Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya mendukung Desa Jomboran untuk tetap mempertahankan lahan pertanian di tengah desakan pembangunan. Terlebih, karena Kabupaten Klaten termasuk sebagai lumbung pangan Jawa Tengah dan nasional.
Hal tersebut menanggapi permintaan Kepala Desa Jomboran, Agung Widodo, yang ingin Desa Jomboran yang berstatus zona kuning ini bisa kembali hijau, lahan pertanian bisa terus dipertahankan. Sebab menurutnya, lahan pertanian menjadi salah satu aset Desa Jomboran yang terus dilestarikan.
Meski Klaten terletak di antara Kota Solo dan Jogja yang sudah mulai dipenuhi bangunan-bangunan megah khas perkotaan, ia tak ingin lahan sawah Desa Jomboran tergerus oleh bangunan-bangunan megah sehingga Jomboran berstatus zona kuning.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sangat berkomitmen untuk menjaga Jomboran menjadi lahan pertanian. Meskipun tidak (zona) kuning tidak apa-apa, lebih senang kalau Jomboran jadi pertanian. Karena aset Jomboran ya sawah ini. Begitu masuk Jomboran, langsung melihat sawah," kata Agung di Desa Jomboran, Rabu (15/5/2024).
Ia menjelaskan, luasan sawah di Jomboran kurang lebih mencapai 100 hektare. Banyak masyarakat Desa Jomboran yang bekerja sebagai petani, sehingga lahan pertanian ini juga perlu dilestarikan agar para petani tak kehilangan mata pencaharian.
Terlebih, Kabupaten Klaten pun dikenal sebagai lumbung pangan Jawa Tengah dan nasional, sehingga sudah sepatutnya lahan-lahan pertanian di Klaten terus dijaga untuk menghasilkan beras-beras berkualitas bagi masyarakat Klaten dan sekitarnya.
"Kami sangat semangat, daerah-daerah yang masih cukup luas lahan pertaniannya juga monggo tetap dilestarikan," ungkapnya.
Hal ini pun mendapat dukungan dari Yoga. Ia meminta masyarakat Desa Jomboran juga turut mendukung aspirasi Agung yang dirasa bermanfaat bagi masyarakat setempat sekaligus Kabupaten Klaten.
"Letak geografis Kabupaten Klaten di antara kota besar Jogja-Solo yang penuh desakan untuk menguningkan, tapi Kades Jomboran masih punya prinsip Jomboran belum dikuningkan. Harapannya, hal itu bisa disadari semua pihak, agar area hijau ini bisa tetap dipertahankan," tuturnya.
Ia juga berharap, langkah awal Desa Jomboran untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan dengan menjalankan program Low Carbon Rice ini bisa diikuti daerah-daerah lain di Kabupaten Klaten.