Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo atau FX Rudy akan menghubungi Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi yang sebelumnya telah mengucap permintaan maaf dan mengklarifikasi soal kedatangan beberapa anggotanya ke Kantor DPC PDIP Solo.
"(Soal Kapolres minta maaf?) Saya akan telepon Pak Kapolres, Pak, nggak ada yang perlu dimaafkan. Saya kepingin Solo ini tetap netral, tidak ada gerakan-gerakan yang seolah-seolah menakut-nakuti atau intimidasi itu aja. Saya mau telepon sendiri," kata Rudy saat dihubungi detikJateng, Kamis (9/11/2023).
Rudy mengatakan dirinya akan menghubungi Kapolresta Solo agar tidak terjadi salah paham soal kedatangan sejumlah anggota polisi di Kantor DPC PDIP, kemarin siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya biar nggak ada salah paham gitu lho. Ini nanti tak telepon, habis ini saya telepon," ucapnya.
Lebih lanjut, Rudy menegaskan alasan kenapa dia menyebut kedatangan polisi di kantor DPC PDIP Solo yang berada di Brengosan itu tidak wajar. Rudy menjelaskan, kantor DPC PDIP Solo yang masih aktif itu di Pucang Sawit atau di depan rumahnya.
"Bukan tidak berkenan tetapi hal yang tidak wajar kan kantor DPC di Pucang Sawit kok, di sana (Brengosan) masih dalam proses pembangunan kok. Belum di sana (Brengosan), masih proses finishing," jelas Rudy.
Rudy pun meminta kepada kepolisian agar berkomunikasi dahulu dengan pihak DPC PDIP Solo sebelum ke kantor yang berada di Brengosan.
"Lha yo kalau mau ke sana yo silakan lah, (jalin komunikasi dulu) jadi tidak ada kesan itu (intervensi dan intimidasi)," pungkasnya.
Sebelumnya, Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi menyampaikan permintaan maaf ke Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo terkait sejumlah anggotanya yang mendatangi kantor DPC PDIP Solo. Iwan memastikan kepolisan bersifat netral di Pemilu 2024.
"Kalau secara pribadi beliau (Rudy) tidak berkenan ya saya sebagai Kapolresta saya mohon maaf. Tidak ada maksud apa pun, kami netral," kata Iwan saat dihubungi awak media, Rabu (8/11).
Penjelasan Kapolres Solo
Iwan juga memberikan klarifikasi mengenai beredar foto anggotanya mendatangi Kantor DPC PDIP Solo. Iwan menepis tudingan kedatangan polisi tersebut merupakan bentuk intimidasi.
Iwan mengatakan polisi sudah melakukan operasi Operasi Mantap Brata untuk pelaksanaan Pemilu 2024.
"Salah satu tindakannya adalah melakukan patroli. Jadi keberadaan anggota kami di sana (DPC PDIP Solo) adalah patroli. Dan jika mempertanyakan ada dokumentasi foto, SOP kami setiap penugasan anggota, wajib memberikan laporan atas hasil penugasan yang dilampiri dengan foto," kata Iwan kepada awak media di Mapolresta Solo, Kamis (9/11/2023).
Dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 itu, kata Iwan, juga mengatur kehidupan berpolitik anggota Polri. Dia menegaskan Polri netral, tidak ada dalam ikut kontestasi atau keberpihakan dengan pihak manapun yang berada dalam kontestasi Pemilu 2024.
Sebab, patroli serupa juga dilakukan di kantor partai lainnya, serta di Kantor KPU dan Bawaslu Solo. Mantan Kapolres Sukoharjo itu mempertanyakan jika kegiatan patroli itu disebut sebagai intimidasi.
"Jika beliau yang mengatakan ada intervensi, saat ini saya tidak memahami intervensi seperti apa. Karena kehadiran kami hanya untuk berpatroli, tidak ada kontak antara polisi dengan siapa pun di lokasi tersebut. Kehadiran kami untuk memastikan lokasi tersebut aman," ucapnya.
Kegiatan patroli itu dilakukan pada Rabu (8/11) sekitar pukul 09.00 WIB. Ada tiga anggota polisi yang berpatroli di Kantor DPC PDIP Solo.
Kegiatan patroli itu kemudian juga dilaporkan seseorang kepada Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo. Namun, dari pihak PDIP memaknai kedatangan polisi itu dengan tujuan lain.
Dalam kesempatan itu, Iwan menceritakan kronologi dari kegiatan patroli anggotanya di Kantor DPC PDIP Solo.
"Kronologinya sangat sederhana, bahwa anggota melaksanakan patroli. Pada saat patroli di lokasi tersebut, ada orang yang mengambil dokumentasi. Kemudian menyampaikan itu dibumbui dengan narasi yang menurut versi yang bersangkutan adanya ketidaklaziman polisi di sana," terang Iwan.
(dil/aku)