Hari Supersemar 11 Maret: Sejarah, Isi hingga Dampaknya

Hari Supersemar 11 Maret: Sejarah, Isi hingga Dampaknya

Nindasari - detikJateng
Senin, 11 Mar 2024 11:36 WIB
Supersemar
Supersemar. Foto: (Tangkapan layar Membongkar Supersemar: Dari CIA Hingga Kudeta Merangkak Melawan Bung Karno oleh Baskara T Wardaya, SJ)
Solo -

Peringatan Hari Supersemar jatuh pada setiap tanggal 11 Maret. Berikut ini sajian mengenai sejarah, hingga dampaknya.

Dikutip dari Kementerian Luar Negeri RI, Supersemar merupakan singkatan dari Surat Perintah Sebelas Maret. Surat tersebut ditetapkan tanggal 11 Maret pada tahun 1966.

Setiap peringatan hari penting nasional pasti mempunyai sejarahnya masing-masing. Namun, sudah tahukah kalian sejarah dari peringatan Hari Supersemar?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Supersemar

Mengutip laman resmi SMAN 13 Semarang, Supersemar ditetapkan saat kepemimpinan negara Indonesia masih ditangan Presiden Soekarno. Saat itu, terjadi banyak kekacauan dan ketidakstabilan dalam bidang politik.

Krisis yang terjadi saat itu merupakan buntut dari peristiwa G30S PKI pada tahun 1965. Lalu, karena G30S PKI diduga menjadi penyebab terbunuhnya tujuh jenderal, maka banyak terjadi reaksi dari masyarakat Indonesia.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, muncul Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), dan semacamnya. Berbagai organisasi tersebut mendapatkan bentuk perlindungan dari tentara dan juga bagian dari Front Pancasila.

Pada tanggal 12 Januari 1966, terdapat berbagai kelompok mahasiswa berdemonstrasi mengajukan Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) di halaman Gedung DPR-GR. Di bawah ini merupakan isi dari tiga tuntutan tersebut.

  1. Pembubaran PKI
  2. Pembersihan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur yang terlibat G30S
  3. Penurunan harga

Ternyata tidak berhenti sampai di situ, di tanggal 11 Maret 1966 terjadi kembali demonstrasi yang lebih besar. Selain itu, peristiwa tersebut juga mendapatkan dukungan dari tentara yang terjadi di depan gedung Istana Negara.

Mengutip Buku Sastra Dan Politik Representasi Tragedi 1965 dalam Negara Orde Baru karya Yoseph Yapi Taum, Soeharto mengirimkan tiga orang jenderal untuk menemui Presiden Soekarno di Istana bogor pada tanggal 11 Maret 1966. Setelah itu, melalui kedatangan tiga jenderal tersebut Soekarno menetapkan "Supersemar".

Isi Supersemar

Kembali mengutip dari Buku Sastra Dan Politik Representasi Tragedi 1965 dalam Negara Orde Baru, berikut isi dari Supersemar.

Soekarno selaku Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi memerintahkan kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk:

  1. Mengambil segala tindakan jang dianggap perlu, untuk terdjaminnia keamanan dan ketenangan serta kestabilan djalanja Pemerintahan dan djalannja Revolusi, serta mendjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar revolusi/mandataris M.P.R.S. demi untuk keutuhan Bangsa dan Negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala adjaran Pemimpin Besar Revolusi.
  2. Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-Panglima Angkatan-Angkatan lain dengan sebaik-baiknja.
  3. Supaya melaporkan segala sesuatu jang bersangkut-paut dalam tugas dan tanggung-djawabnja seperti tersebut di atas.

Dampak Supersemar

Kembali mengutip dari sumber sebelumnya, Supersemar yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno, memberikan kewenangan bagi Soeharto untuk memulihkan stabilitas negara Indonesia. Akhirnya, di tahun 1967 surat perintah tersebut juga mengantarkan Soeharto menjadi Presiden RI.

Demikianlah penjelasan terkait sejarah, isi, hingga dampak dari penetapan Supersemar. Semoga bermanfaat ya, Lur.

Artikel ini ditulis oleh Nindasari, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

(cln/cln)


Hide Ads