Tak sedikit umat muslim yang memiliki kekaguman terhadap idol-idol K-Pop ataupun J-Pop. Beberapa dari mereka bahkan setia mencari tahu informasi terkait idolnya.
Aktivitas mengagumi dan mendukung idol secara mendalam ini seringkali disebut fangirling bagi penggemar perempuan dan fanboying bagi penggemar laki-laki. Biasanya, para fanboy dan fangirl ini akan histeris setiap melihat foto, video, atau bahkan sekadar informasi terkait idol kecintaannya.
Namun, ternyata aktivitas fangirling dan fanboying ini seringkali menjadi pertanyaan jika dilakukan di tengah-tengah puasa. Takutnya, hal tersebut termasuk hal yang makruh dan dapat menghilangkan pahala puasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, berikut penjelasan dari salah satu dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Surakarta, Ahmadi Fathurrohman Dardiri, M.Hum terkait fangirling atau fanboying yang dilakukan di bulan Ramadhan. Apakah bisa menghilangkan pahala puasa? Yuk, simak penjelasannya.
Ahmadi menjelaskan, prinsip berpuasa (Ψ΅ΩΩ maupun Ψ΅ΩΨ§Ω ) sendiri jika dilihat dari segi kebahasaan, memiliki makna 'menahan diri' (Ψ₯Ω Ψ³Ψ§Ω). Dengan kata kunci yaitu 'menahan diri' dan dengan tujuan 'agar kita semua bertaqwa', sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 183.
ΩΩ°ΩΩΨ§ΩΩΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΫ‘ΩΩ Ψ§Ω°Ω ΩΩΩΩΫ‘Ψ§ ΩΩΨͺΩΨ¨Ω ΨΉΩΩΩΩΫ‘Ϊ©ΩΩ Ω Ψ§ΩΨ΅ΩΩΩΩΨ§Ω Ω Ϊ©ΩΩ ΩΨ§ ΩΩΨͺΩΨ¨Ω ΨΉΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΫ‘ΩΩ Ω ΩΩΫ‘ ΩΩΨ¨Ϋ‘ΩΩΪ©ΩΩ Ϋ‘ ΩΩΨΉΩΩΩΩΩΩΩ Ϋ‘ ΨͺΩΨͺΩΩΩΩΩΫ‘ΩΩΫβ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Oleh karena itu, Ahmadi menjelaskan, selama berpuasa seseorang harus bisa menahan diri. Mulai dari menahan makan, minum, hawa nafsu, dan menahan diri dari berbagai hal yang tidak memiliki nilai-nilai ketakwaan.
"Maka selama proses puasa dilakukan, apapun yang tidak mengandung unsur menahan diri dan memiliki nilai-nilai ketakwaan sepatutnya dihindari," kata Ahmadi saat dihubungi detikJateng, Senin (1/4/2024).
Lebih lanjut, Ahmadi menjelaskan, mengidolai seseorang, menonton idola, atau fangirling ini sejatinya tidak dilarang dan sah dilakukan selama dalam batasan-batasan tertentu. Namun, jika dilakukan secara berlebihan maka perbuatan tersebut bisa jadi dilarang.
"Namun, karena hal tersebut dilakukan secara berlebihan, sampai-sampai melupakan hal-hal penting bagi dirinya baik itu kewajiban urusan duniawi dan lebih-lebih urusan ukhrawi, kegiatan tersebut sepatutnya dihindari dan bahkan dilarang," terangnya.
"Al Quran mengingatkan kita sebanyak 2 kali dalam bentuk pernyataan tegas bahwa 'Tidak lain kehidupan dunia ini melainkan hanya kesenangan yang palsu' (QS Ali Imran 185 dan QS al-Hadid 20)," terangnya.
Ahmadi menerangkan, pada 2 kesempatan lain yakni dalam Al Quran surat Al-An'am ayat 32 dan Al Quran Surat Ar-Ra'd ayat 26, Al Quran juga mengingatkan bahwa kenikmatan di dunia tidak berarti apapun dibandingkan kenikmatan di akhirat kelak.
"Karenanya, di bulan Ramadan yang penuh kemuliaan ini, akan sangat bijaksana jika kita manfaatkan waktu untuk sebanyak mungkin beribadah kepada Allah SWT," jelasnya.
"Mendalami ilmu yang selama ini kita tekuni, berbuat baik kepada orang lain, serta tidak sekedar menjalaninya dengan hal-hal biasa, apalagi menjurus pada kesia-siaan dan lebih-lebih kemaksiatan," sambungnya.
Dengan begitu, aktivitas fangirling atau fanboying ini tidak sampai membatalkan atau menghilangkan pahala orang yang berpuasa. Namun, jika dilakukan secara berlebihan maka hal tersebut sebaiknya dihindari.
Akan lebih baik lagi jika bulan suci Ramadan diisi dengan ibadah dan hal-hal baik, sehingga fangirling atau fanboying bisa dijadikan aktivitas selingan saja, yang tentunya juga tidak dilakukan secara berlebihan.
Bagi Anda pembaca detikJateng juga bisa menyampaikan pertanyaan seputar Puasa dan Ramadan yang akan dijawab oleh pakar di bidangnya. Pertanyaan bisa dikirim melalui email dengan subjek [bukber detikJateng] dan dikirimkan ke: infojateng@detik.com
(cln/ahr)