Bacaan Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjah 2024 Lengkap dengan Qadha Ramadhan

Bacaan Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjah 2024 Lengkap dengan Qadha Ramadhan

Santo - detikJateng
Sabtu, 15 Jun 2024 20:34 WIB
breakfast time concept with alarm clock plate, fork, knife, spoon,
Niat puasa Arafah. Foto: Getty Images/Kseniya Ovchinnikova
Solo -

Puasa Arafah yang dilakukan pada 9 Dzulhijjah jatuh pada 16 Juni 2024. Bagi muslim yang hendak mengerjakannya, alangkah baiknya mengetahui bacaan niat puasa Arafah 9 Dzulhijjah.

Dalam buku 'Fikih Puasa' oleh Ali Musthafa Siregar, puasa Arafah dijelaskan sebagai ibadah yang dikerjakan selama sehari dalam setahun tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah. Pengerjaan puasa ini dilakukan tepat sehari sebelum Hari Raya Idul Adha.

Lantas bagaimana bacaan niat puasa Arafah 9 Dzulhijjah? Apakah puasa ini boleh dikerjakan bersamaan dengan puasa qadha Ramadhan? Berikut ini penjelasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Bacaan Niat Puasa Arafah?

Dikutip dari buku 'Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya' oleh Khalifa Zain Nasrullah, berikut ini bacaan niat puasa Arafah yang dikerjakan pada 9 Dzulhijjah.

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةٌ لِلَّهِ تَعَالَى

ADVERTISEMENT

Nawaitu shauma 'arafata sunnatan lillaahi ta'aala.

Artinya: "Aku berniat puasa Arafah, sunnah karena Allah Ta'ala."

Puasa Arafah Saja Apa Boleh?

Selain mencari informasi terkait niat puasa Arafah, mungkin ada sebagian muslim yang bertanya-tanya jika mengerjakan puasa Arafah saja apa boleh? Maksud pertanyaan tersebut yakni apakah mengerjakan puasa Arafah tanpa puasa Tarwiyah diperbolehkan.

Terkait hal ini, dilansir detikHikmah, tidak dijumpai adanya dalil shahih yang mengkhususkan pelaksanaan puasa Tarwiyah. Para ulama pun menyandarkan pelaksanaannya pada hadits keutamaan beramal pada 10 hari pertama Dzulhijjah.

Hadits yang dimaksud adalah sebagai berikut:

مَا مِنْ أَيَّامِ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ العَشْرِ فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعُ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

Artinya: "Tiada hari-hari yang amalan shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya, 'Tidak pula jihad di jalan Allah?' Rasulullah menjawab, 'Tidak juga jihad di jalan Allah. Kecuali seorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya dan dia tidak kembali setelah itu (mati syahid).'" (HR Bukhari no 969 dan Tirmidzi no 757).

Di samping itu, hadits yang menyebutkan keutamaan puasa Tarwiyah dihukumi dhoif atau bahkan palsu oleh para ulama. Hadits tersebut berasal dari Ali al-Muhairi dari at-Thibbi dari Abu Sholeh dari Ibnu Abbas RA. Hadits yang dimaksud adalah:

مَنْ صَامَ الْعَشْرَ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ صَوْمُ شَهْرٍ ، وَلَهُ بِصَوْمٍ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ سَنَةٌ ، وَلَهُ بِصَوْمٍ يَوْمِ عَرَفَةَ سَنَتَانِ

Artinya: "Siapa yang puasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan. Dan untuk puasa pada hari tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari Arafah, seperti puasa dua tahun."

Ibnul Jauzi berkata mengenainya,

وهذا حديث لا يصح . قَالَ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ : الطبي كذاب . وَقَالَ ابْن حِبَّانَ : وضوح الكذب فيه أظهر من أن يحتاج إلى وصفه

Artinya: "Hadits ini tidak shahih. Sulaiman at-Taimi mengatakan, 'at-Thibbi seorang pendusta'. Ibnu Hibban menilai, 'at-Thibbi jelas-jelas pendusta. Sangat jelas sehingga tidak perlu dijelaskan.'"

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya seorang muslim boleh berpuasa Arafah tanpa didahului puasa Tarwiyah. Perlu dicatat bahwasanya puasa Arafah bagi orang yang tidak berhaji hukumnya sunnah.

Namun, untuk jemaah haji yang pada 9 Dzulhijjah sedang wukuf di Arafah, disunnahkan untuk tidak berpuasa. Dikutip dari buku Amalan Awal Dzulhijjah hingga Hari Tasyrik oleh Muhammad Abduh Tuasikal, Imam An-Nawawi berkata,

"Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi'i dan ulama Syafi'iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi'i secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi'iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl." (Al-Majmu 6:428)

Hadits Ummul Fadhl yang dimaksud Imam Nawawi redaksinya adalah sebagai berikut:

عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِي وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمِ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحٍ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفُ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ

Artinya: "Dari Ummul Fadhl binti Al-Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi. Sebagian mereka mengatakan, 'Beliau berpuasa.' Sebagian lainnya mengatakan, 'Beliau tidak berpuasa.' Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya." (HR Bukhari no 1988 dan Muslim no 1123)

Apakah Niat Puasa Arafah Bisa Digabung dengan Puasa Qadha Ramadhan?

Dijelaskan laman NU Online, niat puasa Arafah yang digabung dengan puasa qadha Ramadhan hukumnya adalah sah. Orang yang mengerjakannya pun akan mendapatkan keutamaan puasa-puasa sunnah tersebut.

Penjelasan tersebut didasarkan pada keterangan Syekh Zakariya Al-Anshari dalam Asnal Mathalib yang mengatakan:

""Al-Barizi berfatwa bahwa orang yang berpuasa pada hari Asyura misalnya untuk qadha atau nazar puasa, maka ia juga mendapat pahala puasa sunnah hari Asyura. Pandangan ini disepakati oleh Al-Ushfuwani, Al-Faqih Abdullah An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Ibrahim bin Shalih Al-Hadhrami,"

Penjelasan serupa juga disebutkan Sayyid Bakri dari kitab l'anatut Thalibin yang mengatakan bahwa orang yang berpuasa pada hari-hari tertentu yang sangat dianjurkan untuk mengerjakan puasa, akan mendapat keutamaan sebagaimana mereka yang berpuasa sunnah di hari tersebut, meskipun niat yang mereka lafalkan adalah qadha puasa atau puasa nazar.

Meski begitu, umat Islam disarankan untuk melunasi utang puasa Ramadhannya terlebih dahulu. Setelahnya kaum muslim diperbolehkan mengamalkan puasa sunnah Arafah. Akan tetapi, umat Islam lupa dan baru ingat utang puasanya menjelang hari Arafah, maka sebaiknya membayar qadha puasanya di hari Arafah.

Niat Puasa Qadha Ramadhan

Bagi kaum muslim yang hendak mengerjakan puasa Arafah sekaligus puasa qadha Ramadhan, berikut ini bacaan niat puasa qadha Ramadhan yang dapat dibaca:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an qadha-i fardhi ramadhaana lillaahi ta'aalaa

Artinya: "Saya niat berpuasa untuk mengganti puasa Ramadhan karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Arafah Siang Hari

Bagi umat Islam yang lupa melafalkan niat puasa Arafah saat malam hari, masih dapat melafalkan niat puasa Arafah di siang hari sebagaimana penjelasan laman NU Online. Adapun bacaan niat puasa Arafah di siang hari adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hadzal yaumi an ada'i arafata sunnatan lillaahi ta'alaa.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta'alaa."

Tata Cara Puasa Arafah

Tidak ada tata cara khusus mengerjakan puasa Arafah. Tata caranya sama seperti puasa pada umumnya. Secara ringkas, tata cara puasa Arafah sebagaimana dikutip dari buku 'Fikih Muyassar' terjemahan Fathul Mujib adalah:

1. Berniat sejak malam harinya sampai terbit fajar (wajib untuk puasa wajib, adapun puasa sunnah, dapat berniat hingga sebelum dzuhur selama belum melakukan pembatal-pembatal puasa).
2. Sahur sebelum subuh sebagaimana sunnah Nabi Muhammad SAW.
3. Menahan diri dari pembatal puasa hingga terbenamnya matahari.
4. Berbuka saat terbenam matahari yang ditandai dengan adzan maghrib.

Demikian informasi terkait bacaan niat puasa Arafah 9 Dzulhijjah 2024 lengkap dengan qadha Ramadhan dan tata cara mengerjakannya. Semoga bermanfaat!




(apl/apl)


Hide Ads