Aksi demo aliansi mahasiswa se-Banyumas sempat ricuh saat mereka merangsek masuk ke kompleks gedung DPRD setempat. Aksi saling dorong dengan polisi terjadi berulang kali. Water cannon pun disemprotkan. Saat ini demonstran masih bertahan di kompleks Alun-alun Purwokerto.
Pantauan detikJateng, aksi lempar botol dari mahasiswa terjadi sejak mereka tiba di lokasi aksi tolak revisi UU Pilkada sekitar pukul 15.50 WIB, Jumat (23/8). Mereka meneriakkan 'revolusi' berulang kali. Di tengah aksinya, mereka juga sempat membakar ban.
![]() |
Aksi saling dorong antara massa dengan petugas kepolisian pun terjadi berkali-kali. Petugas kepolisian anti huru-hara yang dilengkapi tameng dan tongkat lalu membuat barikade di pagar gedung DPRD Banyumas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena mahasiswa terus merangsek masuk, polisi akhirnya menembakkan water cannon pada pukul 17.50 WIB. Namun tembakan air itu tidak membuat massa membubarkan diri.
Malam ini massa masih bertahan di Alun-alun Purwokerto, menyanyikan yel-yel, dan masih berusaha merangsek masuk. Polisi juga masih berjaga.
Seusai menemui demonstran, pimpinan DPRD Banyumas sementara, Subagyo mengatakan pihaknya siap menampung dan menyampaikan aspirasi mahasiswa.
"Sebenarnya kita terbuka untuk semua penyampaian aspirasi, tapi hendaknya memperhatikan keamanan dan ketertiban, kita nggak menutup. Saya dari pagi sendiri sampai sore ini, saya menghormati teman-teman," kata Subagyo.
Dia mempersilakan jika ada perwakilan mahasiswa yang ingin masuk ke gedung DPRD Banyumas untuk audiensi.
"Tadi saya sampaikan, kalau mau bicara (masuk) silakan tapi perwakilan. Mereka maunya semua. Ruangan sini kan sudah tidak ada kursi dan meja, sudah dipindah. Kalau masuk nanti bagaimana. Saya mengimbau teman-teman generasi muda berpikir panjang," ujar Subagyo.
(dil/ahr)