Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pronowo, menjenguk dua relawannya yang menjadi korban penganiayaan oleh oknum TNI yang masih dirawat di RSUD Pandan Arang, Boyolali. Ganjar mengaku sudah berkontak dengan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto terkait insiden tersebut.
Ganjar bersama istrinya, Siti Atikoh Supriyanti tiba di RS, Minggu (31/12/2023) sekitar pukul 21.14 WIB. Ganjar tiba dan langsung masuk ke Gedung Merbabu, tempat kedua korban penganiayaan oknum TNI Yonif 408/Suhbrastha pada Sabtu (30/12/2023) kemarin, menjalani perawatan. Keduanya yaitu, Arif Diva Ramandani dan Slamet Andono, keduanya warga Desa Genting, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.
Atikoh Menangis
Siti Atikoh terlihat sempat menangis saat menjenguk Diva. Dia keluar dari kamar, lalu bersandar menghadap dinding kamar. Memakai masker merah putih, tampak dia meneteskan air mata. Kemudian dia disodori tisu oleh perawat rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak tega aja, dengar ceritanya nggak tega," kata Siti Atiqoh kepada wartawan setelah menjenguk kedua korban di RSUD Pandan Arang, Boyolali, Minggu (31/12/2023) malam.
Sementara itu Ganjar Pranowo mengatakan, kondisi kedua korban sudah mulai membaik. Dari 7 korban, saat ini masih ada 2 yang dirawat di RSUD Pandan Arang, Boyolali.
"Ya, dari 7 anak, ada dua yang sekarang masih dirawat. Satu tadi saya tidak sempat ngomong karena masih tidur, situasinya masih bengkak-bengkak. Yang satu sudah bisa diajak bicara," kata Ganjar Pranowo.
Ganjar Telepon Panglima TNI
Ganjar menyesalkan peristiwa pengeroyokan relawannya di Boyolali ini. Ganjar mengatakan seharusnya jika ada kekeliruan, dapat dibicarakan dengan baik.
"Jadi pelajaran yang terakhir. Jangan ada lagi mudah seperti itu. Kalau kemudian ada yang keliru, kasihkan pada yang berwenang," kata Ganjar di Ponpes An Nawawi Berjan, Purworejo, Minggu (31/12/2023).
Ganjar menilai seharusnya anggota TNI memahami aturan untuk tidak main hakim. Namun, menurutnya, jika mereka tidak memahami itu, sebaiknya diberhentikan.
"Saya kira para oknum-oknum TNI yang menganiaya itu dia ngerti aturannya (nggak boleh main hakim). Kalau dia nggak ngerti, pecat aja," ujarnya.
Lebih lanjut, Ganjar mengatakan akan memberi bantuan hukum kepada korban. Dia juga mengatakan sudah berkomunikasi dengan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak.
"Oh sudah, sudah (beri bantuan hukum) dari kemarin sudah, sudah teman-teman berjalan," ungkap dia.
"Saya minta bantuan teman-teman Komisi I, TPN dan sudah komunikasi dengan KSAD, Panglima TNI. Saya tadi juga kontak dengan Pangdam," sambungnya.
Dia lantas mengapresiasi sikap TNI yang merespons cepat laporan tersebut. Ganjar berharap peristiwa tersebut tidak terulang kembali.
"Sekian belas orang dari oknum itu hari ini mendapatkan hukuman. Menurut saya bagus itu dan ini menjadi pelajaran serius buat kami agar jangan semena-mena, kalau ada keliru diproses saja. Tapi kalau semena-mena ingat, jangan terhadap itu rakyat, jangan bikin rakyat marah," tuturnya.
(aku/aku)