Viral Siswa SMK Wonogiri Dituduh Mencuri Minta Keadilan, Ini Kata Sekolah

Viral Siswa SMK Wonogiri Dituduh Mencuri Minta Keadilan, Ini Kata Sekolah

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Selasa, 31 Okt 2023 17:06 WIB
Foto viral di media sosial Whatsapp seorang siswa SMK Bhakti Mulia menuntut keadilan.
Foto viral di media sosial Whatsapp seorang siswa SMK Bhakti Mulia menuntut keadilan. Foto: Dok Istimewa.
Wonogiri -

Foto seorang siswa SMK Bhakti Mulia menuntut keadilan karena dituduh mencuri di tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) viral di media sosial. Aksi itu dilakukan oleh pelajar berinisial MI (18) usai dituduh mencuri.

Berdasarkan foto yang diperoleh detikJateng, tampak siswa tersebut tengah berjalan di jalan raya sembari memegang poster. Pelajar tersebut memakai seragam sekolah, jas almamater, dan bendera merah putih yang ditalikan di tasnya.

Dalam poster yang dibawa siswa itu bertuliskan "Demi Allah aku anak yatim, 'Bukan Pencuri', tidak seperti yg dituduhkan guru SMK Bhakti Mulia & Apotek Giri Sehat, (nama siswa) - Mencari Keadilan".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekolah Buka Suara

Terkait kasi siswa tersebut pihak sekolah pun buka suara. Kepala SMK Bhakti Mulia Wonogiri Sutardi membenarkan jika siswa yang membawa poster dan viral di media sosial adalah siswanya. Anak laki-laki kelas XII itu adalah MI (18), siswa jursan Farmasi.

"Kami sempat kaget (atas kejadian itu) karena permasalahannya sudah selesai sebenarnya. Pihak sekolah, pihak wali murid, dan anak itu sendiri sudah clear. Tapi ternyata tadi pagi malah ada kejadian itu," kata Sutardi kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (31/10/2023).

ADVERTISEMENT

Kronologi Kejadian

Sutardi menjelaskan anak itu awalnya PKL di salah satu apotek di Wonogiri. Setiap anak yang PKL bertugas melalukan pelayanan apotek atau melayani pembeli. Pada pertengahan Oktober ada permasalahan terkait selisih keuangan di apotek.

"Pada 17 Oktober anak itu melayani pembeli. Kemudian 19 Oktober, saat ada penghitungan administrasi ada selisih Rp 66.000," ungkap dia.

Saat dimintai keterangan terkait kejadian, kata dia, anak tersebut menjawab dengan plin-plan atau berubah-ubah. Saat di apotek mengakui perbuatannya (mengambil uang). Namun saat di rumah atau sekolah tidak mengakui.

"Akhirnya kami pihak sekolah sudah mengganti selisih itu (Rp 66.000) ke apotek. Saat itu pihak apotek tidak begitu mempermasalahkan. Dan sudah dipanggil wali juga, dan dimediasi sudah selesai sebenarnya," ujarnya.

Sutardi mengatakan, pada saat itu pihak sekolah langsung menarik anak tersebut dari apotek. Dan justru wali dari anak tersebut menanyakan apakah ada kemungkinan mengambil uang lebih.

"Walinya juga bilang siap jika atas perbuatan itu anaknya dikeluarkan dari sekolah. Tapi sekolah tidak mengeluarkan karena sudah kelas tiga juga. Sampai sekarang anak itu juga tidak diberi disiplin atau pelanggaran," papar dia.

Baca selengkapnya di halaman berikutnya....

Soal Poster yang Dibawa MI

Sutardi menjelaskan pihak sekolah menduga tulisan yang dibuat di poster bukan tulisan MI. Sebab gaya tulisannya berbeda. Dimungkinkan ada pihak lain yang ikut turut serta memfasilitasi hingga kini pihaknya menelusurinya.

"Saat ditanya siapa yang menulis hanya diam saja. Sekarang anaknya di ruang BK masih shock. Tadi jalan sepertinya dari rumah sampai kantor DPRD Wonogiri," kata dia.

Selain itu, lanjut Sutardi, berdasarkan catatan sekolah MI mempunyai permasalahan utang-piutang di lingkungan sekolah. Selain itu anaknya berbeda dengan teman lainnya.

Lebih jauh Sutardi mengatakan jika siswa tersebut tinggal di Wonogiri bersama dengan keluarga besarnya. Ayahnya telah meninggal. Saudaranya yang merawat MI.

"Anaknya memang spesial," kata Sutardi.

Halaman 2 dari 2
(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads