Memasuki tahun politik, Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Arif Zainudin siap untuk menerima para caleg yang depresi karena gagal dalam pemilu 2024. Meski begitu, di RSJD tersebut tidak menyediakan kamar khusus untuk para caleg yang depresi.
"Untuk persiapan menghadapi tahun politik ini ya, memang tetap konsolidasi dengan fungsional pelayanan psikolog,perawat, dokter untuk hal-hal yang mungkinkan terjadi," kata Wakil Direktur Pelayanan RSJD Kota Solo, dr Wahyu Nur Ambarwati, kepada wartawan, Senin (4/12/2023).
Dirinya mengatakan, salah satu dampak dari politik yakni kekecewaan karena tidak terpilih dalam pemilu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satunya ya itu tadi dampak dari politik itu ada kekecewaan atau kondisi berkaitan mental health. Bisa rawat jalan atau inap. Untuk rawat jalan kita ada konsultasi telekomunikasi," ungkapnya.
Sekian itu, saat ini juga ada 16 kamar VIP yang bisa digunakan untuk caleg gagal agar merasa privat. Meskipun begitu, Ambar mengatakan bahwa kamar VIP tidak untuk para caleg yang gagal saja.
"Untuk persiapan rawat inap kita ada bangsal baru ,bangsal VIP walaupun mungkin kita nggak memilah untuk tahun Politik, kalau misal itu dampak dari proses ini bisa, tidak kita spesifikasi. Kalau caleg pengen privasi di situ bisa di VIP," ungkapnya.
Ambar menyebut, untuk kamar VIP sendiri ada sekira 16 kamar dengan fasilitas yang lengkap.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan untuk kasus pada pemilu 2019 tidak sampai dari 10 caleg. Dan mereka berasal dari karesidenan Surakarta.
"Untuk pemilu 2019 lalu jumlahnya itu tidak sampai sepuluh, mereka berasal dari daerah Soloraya, itu semua rawat inap 7-15 hari," ungkapnya.
Selain caleg, Ambar mengatakan bahwa yang harus menjalani rawat inap atau rawat jalan bisa keluarga caleg maupun tim sukses.
"Itu nggak harus caleg yang masuk tapi ada juga keluarga dan timsesnya, mereka ikut terdampak juga. Itu ada yang rawat jalan, ada juga yang rawat inap," jelasnya.
Menurutnya, caleg yang dirawat itu karena tidak lolos menjadi anggota legislatif. Namun, karena sudah menjadi pusat perhatian banyak orang dan tidak bisa menerima kegagalan tersebut.
"Tidak hanya yang sudah keluar modal banyak, mungkin juga menanggung malu tidak sesuai dengan harapan. Masuknya itu biasanya setelah pemilu, kalau yang sebelum itu biasanya hanya cemas," jelasnya.
Ia mengatakan, gejala yang dialami bisa bermacam-macam mulai dari yang berat hingga yang ringan.
"Kalau yang berat itu biasanya sudah ada gangguan halusinasi, bicara mulai lantur. Kalau yang ringan dan sedang itu seperti cemas, depresi, jadi tidak semangat hingga tidak punya rasa senang," pungkasnya.
(cln/ahr)