KPU Kabupaten Demak melakukan pemetaan tempat pemungutan suara (TPS) yang rawan banjir saat pencoblosan 14 Februari 2024 mendatang. Setidaknya ada 72 titik di Demak yang masuk rawan banjir dan rob menyusul tingginya gelombang laut dan curah hujan yang tinggi.
Ketua KPU Demak, Siti Ulfaati mengatakan kategori rawan di Kabupaten Demak terdapat dua jenis. Yakni banjir akibat hujan dan rob akibat gelombang laut tinggi yang berdampak pada wilayah pesisir Demak.
"Jadi kami kemarin melakukan pemetaan ulang, pemutakhiran data kembali, kami sudah mengirim data, kita turunkan kepada PPK dan PPS untuk dilakukan pemutakhiran data kembali, kemudian malamnya PPK kita undang kita tanya satu-satu. Apakah benar ini itu rawan? Jadi kategori kita itu ada dua, rawan yang rob sama rawan yang banjir," kata Ulfaati usai memantau simulasi pungutan dan perhitungan suara di halaman Gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Rabu (31/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui bahwa terdapat empat kecamatan di Kabupaten Demak yang merupakan wilayah pesisir. Yakni Sayung, Karangtengah, Bonang, dan Wedung.
"Kalau yang rob itu data kita ada 41, rawan banjirnya ada 31. Jadi ada 72 titik yang kemungkinan itu rawan rob dan rawan banjir. Data itu sudah kami serahkan ke Polres maupun ke BPBD karena itu sebagai upaya mitigasi kita," imbuhnya.
Ia menjelaskan bahwa 72 titik rawan tersebut tersebar di 5 kecamatan. Yakni Guntur, Sayung, Karangtengah, Wedung. Kendati demikian pihaknya juga tidak menutup kemungkinan wilayah lain juga berpotensi banjir akibat hujan tinggi.
"Jadi Guntur, Sayung, Karangtengah, Bonang, Wedung, 5 kecamatan. Yang potensi banjir itu masing masing ada potensi. Karena kalau banjir, hujan deras dan angin itu kan potensinya juga tinggi," terangnya.
Alternatif Pindah Lokasi TPS
Ia menuturkan bahwa salah satu antisipasi TPS terdampak rob dengan pindah titik koordinatnya. Sementara untuk banjir akibat hujan tinggi pihaknya berkolaborasi dengan pihak keamanan untuk langkah penanggulangannya.
"Jadi kalau rawan rob antisipasi kita ketika robnya sedang tinggi-tingginya ya memang kemarin alternatif pindah TPS, titik koordinatnya kita berpindah. Kalau misalkan banjir itu kan kita pun juga gak tahu ya, mungkin di sisi keamanannya. Namun Polres menyampaikan di titik rawan banjir atau rob yang potensinya besar itu tim pengamanannya satu orang," terangnya.
Ia menambahkan bahwa simulasi pungutan dan perhitungan suara hari ini juga terjadi hujan dan angin. Pihaknya mencatat sejumlah antisipasi dan pengamanan untuk kejadian tersebut.
"Jadi hari ini kita simulasi ya, bahasanya gambaran ketika terjadi hari H, kebetulan hari ini hujan deras tadi, ada angin, dan ada beberapa peralatan kita yang posisinya jatuh," terangnya.
"Nah ini mungkin suatu gambaran buat bapak ibu, bahwa sebenarnya kita sudah menyiapkan bahwa untuk simulasi ini sudah kami tata, misalnya saksi dia posisinya di dalam dan sebagainya, tapi tiba-tiba karena tadi hujan kemudian orang secara refleks mencari tempat berteduh, tapi sekali lagi itu sudah kami amankan, sudah kami tertibkan lagi agar sesuai dengan aturan yang ada," imbuhnya.
(apl/ahr)