Teks Pidato Upacara Hari Pahlawan 2023, Singkat dan Penuh Pesan

Teks Pidato Upacara Hari Pahlawan 2023, Singkat dan Penuh Pesan

Anindya Milagsita - detikJateng
Kamis, 09 Nov 2023 13:44 WIB
Ilustrasi pidato Hari Santri Nasional 2023.
Teks Pidato Upacara Hari Pahlawan 2023, Singkat dan Penuh Pesan. Foto Ilustrasi teks pidato : Istimewa/ Unsplash.com
Solo -

Hari Pahlawan Nasional (HPN) diperingati pada 10 November setiap tahunnya. Dalam peringatannya, biasanya diselenggarakan upacara bendera baik di sekolah maupun di instansi pemerintah.

Melalui pidato yang disampaikan kepada audiens, diharapkan dapat menjadi pengingat sekaligus momentum untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia.

Bagi detikers yang bertugas menyampaikan pidato upacara Hari Pahlawan, berikut ini contoh pidato yang dikutip detikJateng dari buku 'Cendekia Berbahasa Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Bahasa' oleh Erwan Juhara, dkk.

Contoh Teks Pidato Bertemakan Hari Pahlawan

Selamat pagi bapak, ibu, dan seluruh peserta upacara Hari Pahlawan yang saya hormati.

Dalam memperingati Hari Pahlawan ini kita ingat sosok pejuang yang dengan gagah berani maju ke medan pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan. Sosok pejuang itu manusia hebat yang rela mengorbankan tenaga, pikiran, harta, dan juga nyawanya. Mereka berjuang tanpa mengharapkan jasa, tanpa mengharapkan imbalan. Bagi mereka, itu semua tidak dipikirkan dan juga tidak diharapkan. Hal yang diharapkannya adalah tujuan perjuangan, yaitu Indonesia merdeka, bebas dari penjajahan.

Tempo dahulu, banyak sekali sosok pejuang seperti itu. Mereka terlibat dalam pertempuran di berbagai daerah. Salah satu pertempuran yang paling dahsyat meletus di Surabaya pada 10 November 1945. Itulah sebabnya, 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan dan kita peringati setiap tahunnya.

Waktu itu, Surabaya benar-benar gegap gempita. Suara bedil, meriam, teriakan, jeritan, dan rintihan berbaur dengan keringat bercucuran dan darah menetes. Namun, para pejuang kita tidak kenal lelah. Dalam keadaan seperti itu, mereka terus maju menggempur musuh. Bung Tomo terus menggelorakan semangat para pejuang dengan pidato-pidatonya yang dahsyat. Banyak pejuang kita gugur di Surabaya dan di daerah-daerah lain. Puluhan ribu banyaknya. Mereka menjadi kusuma bangsa. Harum namanya, besar jasanya.

Berkat perjuangan para pahlawan itu, kita menjadi bangsa merdeka. Kita bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kita sangat berterimakasih kepada para pahlawan. Kita harus selalu menghormati para pahlawan. "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawannya," kata presiden pertama RI, Bung Karno.

Sebagai wujud rasa terima kasih dan penghargaan itu, tentu saja tidak cukup jika kita hanya mengucapkannya di bibir. Kita harus meneruskan perjuangan para pahlawan itu. Bagaimana caranya? Apa kita juga harus ikut bertempur? Tidak! Perjuangan kita sekarang lain. Sebagai pelajar, kita sudah dianggap berjuang jika rajin belajar, disiplin, dan sopan. Perilaku disiplin dan sopan bukan hanya kita lakukan di sekolah, melainkan juga di rumah, di jalan, dan di mana pun.

Dengan rajin belajar, dengan berdisiplin, dan dengan selalu sopan, insyaAllah kita kelak dapat melakukan perjuangan seperti para pahlawan kita meskipun dalam bentuk lain. Kata pahlawan yang berasal dari bahasa Sansekerta itu semula memang berarti 'buah atau hasil'. Jadi, pahlawan artinya orang yang sudah membuahkan atau menghasilkan jasa bagi bangsa dan negaranya. Dengan demikian, yang disebut pahlawan bukan hanya yang pernah bertempur, melainkan juga ada pahlawan di bidang olahraga, bidang kedokteran, bidang pertanian, ataupun bidang pendidikan.

Nah, agar kita dapat menyumbangkan jasa kepada bangsa dan negara, mulai sekarang kita harus belajar dengan giat. Jadi, wujud perjuangan sebagai sisa sekarang adalah belajar dan belajar. Semoga Yang Maha Pemurah meridai dan memudahkan semua usaha kita.

Sekian dan terima kasih.

Cara Membaca Teks Pidato dengan Baik

Ada teknik yang dapat diterapkan saat membaca teks pidato. Cara ini dilakukan agar informasi dapat diterima dengan baik oleh audiens. Dirangkum dari buku 'Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA & MA Kelas XII Program Studi IPA/IPS' oleh Asul Wiyanto, berikut cara membaca teks pidato dengan baik:

  • Lebih dahulu bacalah teks pidato di dalam hati. Jika perlu, lakukan berulang-ulang agar Anda memahami isinya.
  • Tandailah bagian-bagian yang merupakan informasi penting agar Anda dapat menyampaikannya dengan intonasi khusus yang berbeda dengan bagian lain.
  • Tandailah bagian-bagian informasi pendukung yang dapat Anda sampaikan lebih cepat dari bagian lain.
  • Volume suara harus cukup besar sehingga dapat didengarkan oleh pendengar yang paling jauh.
  • Pelafalan harus jelas agar pendengar dapat menangkap kata demi kata dan kalimat demi kalimat dengan mudah.
  • Intonasi harus baik agar enak didengar dan tidak menimbulkan kebosanan.
  • Kelancaran harus sesuai (tidak terlalu lambat dan juga tidak terlalu cepat).
  • Pengucapan bagian-bagian yang merupakan informasi penting harus jelas dan mendapat penekanan khusus untuk menarik perhatian pendengar.
  • Pengucapan bagian-bagian yang merupakan informasi pendukung dapat dilakukan lebih cepat atau biasa saja.
  • Pandangan mata sebaiknya tidak seluruhnya tertuju pada teks, tetapi kadang-kadang harus diarahkan kepada pendengar.
  • Sikap berdiri harus baik, yaitu bertumpu pada dua kaki, badan tegak, dan tidak membungkuk.
  • Gerakan raut muka (mimik) dan gerakan anggota tubuh (kinesik) harus wajar sesuai dengan penghayatan isi teks pidato yang dibaca.

Nah, itulah tadi contoh teks pidato tentang Hari Pahlawan 10 November dan cara membaca teksnya dengan baik. Semoga informasi ini membantu ya, detikers!




(dil/ams)


Hide Ads