Pemerintah Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Klaten, direncanakan meningkatkan nominal Tunjangan Hari Raya (THR) pada tahun depan. Rencananya, per Kepala Keluarga (KK) menerima Rp 1 juta di 2025.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Desa Wunut, Iwan Sulistya Setiawan. Tahun ini saja, setiap KK mendapatkan THR Rp 1 juta.
Diketahui, 744 KK yang mendapat tunjangan tersebut. Sehingga, total dana yang digelontorkan pemdes mencapai Rp 297.600.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditemui detikJateng Selasa (2/4/2024), Iwan mengungkapkan dari THR Rp 1 juta yang direncanakan, setengahnya akan berupa investasi.
"2025 kita harapkan Rp 1 juta. Separuhnya uang tunai, separuhnya investasi jadi warga investasi tanpa keluar uang sehingga unit usaha yang ada milik bersama," ungkap Iwan Sulistya.
Pendapat itu juga sama seperti yang diharapkan Syamsul Bahri, salah satu penerima THR. Dia mengaku mengapresiasi pemdes yang memberikan THR bagi para warga.
Menurut Syamsul, THR disyukuri tetapi ke depan diharapkan ada program untuk menjadikan masyarakat mandiri. Harapannya Pemdes juga menciptakan usaha baru.
"Saya berharap ada lagi unit usaha Bumdes baru, masyarakat bisa bekerja di dalamnya. Jadi pemberdayaan lebih awet nantinya," imbuh Syamsul.
![]() |
THR Berasal dari PAD
Iwan menuturkan, THR sebesar Rp 400.000 yang diterima warga pada tahun ini mengalami kenaikan dari tahun 2023 lalu sebesar Rp 300.000. Kenaikan itu disebabkan Pendapatan Asli Desa (PAD) yang juga mengalami kenaikan.
Diketahui, PAD Wunut berasal dari pengelolaan Umbul Pelem Water Park yang masuk ke dalam BUMDes.
"PAD tahun ini Rp 3,1 miliar dan tahun lalu Rp 2,5 miliar. Semoga terus naik, kita punya harapan jadi tahun depan bisa kita berikan THR Rp 1 juta," jelas Iwan.
Iwan menceritakan, pengelolaan objek wisata Umbul Pelem Water Park yang menjadi sumber PAD terbesar desa diawali tahun 2016. Sebelumnya desanya hanya desa dengan pendapatan kecil tapi kemudian ada dana desa.
"Kita mulai 2016 dengan dana desa. Umbul itu dulu tidak produktif karena hanya untuk ditanami tanaman cenil atau selada air, padahal itu tanah lungguh kepala desa dan kasi pemerintahan," papar Iwan.
Bermodal nekat, sebut Iwan, pemerintah desa mencoba mengubah Umbul Pelem menjadi tempat wisata air dengan konsep air alami tapi modern. Awalnya banyak yang ragu akan berhasil karena saat itu sudah banyak objek wisata air yang besar.
"Awalnya pada ragu, perangkat desa bahkan BPD sempat ragu. Apalagi dana yang saya alokasikan ke Umbul Pelem itu awalnya sampai 75 persen dari total dana desa saat itu Rp 900 juta," kata Iwan.
Keraguan itu akhirnya terjawab setelah PAD bertahap meningkat. PAD dari Bumdes Sumber Kamulyan terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Terus meningkat. Ini datanya tahun 2018 sebesar Rp 30 juta, 2019 menjadi Rp 210 juta, tahun 2020 naik menjadi Rp 576 juta, 2021 saat (pandemi) COVID menjadi Rp 253 juta, 2022 menjadi Rp 915 juta, tahun 2023 Rp 2,5 miliar dan sampai Rp 2024 ini sudah Rp 3,1 miliar," rinci Iwan.
THR Bentuk Spontanitas Bantuan Langsung untuk Warga
Iwan melanjutkan, ide awal pemberian THR untuk setiap warga dimulai pada 2022. Di desanya, ada 13 RT dan enam RW yang selama ini menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau bantuan sosial (bansos) dari pemerintah pusat.
"Kalau BLT sudah ada branded dari negara, bansos juga dari negara. Kita buat terobosan dengan THR, spontanitas bantuan langsung untuk semua yang warga sini," lanjut Iwan.
(apu/apu)