4 Pidato Hardiknas 2025 untuk Amanat Pembina Upacara yang Singkat-Penuh Makna

4 Pidato Hardiknas 2025 untuk Amanat Pembina Upacara yang Singkat-Penuh Makna

Anindya Milagsita - detikJateng
Kamis, 01 Mei 2025 18:30 WIB
Upacara bendera
Ilustrasi upacara Hardiknas 2025. (Foto: freepik/Freepik)
Solo -

Pidato menjadi salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan upacara bendera, tidak terkecuali pada peringatan Hari Pendidikan Nasional yang berlangsung pada 2 Mei 2025. Temukan contoh pidato Hari Pendidikan Nasional 2025 yang dapat dijadikan sebagai referensi bagi panitia penyelenggara kegiatan upacara bendera.

Merujuk pada 'Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025' yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek RI), dapat diketahui bahwa peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas 2025 kali ini mengusung tema 'Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bersatu Untuk Semua'. Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional di tahun ini terdapat imbauan untuk menyelenggarakan upacara bendera.

Salah satu susunan upacara bendera Hardiknas 2025 adalah amanat pembina upacara yang berisikan pidato Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Oleh sebab itu, panitia penyelenggara upacara bendera perlu mempersiapkan teks pidato Hardiknas 2025 untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pembina upacara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, bagi detikers yang tengah mencari referensi pidato Hardiknas 2025, terdapat sejumlah contoh yang akan diuraikan di dalam artikel ini. Simak baik-baik penjelasannya berikut ini, ya.

4 Pidato Hardiknas 2025 untuk Amanat Pembina Upacara

Pidato Hardiknas untuk Amanat Pembina Upacara (1)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera hagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,
Rahayu,

ADVERTISEMENT

Saudara-saudariku sebangsa dan setanah air,

Lima tahun terakhir ini adalah waktu yang sangat mengesankan dalam perjalanan kami di Kemendikbudristek. Menjadi pemimpin dari gerakan Merdeka Belajar semakin menyadarkan kami tentang tantangan dan kesempatan yang kita miliki untuk memajukan pendidikan Indonesia.

Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar. Bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran. Pada awal perjalanan, kita sadar bahwa membuat perubahan butuh perjuangan. Rasa tidak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan

Kemudian, ketika langkah kita mulai serempak, kita dihadapkan dengan tantangan yang tak pernah terbayangkan yakni pandemi. Dampak yang ditimbulkan mengubah proses belajar mengajar dan cara hidup kita secara drastis. Pada saat yang sama, pandemi memberi kesempatan untuk mengakselerasi perubahan. Dengan bergotong royong, kita berjuang untuk pulih dan bangkit kembali menjadi jauh lebih kuat.

Ombak kencang dan karang tinggi sudah kita lewati bersama. Kini, kita sudah mulai merasakan perubahan terjadi di sekitar kita, digerakkan bersama-sama dengan langkah yang serempak dan serentak. Wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sedang kita bangun bersama dengan gerakan Merdeka Belajar.

Kita sudah mendengar lagi anak-anak Indonesia berani bermimpi karena mereka merasa merdeka saat belajar di kelas. Kita sudah melihat lagi guru-guru yang berani mencoba hal-hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya. Kita sudah menyaksikan lagi para mahasiswa yang siap berkarya dan berkontribusi karena ruang untuk belajar tidak lagi terbatas di dalam kampus. Dan kita sudah merayakan lagi semarak karya-karya yang kreatif karena seniman dan pelaku budaya terus didukung untuk berekspresi.

Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin gerakan Merdeka Belajar. Namun, lima tahun juga bukan waktu yang lama untuk membuat perubahan yang menyeluruh. Kita sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi tugas kita belum selesai. Semua yang telah kita jalankan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan. Semua yang sudah kita upayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang kita cita-citakan.

Waktu yang bergulir membawa pada akhir masa pengabdian saya sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Namun, ini bukanlah titik akhir dari gerakan Merdeka Belajar. Dengan penuh ketulusan, saya ucapkan terima kasih banyak atas perjuangan yang Ibu dan Bapak lakukan. Dengan penuh harapan, saya titipkan Merdeka Belajar kepada Anda semua, para penggerak perubahan yang tidak mengenal kata menyerah untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan.

Selamat Hari Pendidikan Nasional. Mari terus bergotong royong menyemarakkan dan melanjutkan gerakan Merdeka Belajar.

Terima kasih,

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Om shanti, shanti, shanti, om,
Namo buddhaya,
Rahayu

(Sumber: 'Pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Tahun 2024' melalui laman resmi Kemdikbud RI)

Pidato Hardiknas untuk Amanat Pembina Upacara (2)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,
Rahayu

Saudara saudariku, sebangsa dan setanah air,

Selama tiga tahun terakhir, perubahan besar terjadi di sekitar kita, di mana-mana, dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia.

Sebanyak 24 episode Merdeka Belajar yang sudah diluncurkan membawa kita semakin dekat dengan cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara, yaitu pendidikan yang menuntun bakat, minat, dan potensi peserta didik agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan sebagai anggota masyarakat.

Anak-anak kita sekarang bisa belajar dengan lebih tenang karena aktivitas pembelajaran mereka dinilai secara lebih holistik oleh gurunya sendiri. Para kepala sekolah dan kepala daerah yang dulu kesulitan memonitor kualitas pendidikannya sekarang dapat menggunakan data Asesmen Nasional di Platform Rapor Pendidikan untuk melakukan perbaikan kualitas layanan pendidikan.

Para guru sekarang berlomba-lomba untuk berbagi dan berkarya dengan hadirnya Platform Merdeka Mengajar. Selain itu, guru-guru yang dulu diikat berbagai peraturan yang kaku sekarang lebih bebas berinovasi di kelas dengan hadirnya Kurikulum Merdeka.

Sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran mendalam untuk mengembangkan karakter dan kompetensi, seleksi masuk perguruan tinggi negeri pun sekarang Fokus pada mengukur kemampuan literasi dan bernalar.

Pada jenjang perguruan tinggi, adik adik mahasiswa yang dulu hanya belajar teori di dalam kelas sekarang bisa melanglang buana mencari pengetahuan dan pengalaman di luar kampus dengan jadinya program-program Kampus Merdeka.

Dan segi pendanaan, pencairan langsung dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operational Pendidikan (BOP) ke sekolah dan pemanfaatannya yang lebih fleksibel telah memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan program beasiswa, kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan yang sekarang jauh lebih terbuka. Dukungan dana padanan untuk mendanai riset juga telah melahirkan begitu banyak inovasi yang bermula dari kolaborasi.

Selain itu, mekanisme Dana Indonesia yang fleksibel dapat mewadahi gagasan-gagasan kreatif para seniman dan pelaku budaya sehingga mampu menghasilkan karya-karya hebat yang mendukung pemajuan kebudayaan.

Saudara saudariku, mari kita ingat, bahwa bersama-sama kita telah membuat sejarah baru dengan gerakan Merdeka Belajar.

Transformasi yang masif ini sudah sepatutnya dirayakan dengan penuh syukur dan semarak, karena semuanya adalah hasil dari kerja keras dan kerja sama kita. Hari Pendidikan Nasional tahun ini adalah waktu yang tepat bagi kita semua untuk merefleksikan kembali setiap tantangan yang sudah dihadapi, juga setiap jengkal langkah berani yang sudah diambil. Dengan merefleksikan hal-hal yang telah kita lakukan sepanjang tiga tahun terakhir, kita dapat merancang arah perjalanan kita ke depan guna memastikan keberlangsungan dan keberlanjutan gerakan Merdeka Belajar

Layar yang sudah kita bentangkan jangan sampai terlipat lagi. Kita semua, para pendidik dan tenaga kependidikan, seniman dan pelaku budaya, juga peserta didik di seluruh penjuru Nasantara, adalah kapten dari kapal besar yang bernama Indonesia. Perjalanan harus kita lanjutkan, perjuangan mesti kita teruskan, agar semua anak bangsa merasakan kemerdekaan yang sebenar-benarnya dalam belajar dan bercita-cita.

Oleh karena itu, mari kita semarakkan hari ini dengan semangat untuk menemukan perwujudan Merdeka Belajar, mendidik generasi Pelajar Pancasila yang cerdas berkarakter, dan membawa Indonesia melompat ke masa depan dengan pendidikan yang memerdekakan.

Selamat Hari Pendidikan Nasional

Terima kasih

Wasaalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
Om shanti shanti shanti om,
Namo buddhaya

(Sumber: 'Pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Tahun 2023' melalui laman resmi Kemdikbud RI)

Pidato Hardiknas untuk Amanat Pembina Upacara (3)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,
Rahayu

Selama dua tahun terakhir, banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi bersama, yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Bahkan, kita mungkin tidak pernah membayangkan bahwa kita semua dapat mengatasinya.

Hari ini, saudara-saudariku, adalah bukti. Bukti bahwa kita jauh lebih tangguh dari semua tantangan, lebih berani dari rasa ragu dan tidak takut untuk mencoba. Kita tidak hanya mampu melewati, tetapi berdiri di garis depan untuk memimpin pemulihan dan kebangkitan.

Di tengah hantaman ombak yang sangat besar, kita terus melautkan kapal besar bernama Merdeka Belajar, yang di tahun ketiga ini telah mengarungi pulau-pulau di seluruh Indonesia.

Kurikulum Merdeka, yang berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid di masa pandemi, terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran. Kini Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia, Itu berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia sudah belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan.

Anak-anak kita juga tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan karena Asesmen Nasional yang sekarang kita gunakan tidak bertujuan untuk "menghukum" guru atau murid tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar, supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan.

Semangat yang sama juga sudah kita dengar dari para seniman dan pelaku budaya, yang sekarang mulai bangkit lagi, mulai berkarya lagi dengan lebih merdeka. Itu semua berkat kegigihan kita untuk melahirkan terobosan dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Indonesia. Dampaknya, sekarang tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi, untuk terus menggerakkan pemajuan kebudayaan.

Semua perubahan positif yang kita usung bersama ini tidak hanya dirasakan oleh para orang tua, guru, dan murid di Indonesia, tetapi sudah digaungkan sampai ke negara-negara lain melalui presidensi Indonesia di konferensi tingkat tinggi G20. Tahun ini kita membuktikan diri bahwa kita tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia.

Para penggerak Merdeka Belajar di seluruh Indonesia yang saya banggakan,

Langkah kita hari ini sudah semakin serentak, laju kita sudah semakin cepat. Namun, kita belum sampai di garis akhir. Maka, tidak ada alasan untuk berhenti bergerak meski sejenak. Ke depan, masih akan ada angin yang kencang dan ombak yang jauh lebih besar, serta rintangan yang jauh lebih tinggi. Dan kita akan terus memegang komando, memimpin pemulihan bersama, bergerak untuk Merdeka Belajar.

Selamat Hari Pendidikan Nasional.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Om shanti, shanti, shanti, om,
Namo buddhaya.

(Sumber: 'Pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Tahun 2022' melalui laman resmi Kemdikbud RI)

Pidato Hardiknas untuk Amanat Pembina Upacara (4)

Assalamualaikum wr. wb.

Salam sejahtera dan bahagia bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,

Pertama-tama marilah kita haturkan puji syukur kepada Allah SWT karena atas izin-Nya kita semua dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional.

Bertepatan dengan Peringatan Pendidikan Nasional ini, marilah kita bersyukur kepada Allah yang Maha Kuasa, atas rahmat, hidayah, inayah-Nya bahwa kita masih dapat berkumpul bersama pada tanggal 2 Mei ini memperingati Hari Pendidikan Nasional.

Tanggal tersebut bertepatan dengan tanggal kelahiran Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, seorang tokoh yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah seorang tokoh yang membuat revolusi pendidikan di negara Indonesia kita tercinta ini.

Memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun ini, kita mengambil tema "Revolusi Pendidikan Karakter Sejak Dini untuk Memajukan Kebudayaan". Sesuai dengan tema tersebut, marilah kita jadikan peringatan kali ini sebagai momentum untuk merenungkan hubungan erat antara pendidikan sejak dini dengan kebudayaan, sebagaimana tercermin dalam ajaran, pemikiran, dan praktik pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini juga kita jadikan momentum untuk melakukan renungan atau refleksi terhadap usaha-usaha yang telah kita perjuangkan di bidang pendidikan. Pada waktu bersamaan, kita bisa melihat ke depan untuk memproyeksikan pendidikan nasional yang kita cita-citakan. Pada Hari Pendidikan Nasional ini, kita perlu merenung sejenak untuk menengok ke belakang, melihat apa yang telah kita usahakan dan kerjakan di bidang pendidikan, untuk kemudian bergegas melangkah ke depan menggapai cita-cita masa depan pendidikan nasional yang didambakan.

Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, Bab I, Pasal 1 ayat 2, disebutkan bahwa pendidikan nasional kita adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sedangkan kebudayaan nasional merupakan akar pendidikan nasional. Di sinilah terjadinya titik temu antara pendidikan dan kebudayaan. Jika kebudayaan nasional kita menghujam kuat di dalam tanah tumpah darah Indonesia, maka akan subur dan kukuh pulalah bangunan dua pilar pendidikan nasional. Oleh sebab itu, kebudayaan yang maju adalah prasyarat yang harus dimiliki jika ingin pendidikan nasional tumbuh dengan subur.

Bersamaan dengan cita-cita ini, tentu harus dimulai dengan usaha yang keras sejak dini, upaya-upaya pendidikan, pengarahan, pengembangan, pencerdasan, dan pembinaan guna mewujudkan generasi muda Indonesia yang berdaulat, berdikari, berkepribadian dalam kebudayaan, dan bijak dalam berilmu. Sebenarnya, pendidikan merupakan fokus dari semua warga Indonesia, tetapi kita sebagai tenaga pendidik merupakan contoh yang nyata dalam mendidik generasi penerus bangsa. Bersama semua pihak, kita harus bisa gotong-royong, bahu-membahu, bersinergi, dan berkoordinasi demi menguatkan pendidikan. Kita harus optimis bahwa Indonesia memiliki potensi menjadi bangsa yang besar dan maju.

Ditambah lagi dengan pesatnya perkembangan situasi global. anak-anakku generasi muda, kalian jangan mau kalah, harus bisa menunjukkan potensi-potensi yang kalian miliki. Pendidikan tidak hanya terbatas di sekolah saja, tetapi sepanjang hayat. Mulailah belajar dan bangun pagi hari sampai kalian tertidur dan bangun lagi keesokan harinya. Belajarlah dari mana pun, kapan pun, dan dari siapa pun. Ikutilah seminar, workshop, magang, dan kesempatan belajar lainnya. Carilah ilmu sebanyak-banyaknya dan jangan berhenti berkarya!

Rekan-rekanku sejawat dan anak-anakku sekalian, tak lupa dengan segala usaha-usaha tersebut, kita tidak boleh sekali-kali melupakan budaya asli Indonesia. Tentunya, upaya melestarikan budaya tersebut harus dipertahankan di tengah derasnya arus perkembangan global saat ini, karena hal tersebut merupakan aset ketahananan budaya nasional dan potensi nasional kita. Jika bukan dari kita, lalu siapa lagi?

Mari sekali lagi, kita bentuk karakter, moral, dan usaha kita agar dapat berkontribusi nyata dalam dunia pendidikan pada bangsa ini. Selamat Hari Pendidikan Nasional. Teruslah ikhlas berkontribusi dan tak kenal lelah bagi bangsa Indonesia.

Wassalamualaikum, wr. wb.

(Sumber: Buku 'Ahli Berbicara: Jurus Ampuh Menjadi Pembicara Andal yang Selalu Didengar, Menarik Minat, dan Tidak Membosankan di Segala Situasi' oleh Suhada Martakim)

Demikian tadi rangkuman teks pidato Hardiknas 2025 yang dapat dijadikan sebagai referensi amanat pembina upacara. Semoga informasi ini bermanfaat.




(sto/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads