Memasuki musim Natal, tak dapat dipungkiri bahwa sosok Santa Claus atau Sinterklas sudah menjadi ikon yang tidak terpisahkan dari perayaan ini. Tetapi, apakah kita tahu mengapa Natal begitu identik dengan sosok gembira ini?
Dalam perayaan Natal, Santa Claus adalah sosok yang dikisahkan membawa kebahagiaan dengan memberikan kado kepada anak-anak. Santa digambarkan mengenakan pakaian berwarna merah dan putih dengan janggut berwarna putih.
Lalu bagaimana asal-usul dan sejarah terciptanya sosok Santa? Mari kita temukan cerita menarik di balik kehadiran Santa Claus yang membawa keceriaan pada saat Natal berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Santa Claus
Mengutip Tabloid Reformata Edisi 48 oleh Yayasan Pelayanan Media Antiokhia (YAPAMA), kita akan menyaksikan "atribut-atribut" Natal dipajang setiap memasuki bulan Desember. Di berbagai tempat seperti hotel, mall, restoran, gedung perkantoran, terbentang spanduk-spanduk "Selamat Natal" dengan ilustrasi pohon terang, lilin, dan santa Claus.
Tentang Santa Claus, ada kisah bahwa pada abad-11 di Eropa Utara, ada uskup bernama Nicholas. Sang uskup ini dikenal baik hati dan suka membagi-bagikan hadiah pada anak-anak. Legenda "Santo" Nicholas ini diadopsi di negeri Belanda, dan dirayakan sebagai Sinter-Klaas, kemudian di Amerika dirayakan sebagai Santa Claus yang sampai sekarang dimasukkan ke dalam rangkaian perayaan Natal.
Santa Claus sendiri digambarkan dengan jenggot dan jambang putih lebat bertopi, memakai mantel berwarna merah, sambil menaiki kereta salju yang ditarik oleh tujuh rusa kutub yang terbang di atas rumah-rumah penduduk sambil membagikan hadiah. Santa Claus dirayakan di malam Natal.
Asal-Usul Santa Claus
Ikon Natal yang kerap hadir ini sebenarnya masih menyimpan misteri atas asal-usulnya. Berikut cerita Santa Claus dari beberapa versi:
1. Versi Nasrani Kuno
Menurut versi Nasrani Kuno, Santa Claus adalah sesosok uskup yang bernama Santo Nicholas. Ia berasal dari Myra (sekarang wilayah Demre, Turki). Santo Nicholas dikenal dengan kebaikan hatinya, terutama belas kasihannya terhadap orang-orang sakit dan miskin. Karena kebaikannya tersebut, Santo Nicholas sering dijadikan acuan oleh banyak orang sebagai Santo Pelindung, terutama bagi orang-orang yang memerlukan.
2. Versi Rakyat Biasa
Cerita mengenai Santa Claus paling banyak dikenal dari cerita rakyat Jerman. Pada versi ini, Santa Claus merupakan sosok yang berasal dari Odin. Setiap tahun pada perayaan Yule (festival pertengahan musim dingin), Odin dan para Dewa akan melakukan pesta perburuan.
Anak-anak Jerman biasanya akan menaruh sepatu mereka yang telah diisi wortel, jerami, atau gula di cerobong asap yang mereka persembahkan kepada kuda tunggangan Odin. Sebagai imbalan, Odin akan memberi hadiah permen kepada anak-anak tersebut.
Kemudian, kisah tentang Santa Claus mengalami berbagai perkembangan, salah satunya di negeri Belanda. Menurut versi Belanda, Santa Claus adalah sosok baik hati, yang memiliki pembantu atau budak berkulit hitam dengan nama Zwarte Piet (Piet Hitam).
Diceritakan bahwa Piet Hitam akan memukul anak-anak nakal dengan tongkatnya, memasukkan mereka ke dalam karung dan membawa mereka ke Spanyol (dulu orang-orang Spanyol dikenal sebagai seorang pelaut). Namun akhirnya cerita ini mendapat pertentangan karena dianggap rasis.
3. Versi Fiksional
Sekitar tahun 1822, ada seorang penulis bernama Clement Moore yang menuliskan bahwa sosok Santa Claus memberikan hadiah Natal kepada orang-orang melalui ceroboh asap yang berujung ke area perapian.
Beberapa hadiah juga terkadang akan diletakan oleh Santa Claus di dalam kaus kaki yang digantung dekat tungku perapian. Hal ini juga yang mengaitkan adanya dekorasi kaus kaki di perayaan Natal.
Dari berbagai versi tersebut, kita telah mendapat gambaran sosok Santa Claus yang sering muncul dan memeriahkan bulan Natal.
Makna Santa Claus dalam Natal
Mayoritas anak-anak menganggap bahwa Santa Claus adalah simbol perayaan Natal, karena pada peristiwa Natal, hampir setiap sudut aktivitas, gedung, pusat perbelanjaan, hingga beberapa gereja menampilkan sosok istimewa ini lengkap dengan atributnya.
Santa Claus identik dengan malam Natal, dimana mengadopsi cerita bahwa sosok Santa Claus akan memberikan kado untuk anak-anak baik di malam sebelum hari Natal tiba. Santa Claus dihormati dalam Natal sebab memiliki sifat dermawan yang selalu siap membantu siapa saja yang membutuhkan.
Sosok Santa sering menyebarkan pesan baik, sehingga diikutsertakan dalam perayaan Natal. Santa Claus biasa dihadirkan di perayaan Natal untuk 'memeriahkan' suasana Natal. Dengan atribut jubah merah bercampur putih, memperkuat nuansa Natal di bulan Desember.
Intinya, makna dari terlibatnya Santa Claus dalam natal adalah untuk mengajarkan kepada orang-orang, khususnya anak-anak bahwa mereka harus menyebarkan semangat dan bermurah hati kepada siapa saja untuk meraih kebahagiaan.
Artikel ini ditulis oleh Steffy Gracia Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sip/sip)