Satu unit bangunan sekolah di Desa Winduaji, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, rusak parah akibat terkena material longsor dari tebing setinggi 15 meter yang ada di belakang sekolah. Beruntung saat kejadian, kondisi sekolah sepi.
Tidak ada korban jiwa. Hanya saja, material longsor merusak empat ruangan yang ada di sekolah setempat. Bahkan, bangunan toko yang berada di sebelah sekolah juga hancur.
Longsor itu terjadi pada Minggu (4/2/2024) sekitar pukul 15.00 WIB. Sebelum material jatuh menimpa sekolah, intensitas hujan cukup tinggi sejak Minggu siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekolah yang rusak tersebut diidentifikasi MI Salafiyah. Imbas tebing longsor itu, kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka ditiadakan dan sementara KBM digelar daring. Hari ini pihak sekolah dibantu warga dan wali murid kerja bakti untuk membersihkan material longsor dan puing-puing bangunan dinding yang jebol akibat terkena longsor.
Pantauan detikJateng pada pagi ini, sejumlah murid setempat, beramai-ramai mendatangi ke sekolahnya. Bukan untuk belajar, melainkan untuk membantu bersih-bersih sekolah, atas kemauan sendiri.
Kepala MI Salafiyah, Jafar Hamzah, saat dimintai konfirmasi menjelaskan ada dua ruang kelas yakni satu ruang guru, dan satu ruang serbaguna yang jebol akibat longsor.
"Kejadian pada pukul 15.00 WIB. Ruang yang terdampak longsor itu, ruang belajarnya ada dua, yakni kelas dua dan kelas lima, ruang guru, dan ruang serbaguna. Kondisinya parah, dinding jebol, atapnya juga," kata Jafar saat ditemui detikJateng di lokasi.
![]() |
Dengan kondisi bangunan yang rusak parah, Jafar menjelaskan butuh waktu untuk membersihkan material longsor berupa tanah dan lumpur, serta puing-puing bangunan yang jebol.
"Pembersihan longsor kemungkinan dua minggu karena lumpur tanah itu sangat banyak sekali. Belum lagi puing-puing bangunannya," katanya.
Bahkan, dia mengaku khawatir akan terjadi longsor susulan. Mengingat masih ada tebing serupa yang ada di belakang bangunan sekolah jika intensitas hujan masih tinggi.
"Ya khawatir terjadi longsor susulan. Tebingnya juga kadar airnya sudah sangat basah, kadar air tanah sudah sangat tinggi, sehingga kemungkinan terjadi longsor susulan. Tapi mudah-mudahan tidak terjadi longsor susulan yang menambah beban kami," jelasnya.
"Hari ini masih dilakukan upaya pembersihan muatan longsor dari berbagai pihak dari wali murid, masyarakat, Fatayat NU dan Anshor," ucapnya.
Upaya pembersihan saat ini masih dilakukan dengan alat seadanya. Ia mengaku belum ada bantuan dari pihak pemerintah. "Bantuan belum ada. Hanya saja kemarin sempat difoto-foto oleh BPBD," jelasnya.
Total kerugian, menurutnya mencapai Rp 200 juta. Kerugian mencakup bangunan dan perlengkapan sekolah, termasuk meja-kursi dan buku-buku sekolah.
Terpisah, Alfikri (11), murid kelas VI, bersama teman-temanya ikut bergotong-royong membersihkan endapan lumpur. Tujuannya, agar material longsor cepat dibersihkan. Sehingga dirinya bersama teman lainnya bisa kembali lagi sekolah, meskipun dengan kondisi bangunan yang tidak seperti semula lagi.
"Tidak ada yang nyuruh. Berangkat ingin bantu. Sekolah libur. Ya pingin cepat sekolah lagi," kata Fikri.
(apu/apu)