Gema takbir bukan sekadar tradisi, melainkan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk memperbanyak takbir menjelang hari raya.
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya:
"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS Al-Baqarah: 185)
Ini diperkuat dengan sabda Rasulullah untuk menghiasi hari raya dengan bacaan takbir.
زَيِّنُوا أَعْيَادَكُم بِالتَّكْبِيرِ
Artinya:
"Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir."
Lafadz Takbiran Idul Adha
Detikers, mari kita simak lafadz takbiran Idul Adha dalam tulisan Arab, latin, dan artinya yang dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama berikut ini!
1. Takbiran Versi Pendek
Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu Syarhul Muhadzdzab, menjelaskan bacaan takbir Idul Adha dikumandangkan tiga kali. Lafadznya adalah:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.
Artinya: "Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar."
2. Takbiran Versi Panjang
Namun pada praktiknya, masyarakat banyak mengumandangkan takbir yang lebih panjang daripada anjuran dari Imam An-Nawawi. Menanggapi hal tersebut, Imam An-Nawawi tetap memperbolehkan dan tidak menganggapnya sebagai sebuah masalah.
Berikut adalah bacaan takbir Idul Adha versi panjang yang banyak dilantunkan oleh masyarakat.
.اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.
Artinya:
"Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya."
3. Dzikir Takbiran Idul Adha
Imam An-Nawawi juga menganjurkan umat Islam membaca tambahan dzikir pada saat melantunkan takbiran Idul Adha. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, ketika berada di bukit Shafa, Rasulullah Saw mengumandangkan dzikir berikut ini.
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na'budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya:
Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar."
Waktu Membaca Takbir Idul Adha
Sayyid Sabiq dalam buku Fikih Sunnah - Jilid 2, menjelaskan menurut pandangan yang dipilih oleh sebagian besar ulama, waktu membaca takbir pada Hari Raya Idul Adha dimulai sejak subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga akhir waktu petang hari Tasyrik (tanggal 13 Dzulhijjah).
Pendapat ini mengacu pada riwayat paling shahih dari para sahabat Rasulullah SAW, seperti Ali dan Ibnu Mas'ud. Ada pun ulama yang menyetujuinya adalah Imam Syafii, Ahmad, Abu Yusuf, Muhammad, serta mazhab Umar dan Ibnu Abbas.
Dalam praktiknya, takbir dilakukan di berbagai situasi, baik setelah sholat fardhu, di atas pembaringan, ketika duduk, berjalan, atau di mana pun seseorang berada. Hal ini sesuai dengan praktik yang dilakukan oleh sahabat seperti Ibnu Umar, yang takbirnya terdengar di berbagai tempat di Mina dan diikuti oleh banyak orang.
Perbedaan Takbir Idul Adha dan Idul Fitri
Menurut informasi yang tersedia di laman resmi Nahdlatul Ulama, terdapat perbedaan dalam praktik takbir pada Hari Raya Idul Adha dan Idul Fitri. Pada takbir Idul Adha, terdapat dua jenis takbir, yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad.
Takbir mursal pada Idul Adha juga dimulai sejak malam hari raya dan berlanjut hingga sebelum pelaksanaan sholat Ied. Selain itu, takbir muqayyad juga dikumandangkan setelah pelaksanaan sholat fardhu serta sunnah dari tanggal 9 hingga 13 Dzulhijjah. Oleh karena itu, takbiran Idul Adha berlangsung selama 5 hari.
Lain halnya dengan takbiran Idul Fitri, lantunan takbir dimulai sejak matahari terbenam pada malam Hari Raya Idul Fitri hingga pelaksanaan sholat Idul Fitri. Jenis takbir ini disebut takbir mursal.
Sudah paham dengan lafadz takbiran Idul Adha, detikers? Semoga penjelasan di atas bermanfaat!
(ahr/ahr)