Fakultas Kedokteran Undip mengakui sempat ada perundungan di kampus termasuk yang viral junior diminta makan nasi padang lima bungkus. Namun pihak UNDIP menegaskan itu kasus lama.
Hal itu diungkapkan Dekan FK Undip, Yan Wisnu Prajoko, dalam jumpa pers terkait kasus meninggalnya mahasiswi PPDS UNDIP 12 Agustus 2024 lalu. Ia menjelaskan perlu pendalaman terkait perundungan yang diduga dialami korban, namun sejauh ini pihaknya belum menemukan buktinya.
"Terkhusus di waktu yang lalu kalau saya bilang tidak ada perundungan di FK UNDIP, saya naif, tapi waktu yang lalu," kata Wisnu di FK UNDIP, Jumat (23/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wisnu menyebut, perundungan yang pernah terjadi yakni sebelum 2023. Wisnu juga juga menjelaskan soal sosok mahasiswi senior berinisial PA yang viral disebut sebagai perundung korban. Wisnu menegaskan hal itu salah karena PA merupakan dokter prodi bedah dan saat ini menjalani pendidikan tahun keempat. Namun dia memang pernah merundung juniornya.
"Termasuk terkait dokter Prathita, itu pencemaran nama baik, kami siap mendampingi jika akan somasi. Dia prodi bedah.Tahun keempat pendidikan. Apakah merundung? Betul, tapi tiga tahun lalu.Kepada adiknya, yuniornya," tegasnya.
Dia menyebut perundungan tidak secara fisik dan sudah diberikan sanksi. Peristiwa PA merundung juniornya itu terjadi tiga tahun lalu. Namun Wisnu tidak menjelaskan mengenai sanksi apa yang jatuhkan kepada pelaku perundungan.
"Sudah tobat. Kalau sudah sekali itu tobat," katanya.
Ditanya terkait viral percakapan online terkait junior diminta makan lima bungkus nasi padang dan divideo, Wisnu membenarkan itu yang dilakukan PA. Tetapi, Wisnu menampik ada praktik perundungan lain sebagaimana yang beredar di media sosial.
"Prathita tiga tahun itu kasusnya, persis yang disampaikan itu (makan nasi padang lima bungkus)," tegasnya.
Sementara itu Wisnu juga menjelaskan upaya antisipasi perundungan sudah dilakukan dengan membentuk task force, kemudian memasang banner besar anti bullying dan sebagainya.
(apl/ahr)