Berapa Perkiraan Usia Alam Semesta? Ini Jawabannya

Berapa Perkiraan Usia Alam Semesta? Ini Jawabannya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Jumat, 28 Jun 2024 10:23 WIB
IN SPACE - In this handout provided by the National Aeronautics and Space Administration, Earth as seen from a distance of one million miles by a NASA scientific camera aboard the Deep Space Climate Observatory spacecraft on July 6, 2015. (Photo by NASA via Getty Images)
Ilustrasi alam semesta. Foto: NASA via Getty Images
Solo -

Sejak zaman dahulu manusia selalu terpesona dengan keagungan alam semesta. Pertanyaan tentang asal-usul dan usianya pun selalu menggelitik rasa ingin tahu. Lantas, berapa perkiraan usia alam semesta?

Para ilmuwan telah lama berteori dan melakukan penelitian untuk mengetahui berapa usia alam semesta. Meskipun berbagai metode dan teori telah diusulkan, jawabannya tetap menjadi misteri yang belum benar-benar terpecahkan.

Dikutip dari laman resmi National Aeronautics and Space Administration (NASA), sebelum 1999, perkiraan usia alam semesta berkisar antara 7 hingga 20 miliar tahun. Namun, dengan kemajuan teknologi dan pengembangan teknik baru, kita sekarang tahu bahwa usia alam semesta adalah 13,7 miliar tahun, dengan ketidakpastian hanya 200 juta tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang perkiraan usia alam semesta. Mari simak informasi lengkap di bawah ini yang dihimpun dari laman resmi NASA dan Space!

Teori Perkiraan Usia Alam Semesta

1. Pengukuran Awal dengan Teori Hubble

Pada 1920-an, Edwin Hubble menemukan bahwa galaksi-galaksi bergerak lebih cepat. Artinya, alam semesta sedang berkembang. Hubble menciptakan hukumnya sendiri untuk mengukur kecepatan gerak galaksi berdasarkan redshift spectrum.

ADVERTISEMENT

Dengan mengukur kecepatan dan jarak ke galaksi, astronom dapat menentukan nilai Hubble, yang berkorelasi langsung dengan usia alam semesta.

Pada 1993, Teleskop Luar Angkasa Hubble atau Hubble Space Telescope (HST) memulai proyek untuk mengukur jarak ke Cepheid dalam 18 galaksi. Hasil dari proyek ini memberikan perkiraan yang lebih tepat terhadap nilai Hubble, yaitu sekitar 71 km/s/Mpc dengan ketidakpastian sekitar 10%.

Perhitungan tersebut memberikan perkiraan usia alam semesta antara 9 hingga 14 miliar tahun berdasarkan nilai Hubble.

2. Penemuan dengan Satelit WMAP

Pada 2003, proyek Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) merilis peta radiasi latar belakang kosmik atau cosmic microwave background (CMB). Peta tersebut memberikan gambaran detail tentang fluktuasi CMB.

Data ini mendukung model kosmologi yang menunjukkan bahwa alam semesta berusia 13,7 miliar tahun dengan ketidakpastian hanya 200 juta tahun. Pengamatan WMAP berperan penting dalam menentukan usia alam semesta dengan presisi yang tinggi.

3. Pendekatan Lain dengan Klaster Globular

Pendekatan lain untuk menentukan usia alam semesta adalah dengan mempelajari bintang-bintang tertua di dalam klaster globular. Penelitian pada 2006 menunjukkan bahwa usia klaster ini berkisar antara 11,5 hingga 13 miliar tahun. Ini sesuai dengan perkiraan usia alam semesta dari nilai Hubble dan WMAP.

4. Penelitian Terbaru Mengenai Usia Alam Semesta

Berdasarkan penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, usia alam semesta diestimasi mencapai 26,7 miliar tahun. Studi ini, yang dipimpin oleh Rajendra Gupta, seorang profesor fisika dari University of Ottawa. Penelitian ini mengungkapkan, usia alam semesta hampir dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya yang sekitar 13,7 miliar tahun.

Penelitian ini mengungkapkan masalah "early galaxy" yang rumit. Galaksi-galaksi yang diamati hanya 300 juta tahun setelah Big Bang menunjukkan karakteristik evolusi dan massa yang seharusnya terjadi setelah miliaran tahun evolusi kosmik.

Gupta menggabungkan teori "tired light" dari Zwicky dan konsep "coupling constants" yang berubah seiring waktu. Teori ini seperti yang diajukan oleh Paul Dirac, untuk menjelaskan fenomena ini dengan lebih akurat.

Dengan memperkenalkan interpretasi hibrida terhadap redshift cahaya dari galaksi-galaksi yang jauh, Gupta menyajikan kerangka kerja baru yang menggambarkan pengembangan lebih lanjut dan massa yang diamati pada galaksi-galaksi kuno.

Itulah perkiraan usia alam semesta berdasarkan berbagai penelitian dan teori yang dicetuskan para ilmuwan. Semoga penjelasan ini bermanfaat ya, detikers!




(par/dil)


Hide Ads