Hal ini disampaikan Kepala DKPP Klaten, Widiyanti. Ia menjelaskan, DKPP Klaten sudah meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit hewan menular strategis (PHMS), melalui pengecekan kesehatan di pasar-pasar hewan.
Upaya dari DKPP ini dilakukan guna mencegah penularan PHMS seperti antraks, penyakit mulut dan kuku (PMK) hinga Lumpy Skin Diseases (LSD) pada sapi-sapi di Klaten, menjelang Hari Raya Kurban.
"Sejak bulan Maret sampai saat ini, kita sudah melakukan peningkatan kewaspadaan, yaitu melakukan pengecekan kesehatan di daerah-daerah atau di pasar-pasar ternak hewan di Kabupaten Klaten," tutur Widiyanti kepada detikJateng di Pendapa Setda Klaten, Senin (13/5/2024).
"Karena itu adalah tempat lalu lintas paling strategis terkait dengan ternak, untuk menjaga apabila nanti ditemukan hewan yang sakit bisa segera kita lakukan penanganan selanjutnya," sambungnya.
Selain dilakukan di pasar-pasar hewan di Kabupaten Klaten, pengecekan pun dilakukan kepada blantik-blantik yang menjual hewan dari luar Kabupaten Klaten agar setiap hewan yang masuk dapat dipastikan tidak terjangkit PHMS.
Kendati demikian, Widiyanti tetap menganjurkan masyarakat untuk membeli hewan kurban dari Kabupaten Klaten, yang kondisi kesehatannya lebih terjaga.
Widiyanti pun mengimbau peternak untuk melakukan vaksinasi terhadap hewan ternaknya. Sementara para pembeli diimbau untuk mengecek kondisi hewan yang akan dibeli, agar tidak salah beli hewan yang sudah terjangkit PHMS.
Hewan yang akan dibeli untuk kurban harus dalam kondisi sehat. Apabila muncul gejala seperti luka pada kuku, air liur yang keluar, atau bintik-bintik, masyarakat diwajibkan membawa hewan ke Puskeswan untuk dilakukan pengecekan.
"Apabila nanti di masyarakat itu ditemui hewan-hewan yang sakit segera dilaporkan. Sehingga kami bisa segera menindaklanjuti," pungkasnya.
(ega/ega)