Sebuah batu berukir diduga benda cagar budaya ditemukan di warga di Boyolali saat menggali tanah untuk septic tank. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali akan membawa batu diduga dwalajara itu ke Museum R. Hamong Wardoyo.
"Kemungkinan Minggu ini kita akan kesana untuk mengambil itu (batu berukir) kemudian diamankan ke museum (R. Hamong Wardoyo, Boyolali)," kata Kabid Kebudayaan Disdikbud Boyolali, Eko Sumardiyanto, Kamis (30/11/2023).
Eko menyatakan, sudah mendatangi Ruko dan temuan batu tersebut, setelah mendapat laporan dari warga. Namun saat itu, pihaknya tidak langsung mengambilnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Batu berbentuk memanjang dan terdapat kepala berukir itu dititipkan dan diamankan di Ruko milik Suratman, di jalan Pengging-Sawit, Dukuh Plumutan, Desa Salakan, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali.
Selanjutnya batu itu akan diamankan ke Museum untuk dilakukan kajian, batu tersebut benda apa dan apakah termasuk benda bersejarah. "Nanti di museum diadakan kajian terkait benda itu apa," jelas dia.
Ditanya terkait niat Suratman jika diperbolehkan akan meminta dan merawat batu tersebut, Eko kembali menegaskan, akan dilakukan kajian terlebih dahulu. Untuk melihat batu termasuk benda bersejarah atau bukan.
"Dibawa ke sini (Museum) dulu, diadakan kajian dulu. Nanti kalau itu benda bersejarah harus diamankan ya diamankan. Tapi kalau itu bukan benda bersejarah ya boleh diminta," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah batu berukir diduga benda cagar budaya ditemukan warga saat menggali tanah untuk septic tank. Batu itu didiperkirakan merupakan dwalajara.
Batu tersebut ditemukan oleh pekerja bangunan yang membangun Ruko milik Suratman (55), di Jalan Pengging - Sawit, Dukuh Plumutan, Desa Salakan, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Saat itu, sejumlah pekerja bangunan sedang menggali tanah di depan Ruko.
"Ditemukan Sabtu (25/11/2023) kemarin, pekerja sedang menggali untuk septic tank," kata Suratman, ditemui di Ruko miliknya di Jalan Pengging-Sawit, Dukuh Plumutan, Desa Salakan, Kecamatan Teras, Selasa (28/11).
Batu berbentuk talang air dengan bagian kepala berukir itu ditemukan di kedalaman sekitar 160 cm. Selain batu itu juga ditemukan dua bata merah besar.
Saat ditemukan batu itu memanjang menghadap ke timur. Kondisi saat ini menghadap ke jalan Pengging-Sawit. Galian untuk septic tank itu memang berada di depan ruko di pinggir jalan. Berjarak sekitar 2 meter dari jalan raya itu.
Batu tersebut bentuknya mamanjang dan ada kepala dengan ornamen ukir. Lalu di tengah-tengahnya ada cekungan seperti untuk saluran air. Di bagian kepala juga terdapat lubang ke cekungan. Kondisi batu itu pecah jadi dua bagian.
Sementara Ketua Boyolali Heritage Society (BHS), Kusworo Rahardian, mengatakan batu tersebut diperkirakan merupakan talang air.
"Benda itu diduga cagar budaya yang mirip dengan talang air berukir atau diduga dwalajara," kata Kusworo.
Dijelaskan, benda itu berukuran panjang 87 cm, tinggi bagian talang 20 cm. Kemudian kedalaman talang atau saluran air 9 cm, tinggi bagian kepala ukiran bagian lubang 40 cm.
(apu/ahr)