Sederet Fakta Kericuhan Festival Durian di Alun-alun Kajen Pekalongan

Round Up

Sederet Fakta Kericuhan Festival Durian di Alun-alun Kajen Pekalongan

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 15 Jan 2024 06:30 WIB
Festival Durian Pekalongan diwarnai kericuhan, Minggu (14/1/2024).
Festival Durian Pekalongan diwarnai kericuhan, Minggu (14/1/2024). Foto: Robby Bernardi/detikJateng.
Solo -

Gelaran Festival Durian di Alun-alun Kajen, Kabupaten Pekalongan, berlangsung ricuh. Banyaknya warga yang hadir membuat kondisi tidak terkontrol hingga pagar pembatas jebol. Akibat kejadian ini sejumlah warga mengalami luka-luka dan ada yang dilarikan ke rumah sakit. Berikut sederet fakta kericuhan di festival tersebut.

Belasan Ribuan Warga Berdesakan

Belasan ribu warga yang sedari pagi menunggu, merangsek hingga menjebol pagar pembatas. Pagar besi tersebut merupakan pembatas antara warga dengan gunungan durian. Sejumlah wanita yang ada di depan, berjatuhan akibat terdorong oleh massa yang ada di belakangnya.

Petugas keamanan dan kesehatan dibuat repot dengan banyaknya warga terutama wanita yang berjatuhan dan pingsan akibat saling dorong mendorong tersebut. Evakuasi berjalan cukup sulit mengingat aksi ribuan warga sudah tidak terkendali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibu-anak, adik yang kecil-kecil banyak yang terpisah. Sayangnya, meskipun kondisi ricuh, acara tetap dilanjutkan.

"Kita sudah sedari pagi menunggu di sini, semakin lama semakin panas. Makanya sebelum acara dimulai warga tidak sabar merebutkan durian, karena sudah tidak tahan panasnya," kata Winoto (49) warga Kota Pekalongan, yang sengaja datang ke Festival Durian di Kabupaten Pekalongan.

ADVERTISEMENT

Warga Pingsan-HP Hilang

Gunungan durian yang berada di tengah-tengah ribuan warga pun, langsung diperebutkan. Warga tidak memperhatikan keselamatan memperebutkan buah durian. Mereka langsung mengambil buah durian satu persatu di gunungan durian.

Sejumlah warga yang pingan, langsung dievakuasi ke posko kesehatan yang berada di belakang panggung. Sementara warga lain juga mengeluhkan kehilangan handphone (HP), meskipun HP di letakkan di tas depan.

"HP saya hilang, padahal sudah saya masukkan ke tas dan tas saya gendong di depan. Tapi ada yang membuka," kaya Nisma (14) warga Sragi.

Hal serupa juga dialami Putri warga Ulujami, Pemalang. "Diambil, HP saya dua di tas. Kondisi tas terbuka, tidak sobek sih jelas diambil orang," katanya.

Penjelasan Panitia

Terkait dengan kejadian ini panitia penyelenggara yakni Dinas Pariwisata Kabupaten Pekalongan, menampik pihaknya tidak siap. Meskipun dengan kehadiran 15 ribu warga, ia justru menyalahkan warganya yang kurang siap, hingga terjadi kericuhan.

"Iya, bukan panitia belum siap, ini masyarakat belum siap untuk melihat ini. Masyarakat belum siap untuk memuliakan dirinya. Kalau kita panitia, ada pengamanan dari kepolisian 100. Ada Satpol, ada dari TNI," ungkap PLt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pekalongan, Abdul Bhaqi, saat ditemui di lokasi Festival Durian.

Pihaknya, berjanji akan menanggung semua pengobatan warga yang terluka akibat kericuhan tersebut.

"Iya, segera, iya ditanggung jawab. Itu nanti akan diurus. Masyarakat kan ada BPJS, nanti kita akan urus," ungkapnya.

Dengan peristiwa ini, akan menjadikan evakuasi pihaknya. Festival durian yang digelar tersebut gratis bagi semua warga.

"Karena kalau ticketing, mungkin benar akan lebih tertib, terbatas para pengunjungnya. Namun kita belum berpikir untuk itu nanti ke depan akan kita evaluasi, apa yang terbaik," ucapnya.

"Tapi di mana-mana saya lihat, begitu pengunjung ada gratis begitu, luar biasa. Kita prediksinya 10 ribu, yang datang mungkin lebih," tambahnya.

Bupati Pekalongan Buka Suara

Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, menyebut antusiasme masyarakat memang tinggi. Namun menurutnya, meski diwarnai kericuhan, acara tetap berlangsung dengan kondusif.

"Ini adalah menurut saya, hal biasa. Karena memang namanya durian dengan ribuan dibagikan gratis, masyarakat itu antusias," kata Fadia Arafiq, kepada wartawan, Minggu (14/1/2024).

"Karena memang masih banyak anak-anak muda tidak mau menunggu waktu dibagikan sudah ngerayah duluan. Tapi alhamdulillah sampai selesai kondusif baik semua lah," tambah Fadia.

Fadia menganggap itu hal yang biasa terjadi. Hal yang sama, lanjutnya, tergambar saat acara syukuran dengan sego megono.

"Kalau misalkan memang namanya masyarakat itu rayahan nggak sabar itu saya pikir biasa. Karena kemarin pada saat, jangankan durian, waktu kita buat acara syukuran dengan megono saja juga rayahan," ucapnya.

5 Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Sejumlah warga luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit buntut kericuhan yang terjadi saat festival durian di Alun-Alun Kanjen, Kabupaten Pekalongan. Setelah mendapatkan penanganan para korban diperbolehkan pulang.

Dalam festival tersebut lebih dari 10 ribu warga saling berebut durian di Alun-alun Kajen hingga membuat sejumlah warga pingsan, karena berdesak-desakan. Lima warga terpaksa dilarikan ke rumah sakit.

Dari data Rumah Sakit Umum Daerah Kajen, tercatat sebanyak lima warga yang diterimanya. Setelah mendapatkan penanganan semuanya dalam kondisi baik dan hanya rawat jalan.

"Alhamdulillah (pasien) aman, yang sampai ke rumah sakit, data per sore ini hanya 5. Alhamdulillah bisa rawat jalan semua," kata Imam Prasetyo, Direktur RSUD Kajen, pada awak media melalui pesan singkatnya, Minggu (14/1/2024).




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads