di mana seseorang memiliki dorongan untuk mengonsumsi barang non-makanan.

ADVERTISEMENT

Meskipun kapur tulis tidak bersifat racun, efek samping dari mengonsumsinya dapat sangat merugikan. Oleh karena itu, penting untuk memahami konsekuensi dari kebiasaan ini dan mencari cara untuk mengatasinya jika Anda atau seseorang yang Anda kenal terjebak dalam kebiasaan ini.

Efek Samping Mengonsumsi Kapur Tulis

Seperti yang disebutkan sebelumnya, konsumsi kapur tulis dapat menimbulkan sejumlah risiko kesehatan. Berikut ini adalah beberapa efek sampingnya.

1. Kerusakan Gigi

Mengonsumsi kapur tulis dapat menyebabkan masalah gigi seperti gigi berlubang dan kerusakan gigi lainnya. Kapur yang abrasif dapat merusak enamel gigi, meningkatkan risiko masalah gigi di masa depan.

2. Masalah Pencernaan dan Obstruksi Usus

Kapur tulis sulit dicerna oleh tubuh. Konsumsi kapur tulis, terutama dalam jumlah yang berlebihan, dapat menyebabkan sembelit atau bahkan obstruksi usus, yang bisa sangat serius.

3. Risiko Kekurangan Nutrisi

Kebiasaan konsumsi kapur secara tidak langsung dapat mengurangi nafsu makan. Oleh karena itu, kita akan cenderung menghindari konsumsi makanan yang sebenarnya bergizi, sehingga menyebabkan malnutrisi dan penurunan berat badan yang signifikan.

4. Toksin dalam Tubuh

Kemudian, konsumsi kapur tulis dapat menyebabkan peningkatan toksin dalam darah termasuk timbal atau parasit. Kondisi ini baru akan terdeteksi melalui tes darah.

5. Mual dan Nyeri Perut

Gejala umum lainnya adalah mual dan nyeri perut. Selain itu, orang yang mengonsumsi kapur tulis juga kemungkinan akan mengalami diare atau batuk yang disebabkan oleh iritasi.

6. Kram Otot

Makan kapur tulis dapat menyebabkan kram otot akibat gangguan sistem pencernaan, yang mengurangi mineral penting seperti kalsium dan magnesium.

7. Dampak pada Kehamilan

Bagi wanita hamil, mengonsumsi kapur tulis dapat mempengaruhi perkembangan janin. Bahkan konsumsi makanan yang tidak lazim ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi yang perlu mendapatkan penanganan serius.

Kenapa Orang Suka Makan Kapur Tulis?

Orang-orang yang memiliki kebiasaan makan kapur tulis sering kali mengalami dorongan yang kuat untuk mengonsumsi barang non-makanan. Salah satu penyebabnya adalah pica, sebuah gangguan makan yang menyebabkan seseorang ingin mengonsumsi benda yang tidak bergizi selama lebih dari satu bulan. Dalam banyak kasus, pica dapat berkaitan dengan kekurangan nutrisi, seperti seng dan zat besi, yang mendorong individu mencari sumber alternatif lainnya.

Beberapa orang juga mungkin mengalami kecemasan atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD) yang membuat mereka merasa nyaman dengan mengonsumsi kapur tulis. Tekstur dan rasa kapur yang khas bisa memberikan sensasi yang menenangkan, meskipun sebenarnya berisiko bagi kesehatan.

Ketersediaan kapur tulis juga menjadi faktor pendukung lainnya. Karena mudah diakses, orang dengan masalah keamanan pangan mungkin tergoda untuk mengonsumsinya. Kebiasaan ini dapat dimulai sebagai tindakan iseng, tetapi dapat berkembang menjadi kecanduan.

Bagaimana Cara Menghentikan Kebiasaan Makan Kapur Tulis?

Orang-orang yang sudah kecanduan mengonsumsi kapur tulis mungkin akan sulit menghentikan kebiasaan tersebut. Namun, sulit bukan berarti tidak bisa diusahakan. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menghentikan kebiasaan makan kapur tulis yang bisa dipraktikkan.

1. Hentikan Konsumsi Kapur Tulis

Langkah pertama adalah menghindari konsumsi kapur tulis sama sekali, bahkan jika itu hanya karena tantangan atau tekanan teman. Memahami bahaya yang mengintai bisa membantu memotivasi diri untuk mengubah kebiasaan buruk.

2. Konsultasi Medis

Jika kita terus merasakan dorongan untuk makan kapur, sebaiknya jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Mereka dapat membantu mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan memberikan pengobatan yang tepat.

3. Penuhi Kebutuhan Nutrisi

Jika kekurangan nutrisi menjadi penyebab seseorang makan kapur, mengonsumsi suplemen dan menjalani diet seimbang dapat mengurangi dorongan untuk makan kapur. Pastikan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan saran yang tepat.

4. Terapi Psikologis

Sementara bagi yang mengalami masalah kesehatan mental seperti OCD, berkonsultasi dengan psikolog atau terapis dapat membantu mengatasi kecanduan ini. Terapi dapat memberikan strategi untuk mengatasi dorongan dan mengubah perilaku.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa kapur tulis sebenarnya tidak bisa dimakan dan dapat menimbulkan sejumlah risiko kesehatan. Semoga bermanfaat!




(par/rih)


Hide Ads