Pantauan detikJateng, adanya aksi tersebut membuat setengah badan jalan yang berada di kompleks Alun-alun Purwokerto ini ditutup sementara. Para peserta aksi mengenakan pakaian hitam-hitam. Tidak terlihat massa yang mengenakan almamater kampus. Mereka memulai aksi sejak pukul 16.00 WIB.
Massa juga membawa beberapa payung hitam sebagai simbol perlawanan. Di tengah aksinya, massa sempat menggelar teatrikal menggunakan topeng Jokowi, Gibran, dan Kaesang.
![]() |
Ketiga massa yang memerankan Jokowi, Gibran, dan Kaesang bahkan diberi kartu merah oleh massa lainnya. Mereka kecewa dengan kepemimpinan Jokowi selama 10 tahun ini.
"Ada nawadosa Jokowi yang perlu kita ketahui bersama. Dosa-dosa Jokowi selama 10 tahun menjabat yang belum terselesaikan sampai hari ini, permasalahan mengenai hak asasi manusia, dari hal ini maka kita berikan kartu merah kepada Jokowi kita minta segera mengadili Jokowi," kata koordinator aksi, Rakyanan Rahman kepada wartawan, Kamis (22/8/2024).
Ia mengungkapkan hari ini merupakan momentum bagaimana DPR berusaha untuk tidak menaati apa putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kita pemuda Banyumas bersama aksi kamisan mahasiswa, organisasi yang tergabung hari ini kami melakukan aksi atas nama rakyat. Bahwasanya demokrasi merupakan kepentingan rakyat, kekuasaan di tangan rakyat," terangnya.
Dalam aksi tersebut mereka menegaskan menolak pengesahan RUU Pilkada yang saat ini masih menjadi polemik. Mereka menilai DPR bertindak culas karena tidak mematuhi putusan MK.
"Kita jelas menolak RUU Pilkada, putusan MK telah paten sifatnya final. Artinya cara culas dan jorok DPR untuk membuat aturan baru demi melanggengkan kekuasaan terutama rezim Jokowi ini kita tolak bersama," jelasnya.
Mereka mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar jika tuntutannya tidak dipenuhi.
"Setelah ini kami akan konsolidasi dan mungkin setelah ini Banyumas akan ada aksi dengan eskalasi yang lebih besar," pungkasnya.
(apl/rih)