Perayaan Imlek atau Tahun Baru China kerap kali diwarnai dengan turunnya hujan. Apa alasannya? Adakah kaitan khusus antara Imlek dengan turunnya hujan? Begini sederet alasannya yang perlu detikers ketahui.
Berdasar SKB (Surat Keputusan Bersama) 3 Menteri Nomor 1017, 2, dan 2 Tahun 2024, Imlek 2025 akan jatuh pada 29 Januari mendatang. Dalam perayaannya, masyarakat mendapat jatah 1 hari cuti bersama dan 1 hari libur nasional.
Lazimnya, Imlek diperingati dengan dekorasi-dekorasi berwarna merah menyala yang apik. Tak hanya dekorasi saja, berbagai kegiatan khas Imlek juga bakal digelar. Sebut saja menyalakan petasan dan kembang api hingga menonton tari barongsai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kadang kala, hujan justru turun dengan derasnya saat Imlek sehingga menghadirkan tantangan tersendiri. Sejatinya, apa sih alasan Imlek bisa identik dengan hujan? Simak pembahasan ringkasnya di bawah ini, yuk!
Alasan Sering Turun Hujan saat Imlek
Jawabannya karena Imlek selalu tiba selama rentang 21 Januari-20 Februari. Nah, periode waktu tersebut bertepatan dengan puncak musim hujan di Indonesia. Jadi, tidak mengherankan jika hujan sering tiba saat Imlek.
Dirujuk dari buku Pemutakhiran Prediksi Musim Hujan 2024/2025 di Indonesia yang diterbitkan Direktorat Perubahan Iklim, Kedeputian Bidang Klimatologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan 2024/2025 di Jawa diprediksi bakal berlangsung pada Januari sebanyak 5 ZOM (zona musim).
Sementara itu, 2 ZOM lainnya diprediksi akan menghadapi puncak musim hujan pada Februari 2025. Adapun bagi 2 ZOM lainnya lagi, puncak musim hujan diperkirakan tiba pada Maret. Bertepatan dengan waktu perayaan Imlek, bukan?
Tak hanya di Jawa saja, sejumlah ZOM di Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara juga diperkirakan akan kebagian puncak musim hujan pada Januari atau Februari 2025. Di sisi lain, sebagian besar wilayah Maluku dan Papua baru akan mendapati puncak musim hujan selama rentang April-Agustus 2025.
Keterangan senada juga dijumpai dalam laporan Analisis Dinamika Atmosfer-Laut; Analisis & Prediksi Curah Hujan Update Dasarian I Januari 2025 dari BMKG. Diterangkan bahwasanya selama dasarian II Januari sampai I Februari 2025, curah hujan berada di kriteria rendah-menengah.
Namun, ada juga wilayah yang diperkirakan mengalami hujan kategori tinggi-sangat tinggi. Terkhusus dasarian III, waktu Imlek tiba, sejumlah wilayah yang kemungkinan terkena curah hujan tinggi adalah sebagian Banten, sebagian Jawa Tengah, hingga sebagian Jawa Timur.
Hujan Saat Imlek Adalah Tanda Keberuntungan, Benarkah?
Dilihat dari detikNews, hujan saat Imlek memang dikaitkan dengan keberuntungan. Semakin banyak hujan turun, warga China yakin akan lebih banyak pulalah keberuntungan yang akan diraih.
Cukup dikatakan bahwa dalam tradisi China, hujan saat Imlek adalah pertanda berkah selama tahun mendatang. Namun, beda tingkat derasnya hujan, beda pula makna yang dibawa. Berikut ini pembahasan ringkasnya, dikutip dari laman resmi LPM Progress Universitas Indraprasta PGRI (Unindra):
- Hujan gerimis: keberuntungan yang datang sedikit. Namun, bila gerimis dalam waktu lama, maka pertanda keberuntungan sepanjang tahun.
- Hujan deras: berarti akan ada keberuntungan melimpah ruah.
- Hujan badai: hujan yang terlampau deras, apalagi jika diiringi angin besar atau badai, adalah pertanda kurang baik. Pasalnya, hujan ini bisa mengakibatkan bencana.
- Tidak turun hujan: pertanda ketidakberuntungan. Namun, masyarakat China tidak kemudian serta merta menganggap Tuhan tak merestui. Sebab, Imlek akan tetap membawa kebahagiaan dan kemeriahan.
Kenapa Imlek Selalu Jatuh pada Periode 21 Januari-20 Februari?
Dirangkum dari How Stuff Works, kalender tradisional China yang menggunakan sistem lunisolar digunakan untuk menentukan waktu Imlek. Lunisolar berarti kalender ini menggunakan hitungan peredaran Matahari dan Bulan secara bersamaan.
Menurut penjelasan dari laman Chinese Language Institute (CLI), dalam penanggalan, satu tahun berdasarkan peredaran Bulan hanya terdiri dari 354 hari. Sementara itu, jika mengacu pada peredaran Matahari, jumlah harinya adalah 365. Untuk mengatasi selisih waktu ini, kalender tradisional China menambahkan satu bulan ekstra setiap tiga tahun sekali sehingga dalam satu tahun terdapat 13 bulan.
Bulan pertama dalam kalender ini dinamakan ζ£ζ (zhΔng yuΓ¨), sedangkan bulan terakhir disebut θ ζ (lΓ yuΓ¨). Guna menjaga keselarasan antara siklus Bulan dan Matahari, sebuah bulan kabisat yang dikenal sebagai ι°ζ (rΓΉn yuΓ¨) dimasukkan dalam kalender China. Penambahan bulan ini bertujuan agar perhitungan tetap sesuai dengan musim dan pergerakan Matahari.
Penentuan tanggal Tahun Baru Imlek menggunakan perhitungan khusus, yaitu berdasarkan bulan baru yang jatuh paling dekat dengan pertengahan antara titik balik Matahari musim dingin (winter solstice) dan ekuinoks musim semi (spring equinox). Oleh sebab itu, Tahun Baru Imlek selalu jatuh antara tanggal 21 Januari hingga 20 Februari.
Nah, itulah penjelasan mengenai alasan Imlek identik dengan hujan. Semoga bisa menambah wawasan detikers, ya!
(sto/ams)