Tradisi thudong atau berjalan kaki dari India menuju Candi Borobudur dilakukan oleh para biksu untuk menyambut Hari Raya Waisak yang akan dirayakan pada Kamis, 23 Mei 2024. Lantas, apa itu tradisi thudong?
Dikutip dari laman Humas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, perjalanan para biksu dalam melakukan Thudong pada tahun 2024 dimulai dari kota suci bagi umat Buddha bernama Bodh Gaya di India. Perjalanan ini dimulai perjalanan sejak awal April 2024.
Agar detikers mengetahui tentang tradisi thudong, berikut detikJateng sajikan informasi lengkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu Tradisi Thudong ?
Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Ditjen Bimas Buddha, dijelaskan tradisi thudong merupakan perjalanan ritual para bhante atau biksu yang dilakukan dengan berjalan kaki ribuan kilometer untuk sampai ke lokasi tujuan. Pada tahun ini, para biksu memulai perjalanannya dari India menuju Candi Borobudur, untuk merayakan serangkaian kegiatan Hari Raya Waisak 2024.
Tujuan Tradisi Thudong
Masih bersumber dari laman Kemenag RI, tujuan adanya ritual thudong yaitu untuk memberikan pelajaran kepada para biksu tentang arti kesabaran. Hal tersebut karena dalam perjalanannya, para biksu akan terkena panasnya sinar matahari, hujan, dan hanya diperbolehkan makan satu kali dalam sehari dengan persediaan minum yang seadanya.
Tak hanya itu, mereka akan tinggal atau beristirahat dengan tempat seadanya. Diharapkan melalui tradisi thudong, para biksu dapat bermeditasi dan merenungkan sifat-sifat luhur dari Sang Buddha Gautama untuk menjalankan proses kehidupan di dunia.
Perbedaan Tradisi Thudong Dulu dan Saat Ini
Tradisi thudong yang dikenal sekarang ternyata sudah ada sejak dulu. Tradisi thudong merupakan pengamalan atau penerapan terhadap ajaran yang dicetus oleh Sang Buddha Gautama.
Menurut Bhikku Dhammavuddho melalui laman Kemenag RI, dijelaskan perbedaan antara tradisi thudong zaman dulu dan sekarang terletak pada tempat para biksu beristirahat. Pasalnya dulu vihara belum ada, sehingga para biksu tinggal dari hutan ke hutan untuk beristirahat seperti di gua dan gunung.
Berbeda dengan sekarang, semakin berkembangnya zaman tradisi Thudong tetap dilaksanakan dengan memanfaatkan fasilitas seperti vihara yang sudah tersedia. Rangkaian kegiatannya juga disesuaikan dengan perayaan Hari Raya Waisak yang setiap tahun dirayakan oleh umat Buddha.
Demikianlah penjelasan tentang tradisi thudong yang dilakukan oleh para bhante menjelang perayaan Hari Raya Waisak. Semoga bermanfaat ya Lur! Selamat memperingati Hari Raya Waisak 2024!
Artikel ini ditulis oleh Rayza Teguh Prastiyo peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ams/ahr)