Teman Kecil Ungkap Sosok Guntur yang Tinggal di Gua Jepara Bareng Anaknya

Teman Kecil Ungkap Sosok Guntur yang Tinggal di Gua Jepara Bareng Anaknya

Mochamad Saifudin - detikJateng
Sabtu, 08 Jun 2024 21:59 WIB
Ilustrasi gua
Ilustrasi gua tempat tinggal Guntur dan anaknya di Jepara. Foto: Shutterstock
Demak -

Guntur (57) dan anaknya berinisial I (8) bikin heboh jagat maya lantaran tinggal dua pekan di gua Kabupaten Jepara. Banyak yang menyayangkan tindakan Guntur tersebut lantaran mengajak anaknya yang masih kecil.

Salah satunya Ali Muhson (56), seorang perangkat desa Jungsemi, Kecamatan Wedung. Ali menceritakan Guntur merupakan teman main sepeda dan sekolah sewaktu mereka masih kecil.

Ali mengingat sejak kecil dirinya sering berangkat dan pulang sekolah bersama Guntur dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. Ali menyebut Guntur memang susah diatur sejak usia kecil. Menurutnya, hal tersebut yang membuat Guntur memutuskan hidup mengasingkan diri seperti saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu memang yang di karepaken deweke niku memang ngoten, mas. (itu memang yang diinginkan dirinya sendiri (Guntur) itu seperti itu)," kata Ali yang menjabat Kaur Tata Usaha Jungsemi itu kepada detikJateng melalui telepon, Sabtu (8/6/2024).

"Masalahnya dia itu sulit diatur dari kecil. Wong saya itu dulu temen kecilnya, jadi sedikit banyak itu tahu," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Ia menyebut Guntur telah menikah selama tiga kali dan gagal. Anak tersebut merupakan dari pernikahan yang ketiganya. Ia memperhatikan bagaimana rentannya anak tersebut.

"Dia itu dari kecil susah diatur, dari kecil sampai dewasa, sampai menikah. Kan dia itu menikah tiga kali ini, yang pertama gagal, yang kedua juga gagal, yang ketiga ini punya anak, kan nikahnya nggak resmi, entah siri atau apa itu. Memang yang diinginkan dia ya kayak gitu, mengembara, menggelandang, yang ironisnya kan ngajak anaknya kecil itu," ujarnya.

"Kalau misalnya nggelandang ya nggelandang sendiri, nggak usah ngajak anaknya. Misalnya kan gitu, misalnya anaknya dititipkan panti sosial kan gitu," imbuhnya.

Ia menuturkan pemerintah desa setempat seringkali memprioritaskan sejumlah bantuan dan pendidikan anak namun acap ditolak Guntur. Ia mengungkapkan, pada akhirnya pemdes hilang simpati terhadap sikap Guntur.

"Dulu itu sudah difasilitasi desa, ngasih bantuan, itu sering ditolak. Entah desa itu dianggap thogut atau apa itu, itu pemerintah desa itu sampai eneg merasakan. Kita itu dari pemerintah desa itu nggak simpati sama sekali, masalahnya sering dikasih bantuan terus ditolak. Istilahnya kita peduli sama dia, sama anaknya, anaknya kan interaksi dengan anak lain kan nggak boleh, seakan-akan dikurung sama dia," ujarnya.

Ia menyebut Guntur sangat membatasi gerak anaknya. Sebelumnya, Guntur dan anaknya sempat tinggal berdekatan dengan rumahnya pada 2021. Ia menyebut anak Guntur sampai sembunyi-sembunyi dari ayahnya agar tetap bisa main dengan anaknya.

"Tahun-tahun kemarin kan sempat tinggal di dekat rumah saya, anaknya kalau main sama anaknya tetangga itu kayaknya nggak boleh. Jadi anaknya sering sembunyi-sembunyi dari bapaknya agar tetap bisa main. Misalnya main sama anak saya, kan dekat hanya selisih satu rumah tahun 2021-2022 awal," tuturnya.

Ia menyebut Guntur merupakan pria dari kalangan orang mampu, yakni pengusaha mainan anak di desa setempat. Guntur juga masih mempunyai keluarga besar di desa setempat.

"Dari desa memfasilitasi kok kayak gitu terus, dia kan termasuk golongan orang mampu, orang tuanya. Orang tuanya kan sudah meninggal dapat warisan tempat tinggal, rumah lah, misalnya untuk membesarkan anak, nah itu malah dijual. dijual ke saudara-saudaranya. Jadi dia itu sudah nggak punya apa-apa, warisan dari orang tuanya itu sudah pada dijual," terangnya.

"Saudara-saudaranya itu juga aslinya juga sudah mentok, orang kok nggak bisa diharapkan gitu. Saudara-saudaranya itu juga termasuk orang mampu di Jungsemi, keluarga besar. Pengusaha, sebelumnya itu kan di industri mainan anak itu, orang tuanya, saat ini diteruskan oleh adiknya yang cewek itu," imbuhnya.

Ia berharap agar Guntur lebih legowo hatinya untuk kelangsungan hidup anaknya. Ia menyebut anak Guntur perlu mendapat perhatian bersama.

"Ya semoga sudah mau sadar lah, seperti orang-orang yang lumrah, misalnya ada keluarga simpati terus dianya mau, seperti orang normal lah," ujarnya.

"Anaknya kan aslinya normal sekali, cuman karena terkekang oleh perilaku bapaknya ya terus jadinya seperti itu. Dari bicara, dari apa itu kayak anak kekurangan lah, mas. Misalnya diperbolehkan main seperti biasa, disekolahkan itu pasti normal. Asumsi saya seperti itu," sambungnya.

Terpisah, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Wedung Dinsos Demak, Hardi mengatakan akan melakukan pendataan pada Senin, (10/6). Yakni bersama instansi gabungan.

"Besok Senin sekalian bersama dengan orang dinas dan kecamatan, mas," ujar Hardi.




(apu/apu)


Hide Ads