Emak-emak di Karanganom Klaten Geruduk Proyek Tol Jogja-Solo, Ini Sebabnya

Emak-emak di Karanganom Klaten Geruduk Proyek Tol Jogja-Solo, Ini Sebabnya

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Sabtu, 30 Sep 2023 14:10 WIB
Emak-emak geruduk proyek Tol Jogja-Solo di Klaten, Sabtu (30/9/2023).
Emak-emak geruduk proyek Tol Jogja-Solo di Klaten, Sabtu (30/9/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Sejumlah emak-emak warga Dusun Soka, Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, Klaten mendatangi proyek tol Jogja-Solo. Bersama bapak-bapak dan pemuda mereka memprotes proyek yang menyebabkan munculnya debu dan kebisingan.

Pantauan detikJateng, Sabtu (30/9/2023), aksi itu dimulai pada pukul 09.15 WIB. Massa yang didominasi emak-emak menuju proyek tol di timur dusun dengan berjalan kaki.

Warga membawa spanduk bertuliskan 'Debu Jadi Makanan Sehari-hari' dan spanduk panjang bertulisan 'Jangan Kotori Desaku, Debumu Mengganggu Kesehatan Kami'. Mereka juga membawa bendera merah putih setengah tiang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah berorasi di lokasi, massa akhirnya beraudiensi dengan Kades, Forkopimpcam, dan perwakilan PT Adhi Karya dari pihak tol. Warga mengeluhkan debu dari proyek tol.

"Karena debu warga akhirnya menjerit juga, apalagi ibu-ibu yang punya anak kecil, ada lansia juga. Kesehatan itu nomor satu bagi kita, karena jangka panjang atau jangka pendek pasti ada dampaknya," ungkap seorang warga, Robert saat audiensi.

ADVERTISEMENT

Selain debu, kata Robert, warga juga terganggu dengan suara bising. Warga pun menuntut ada solusi persoalan tersebut.

"Monggo solusinya bagaimana, solusi tentang kebisingan kerjanya bagaimana. Yang kita harapkan ada solusi, tidak hanya seremonial karena sudah lama kita sampaikan tapi meneng-meneng wae (diam saja)," jelas Robert.

Emak-emak geruduk proyek Tol Jogja-Solo di Klaten, Sabtu (30/9/2023).Emak-emak geruduk proyek Tol Jogja-Solo di Klaten, Sabtu (30/9/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Robert menyebut masyarakat tidak mempermasalahkan proyek pengecoran jalan dilakukan hingga malam hari. Hal ini menjadi bukti masyarakat memiliki toleransi yang tinggi.

"Karena ngecor tidak mungkin disetop, ya itu menunjukkan masyarakat Soka toleransi masih tinggi. Cuma karena debunya sudah kebangetan maka kita ingin solusi yang konkret," imbuh Robert.

Warga lainnya, Anik Nurwati menyatakan ibu-ibu menjadi warga yang paling terdampak debu karena setiap hari berada di rumah. Anik mengaku risih dan ingin membungkus rumahnya pakai plastik agar tidak berdebu.

"Debu tiap hari bergulung-gulung, rasanya ingin bungkus rumah pakai plastik. Setiap malam bising, tapi paling parah rumah kami itu bergetar, mohon pada Adhi Karya yang terhormat memberi solusi," terang Anik.

Selengkapnya di halaman berikut.

Akibat debu, sebut Anik, pengeluaran masyarakat untuk bersih-bersih bertambah banyak. Warga juga terganggu kesehatannya padahal tidak semua punya BPJS.

"Juga terganggu kesehatannya padahal tidak semua punya BPJS. Mohon kebijaksanaannya," imbuh Anik.

Selain debu dan bising, warga juga mengeluhkan jalan yang kurang lebar hingga sawah yang tidak terairi setelah ada proyek. Termasuk persoalan ganti rugi.

Manajer Produksi PT Adhi Karya, Sutrisno mengatakan untuk persoalan debu, pihaknya akan melakukan penyemprotan. Pihaknya mempersilakan warga yang terdampak untuk segera menghubunginya.

"Kadang mungkin tahu-tahu mobil rusak, jadi kami mohon ada perwakilan yang menghubungi kami. Untuk kebisingan kita sudah rembuk dengan RT, pak lurah dan lingkungan kita dibatasi kerja maksimal jam 22.00 WIB, kita sudah sepakat jam 22.00 WIB karena saya juga tidak mau mengganggu masyarakat, kecuali ngecor," kata Sutrisno kepada warga.

Selain debu dan kebisingan, untuk gangguan kesehatan akhirnya disepakati dua minggu sekali akan dikirimkan tim kesehatan. Sedangkan untuk jalan yang kurang lebar akan ditambah bahu jalan, sedangkan untuk keluhan saluran air akan disurvei terlebih dulu. Setelah audiensi selesai, aksi ini pun bubar dengan tertib.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Ini Tampang 3 Pelaku Perampokan Taksi Online di Klaten"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ams)


Hide Ads