Pulang Duluan Saat Tarawih 8 Rakaat Padahal Imam 23 Rakaat, Emang Boleh?

Bukber detikJateng

Pulang Duluan Saat Tarawih 8 Rakaat Padahal Imam 23 Rakaat, Emang Boleh?

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Jumat, 05 Apr 2024 16:02 WIB
Suasana salat tarawih perdana di Masjid Agung Jawa Tengah Semarang, Senin (11/3/2024).
Salat tarawih. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Solo -

Tarawih adalah salat sunnah yang dilakukan umat Islam selama Ramadan. Bahkan, salat tarawih juga bisa menjadi amal utama di bulan Ramadan.

Akan tetapi, dalam pelaksanaannya ada perbedaan terkait jumlah rakaat salat tarawih. Sebagian mengerjakan salat tarawih dan witir 11 rakaat, sebagian lainnya sampai 23 rakaat.

Adapun, salat tarawih 20 rakaat dilanjutkan witir 3 rakaat ini baru muncul di era Umar bin Khattab, sehingga banyak pula sebagian orang yang berprinsip untuk mengerjakan salat tarawih 8 rakaat dilanjut salat witir 3 rakaat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, bolehkah jika seseorang pulang duluan saat sudah mengerjakan salat tarawih 8 rakaat padahal imam mengerjakan salat tarawih dan witir 23 rakaat? Begini penjelasannya.

Salah satu dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Surakarta, Dr. Aly Mashar, S.Pd.I., M.Hum menjelaskan, hal tersebut diperbolehkan, meski niat imam mengerjakan salat tarawih 20 rakaat dan niat beberapa jemaah lainnya adalah tarawih 8 rakaat.

ADVERTISEMENT

"Tidak masalah. Katakanlah orang salat sunnah, dia itu bermakmum kepada imam yang salat wajib, itu juga tidak masalah atau mungkin sebaliknya, orang salat wajib bermakmum kepada orang salat sunnah itu tetap diperbolehkan," kata Aly saat dihubungi detikJateng, Jumat (5/3/2024).

Hal ini sejalan dengan Mazhab Syafii yang membolehkan seseorang melaksanakan salat fardhu dengan bermakmum kepada orang yang salat sunnah. Imam As-Syirazi dalam Kitabnya Al-Muhadzdzab menerangkan:

وَيَجُوْزُ أَنْ يَأْتَمَّ الْمُفْتَرِضُ بِالْمُتَنَفِّلِ، وَالْمُفْتَرِضُ بِمُفْتَرِضٍ فِيْ صَلَاةٍ أُخْرَى؛} لِمَا رَوَى جَابِرُ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ مُعَاذًا رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كَانَ يُصَلِّيْ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ اَلْعِشَاءَ الْأَخِرَةَ ثُمَّ يَأْتِيْ قَوْمَهُ فِيْ بَنِيْ سَلِمَةَ فَيُصَلِّيْ بِهِمْ هِيَ لَهُ تَطَوُّعٌ وَلَهُمْ فَرِيْضَةُ الْعِشَاءِ {وَلِأَنَّ اْلِاقْتِدَاءَ يَقَعُ فِي الْأَفْعَالِ الظَّاهِرَةِ، وَذَلِكَ يَكُوْنُ مَعَ اخْتِلَافِ النِّيَّةِ...

Artinya, "Boleh seorang yang shalat fardhu bermakmum kepada orang yang shalat sunnah, dan orang yang shalat fardhu bermakmum kepada orang yang shalat fardhu dalam shalat yang lain berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah RA bahwa Mu'adz RA melakukan shalat Isya' di waktu akhir bersama Rasulullah SAW, kemudian ia mendatangi kaumnya di Bani Salimah lantas menjadi imam shalat bersama mereka, shalat itu baginya (hukumnya) merupakan shalat sunnah, sementara bagi mereka merupakan shalat Isya' fardhu; di samping itu karena bermakmum tersebut terjadi dalam perbuatan-perbuatan yang zahir, padahal perkara itu berbeda niatnya... (Lihat Imam As-Syirazi, Al-Muhadzdzab dalam An-Nawawi, Al-Majmu', [Jeddah, Maktabah Al-Irsyad: tanpa catatan tahun], juz IV, halaman 167).

Aly menjelaskan, tetap sah salat tarawih seseorang yang pulang duluan meski imam masih melanjutkan tarawih dan witir hingga 23 rakaat. Seseorang yang ingin salat tarawih 8 rakaat bisa pulang duluan dan salat witir 3 rakaat sendiri di rumah, atau menunggu imam melaksanakan salat tarawih.

"Jadi misal sudah 8 rakaat, dia keluar atau mungkin dia melanjutkan sampai ke 20, terus kemudian witir itu boleh atau sebaliknya. Orang yang 8 rakaat, kemudian dia bermakmum kepada imam yang 23, dia keluar witir sendiri juga boleh," terangnya.




(apl/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads