Sejumlah massa warga dari beberapa desa di Kecamatan Ngawen, Klaten, mendatangi lokasi proyek tol Jogja-Solo di Desa Manjung. Mereka memprotes soal mengecilnya jalan desa, hilangnya jalan desa, serta soal saluran irigasi.
Pantauan detikJateng, Jumat (6/10), warga tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB. Warga menuju lokasi proyek tol di utara Desa Manjung itu dengan berjalan kaki, bersepeda motor, dan juga naik satu pikap.
Setiba di lokasi, warga berorasi dan membentangkan spanduk protes. Aksi tersebut mendapat penjagaan dari aparat keamanan. Spanduk bertulisan sejumlah tuntutan itu lalu dipasang di depan proyek terowongan jalan yang sedang dibangun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spanduk tersebut bertulisan 'Jalanku dikorupsi, jalan poros desa dipersempit, saluran air sawahku dimatikan, jalan lingkar desaku dihilangkan, stop pengerjaan sebelum ada kesepakatan dengan warga desa'.
Spanduk tuntutan warga dari beberapa desa di Ngawen, Kabupaten Klaten, dipasang di proyek tol Jogja-Solo di Desa Manjung, Jumat (6/10/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng |
Aduan Lisan-Tertulis Belum Direspons
Selanjutnya, warga mendatangi kantor Desa Gatak, Kecamatan Ngawen. Pertemuan itu dihadiri Camat Ngawen, Ana Fajriah. Hadir pula Kasub Sektor Ngawen, Iptu Eko Pujianto, anggota DPRD Klaten, M Nurcholis Madjid, Kades, tokoh masyarakat, dan perwakilan dari pihak proyek tol.
Koordinator aksi warga, Sriyono, mengatakan warga sebenarnya merasa berat melakukan aksi semacam ini. Menurutnya, warga sudah mengadu secara lisan dan tertulis sebelumnya, namun belum mendapat tanggapan.
"Karena sudah menempuh pengaduan lisan empat kali tidak ada tanggapan, secara tertulis ditandatangani warga, tokoh desa, BPD, Kades, sampai Camat juga tidak ada tanggapan," kata Sriyono kepada wartawan di lokasi.
"Tuntutan kita sederhana, kembalikan jalan poros desa yang selama ini digunakan warga mengangkut mi soun," imbuhnya.
(dil/sip)












































