Sebanyak 23 jemaah calon haji Embarkasi Solo dipulangkan ke daerah asalnya dan batal berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo menjelaskan penyebabnya.
Hingga sore hari ini, Embarkasi Solo telah memberangkatkan 82 kelompok terbang (kloter) dari total 100 kloter. Hingga saat ini, ada 23 jemaah yang dipulangkan ke daerah asalnya karena dari segi kesehatan tidak layak terbang.
"Hingga Senin, 3 Juni 2024 Embarkasi Solo tercatat ada 23 jemaah yang tertunda (keberangkatan ke Tanah Suci) dan kita kembalikan ke daerah asal, di kabupaten/kota masing-masing," ungkap Kasubag Humas PPIH Embarkasi Solo, Gentur Rachma Indriadi kepada wartawan, Senin (3/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para jemaah tersebut sebetulnya sudah diberangkatkan dari daerah asalnya ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Namun sesampainya di Embarkasi Solo, dari hasil pemeriksaan medis, jemaah tersebut dinyatakan tidak layak terbang.
Dari 23 jemaah tersebut, dua orang merupakan istri atau suami dari jemaah yang dipulangkan, dan 21 jemaah calon haji yang dinyatakan tidak layak terbang karena alasan kesehatan. Seperti dimensia, memiliki penyakit komorbid, dan masuk kategori risiko tinggi.
"Enam di antaranya dimensia, yang lain adalah karena penyakit komorbid. Memang risti (risiko tinggi), punya penyakit komorbid dan pada saat pemeriksaan tahap tiga di Embarkasi ini (Solo) dinyatakan tidak layak terbang," jelas Gentur.
"Ada beberapa juga yang memang punya penyakit menular yang memang belum selesai masa perawatannya. Seperti TBC itu kan butuh 15 hari untuk penyembuhan, pemulihan. Ada juga abses," imbuh dia.
Tak dijelaskan dari mana saja 23 jemaah tersebut. Meski demikian, untuk jemaah calon haji yang tertunda keberangkatannya itu, lanjut Gentur, PPIH Embarkasi Solo sudah melakukan identifikasi. Bagi jemaah yang tertunda karena penyakit menahun harus ada rekayasa, keberangkatan menunaikan ibadah haji bisa diturunkan ke keluarganya yang lain.
"Anak, suami, istri, orang tua itu nanti bisa. Terus kalau yang memang masih bisa penyembuhan kita hitung. Misal TBC, butuh waktu 15 hari, kalau sudah di kloter-kloter akhir ini kayaknya tidak memungkinkan untuk diberangkatkan. Jadi mungkin tertunda dan kalau pun sembuh nanti tahun depan baru bisa diberangkatkan," pungkasnya.
(rih/dil)