Hari ini merupakan hari pertama dimulainya PPPDB SMA dan SMK Negeri di Jawa Tengah (Jateng). Di hari pertama ini, SMA 1 Semarang masih sepi pendaftar.
Sebagai informasi pada tanggal 11-24 Juni 2024 merupakan jadwal untuk pembuatan akun dan verifikasi berkas. Para pendaftar bisa melakukan pembuatan akun secara mandiri di rumah masing-masing, namun verifikasi berkas harus dilakukan di sekolah.
Ketua PPDB SMA 1 Semarang, Budi Handoyo, menyebut hingga pukul 12.00 WIB ini sudah sekitar 20 orang yang melakukan verifikasi berkas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pagi ini sekitar 15 sampai 20 (verifikasi berkas), pembuatan akun di sekolah juga disediakan tapi kebanyakan sudah di rumah karena kan harus upload macem-macem," kata Budi saat ditemui di lokasi, Jalan Taman Menteri Supeno, Semarang, Selasa (11/6/2024).
Diprediksi pendaftar baru meramaikan sekolahnya 2-3 hari ke depan. Sebab, masih ada sekolah yang belum menurunkan rapor dan surat keterangan lulus.
"Mungkin 2-3 hari ke depan baru ramai ya, ini kan masih ada sekolah yang rapornya atau SKL-nya belum turun," sambungnya.
Dia menilai PPDB tahun ini telah tersosialisasikan dengan baik. Oleh karena itu, tak banyak orang tua yang mengeluh karena kebingungan dalam pembuatan akun.
"Relatif sosialisasinya kayaknya lebih bagus karena kemarin juga kita dari dinas diminta sosialisasi ke kecamatan, lurah, dan seterusnya. Semuanya cukup lancar ini," ujarnya.
SMA 1 Semarang sendiri menerima sekitar 408 siswa pada tahun ini. Berkaca dari tahun lalu, area zonasi yang diterima mencakup 1,3 kilometer.
KK Titipan Minimal 3 Tahun
Budi menyebut PPDB tahun ini relatif sama dengan tahun lalu. Dia mengingatkan KK titipan atau pindah KK tak bisa diterima langsung untuk jalur zonasi.
"Secara umum hampir sama dengan tahun lalu hanya perbedaannya KK kan kemarin masih ada titipan orang tua, sekarang tidak bisa kecuali sudah tinggal di luar orang tuanya minimal 3 tahun, sekarang dengan orang tua pindah alamat 1 tahun, kalau tinggal di luar orang tua minimal tiga tahun," jelasnya.
Salah satu calon peserta didik yang terdampak ialah anak dari Januar Azwar (47). Anaknya tidak bisa mendaftar jalur zonasi karena anaknya baru dua tahun masuk di KK familinya.
"Enggak zonasi karena KK tidak 3 tahun, dia ikut saudara saya di (Jalan) Menteri Supeno baru 2 tahun," katanya.
Dia akhirnya mendaftarkan anaknya melalui jalur afirmasi. Saat ini, dirinya juga harus kembali karena ada nilai yang bermasalah di dalam rapor anaknya.
"Tadi pengecekan dikonfirmasi ke sekolah pembetulannya, bukan masuk sistem enggak bisa, masih beda harus sama totalnya," ujar Januar.
(ams/apu)