Perayaan Imlek identik dengan ornamen warna merah. Selain itu, beberapa makanan juga kerap dikaitkan dengan perayaan tahun baru masyarakat Tionghoa ini. Salah satunya adalah jeruk. Namun tahukah kamu mengapa jeruk identik dengan Imlek?
Pada saat perayaan Imlek, jeruk mandarin kerap tersaji. Buah ini memiliki kulit berwarna oranye terang dan rasa yang manis. Selain itu, jeruk santang yang punya ukuran lebih kecil juga banyak dicari menjelang pergantian tahun baru Imlek.
Penasaran mengapa jeruk identik dengan Imlek? Untuk menemukan jawabannya, mari simak penjelasan lengkap berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa Jeruk Identik dengan Imlek
Terdapat beberapa alasan khusus mengapa buah jeruk selalu ada di dalam perayaan Tahun Baru Imlek, antara lain:
1. Simbol Kerukunan Keluarga
Buah jeruk melambangkan kerukunan dalam budaya Tionghoa. Istilah jeruk sendiri berasal dari kata JΓΊzi. Di samping itu, sebagian masyarakat mengaitkannya dengan makna keluarga karena isi buah jeruk yang banyak dan melekat satu sama lain.
Mengutip artikel berjudul 'Analisis Interaksionisme Simbolik Tradisi Sam Sip Pu pada Perayaan Imlek di Pulau Bangka' oleh Gary Nidra yang dimuat di Jurnal Studi Inovasi Vol. I (2021), sebagian lainnya melihat buah jeruk sebagai simbol kesatuan dan hubungan erat di dalam keluarga, menggambarkan kekompakan dan kebersamaan yang penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
2. Membawa Keberuntungan dan Kekayaan
Dikutip dari skripsi berjudul Fungsi dan Makna Penyambutan Hari Raya Imlek pada Masyarakat Etnis Tionghoa di Kota Bandar Lampung (2016) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung oleh Oktavia Sanjaya, jeruk mandarin dan jeruk kecil menjadi dua jenis buah yang umum ditemui selama perayaan Imlek. Jeruk mandarin melambangkan kekayaan, sementara jeruk kecil diartikan sebagai simbol keberuntungan.
Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa memberikan dan mengonsumsi jeruk selama perayaan Imlek membawa keberuntungan serta kemakmuran bagi mereka yang melakukannya.
3. Menjadi Rahmat
Mengutip dari skripsi berjudul 'Makna Doa-doa dan Perlengkapan Sajian Perayaan Tahun Baru Imlek Sebuah Tinjauan Semantik' (2004) Fakultas Sastra Universitas Airlangga oleh Pipit Novita, buah jeruk dalam bahasa Mandarin disebut 'kiet' rahmat.
Dalam keyakinan masyarakat Tionghoa, buah jeruk menjadi simbol bahwa setiap individu yang melakukan perbuatan baik akan memperoleh rahmat dari Thian atau Tuhan. Konsep ini mendorong manusia untuk senantiasa berbuat baik kepada sesama. Sebab melalui kebaikan, seseorang dapat meraih rahmat dan berkah yang melimpah dari Thian.
Nah, itulah beberapa alasan mengapa jeruk identik dengan Imlek. Sudah tidak penasaran lagi kan, detikers?
(par/dil)