Namanya Saswati Ningrum. Warga RT 04 RW 03, Dukuh Ngiri, Desa Sendangmulyo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, ini punya mimpi supaya penyandang disabilitas seperti dirinya bisa lebih banyak didengar pemerintah dalam setiap program pembangunan.
Karena itu, perempuan yang akrab disapa Saras ini memutuskan maju sebagai calon legislatif (caleg) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dia maju lewat daerah pemilihan (Dapil) 6 yang meliputi Kecamatan Bulu, Gunem, Sulang.
Alasan Jadi Caleg
Wanita kelahiran tahun 1981 ini menuturkan, sebagai penyandang polio, dirinya selama ini aktif di komunitas difabel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelumnya memang saya sudah aktif di komunitas, di organisasi juga, untuk membantu memfasilitasi teman-teman difabel. Kebetulan saat ini ada momen Pileg, saya tertarik menempuh (advokasi) lewat jalur politik," kata Saras saat ditemui detikJateng di rumahnya, Rabu (24/1/2024).
Saras mengatakan, dia maju sebagai caleg untuk menghapus stigma terhadap difabel. Menurut dia, penyandang disabilitas sering dianggap tidak mampu berperan dalam pembangunan di daerah.
"(Nyaleg) Ini juga untuk menjawab stigma negatif disabilitas melalui partisipasi yang bermakna di ranah legislatif. Seringnya masyarakat memandang penyandang difabel ini sebagai produk gagal dan hanya menjadi beban keluarga. Maka dengan ini saya ingin membuktikan," ujar Saras.
Jika terpilih menjadi legislator di DPRD Rembang, Saras akan mengupayakan agar penyandang difabel dapat berperan aktif dalam pembangunan. Dia juga ingin memperjuangkan agar setiap pembangunan fisik maupun non fisik dari pemerintah bisa ramah terhadap difabel.
"Saya ingin mendorong dan membersamai pemerintah daerah dan masyarakat sipil dalam mewujudkan Rembang yang inklusif disabilitas," ujar Saras.
Nyaleg Tanpa Modal Besar
Saras mengaku tak punya cukup modal untuk berkampanye seperti caleg lainnya. Dia hanya mengandalkan modal seadanya dari usaha yang ia geluti. Yakni melalui usaha UMKM kerajinan tangan yang ia tekuni.
"Memang secara materi saya kurang, tetapi saya yakin dengan dukungan teman-teman saya dan para tetangga. Bahkan pemasangan APK (alat peraga kampanye) saja saya dibantu tetangga. Beli paku juga dibantu. Bahan kampanye hanya mengandalkan spanduk dan stiker," kata Saras.
Saras menjadi pelaku UMKM kerajinan tangan sejak empat tahun lalu. Usahanya mengandalkan bahan limbah berupa janggel jagung atau bonggol jagung yang didaur ulang menjadi boks tisu, asbak, figura, dan aksesoris.
"Usaha saya dari hasil menjahit pakaian sama jualan produk kerajinan tangan dari janggel jagung," pungkas Saras.
(apu/dil)