Pusingnya Warga Klaten Usir Monyet Serbu Desa, Semua Jurus Tidak Mempan!

Pusingnya Warga Klaten Usir Monyet Serbu Desa, Semua Jurus Tidak Mempan!

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 05 Okt 2023 17:18 WIB
Warga Klaten memasang plastik berisi air berwarna merah untuk menakut-nakuti monyet, Kamis (5/10/2023).
Warga Klaten memasang plastik berisi air berwarna merah untuk menakut-nakuti monyet, Kamis (5/10/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Warga Desa Kayumas, Kecamatan Jatinom dan Mundu, Kecamatan Tulung, Klaten dipusingkan dengan serangan monyet liar ke ladang. Warga di lereng timur Gunung Merapi perbatasan dengan Kabupaten Boyolali itu sudah mencoba berbagai cara tapi gagal.

"Dulu pakai mercon tapi pergi cuma sebentar datang lagi. Ditembak tidak berani karena malah menyerang," ungkap warga Desa Kayumas, Kecamatan Jatinom, Santinu (60) kepada detikJateng, Kamis (5/10/2023) siang.

Diceritakan Santinu, monyet liar yang menyerang itu tidak pilih jenis tanaman. Semua tanaman palawija sampai buah diserang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apa-apa mau, jagung, ketela, pepaya bahkan daun mlanding juga mau. Jagung kalau pas bakal buah itu terutama, tidak disisakan," kata Santinu.

Tanaman singkongnya, sambung Santinu, belum ada sebulan yang lalu habis diserang. Ladang yang diserang umumnya di tepian sungai yang ujungnya di Gunung Merapi.

ADVERTISEMENT

"Biasanya pinggir kali, ini namanya Kali Kendal. Kalau naik terus sampai Desa Sangup, daerah Boyolali, terus nanti sampai Gunung Merapi," tutur Santinu.

Akhir-akhir ini, terang Santinu, warga mencoba mengusir dengan memasang plastik air berisi zat warna merah. Tapi juga tidak dihiraukan monyet liar itu.

"Tidak takut. Tempat lahan pak lurah sudah seminggu ini dipasang anjing tapi dirantai sebab kalau dilepas justru bisa mengejar monyet masuk jurang," imbuh Santinu.

Kades Kayumas, Kecamatan Jatinom, Mulyono menuturkan jumlah monyet liar yang datang biasanya pagi dengan jumlah seratusan. Jika diusir dengan kata kasar, jumlahnya bukan berkurang.

"Saat menyerang diteriaki dengan kata yang tidak bagus, besok yang datang justru lebih banyak lagi. Misalnya misuh, besok justru datang lebih banyak lagi," ungkap Mulyono.

Mulyono mengaku sudah seminggu ini memasang anjing di lahan tanaman pepaya. Ternyata cukup efektif meskipun tidak bisa mengejar monyet.

"Saya nanam pepaya baru 50 cm habis. Yang kedua saya pasang anjing di lahan, alhamdulilah lima hari ini tidak datang serangan," lanjut Mulyono.

Selengkapnya baca halaman selanjutnya

Repotnya, sambung Mulyono, monyet tersebut datang rombongan seperti gangster. Setiap kelompok sekitar 100 ekor dan kadang tawuran berebut wilayah.

"Geng-gengan juga, satu kelompok itu 100-an dan pernah tawuran di dekat kampung saya. Kelompok yang kalah geser semakin jauh, repot, sudah meresahkan banget," kata Mulyono.

Dibawakan senapan angin, sebut Mulyono, sebenarnya juga takut tetapi tidak mungkin setiap hari membawa senapan. Pernah juga seorang warga memukul monyet anakan tapi justru meneror yang bersangkutan.

"Ceritanya monyet yang kecil dipukul tapi tidak sampai mati. Waktu yang mukul memanjat pohon, monyet menunggu di bawah lima ekor besar-besar dan rombongannya, warga itu ketakutan juga akhirnya," pungkas Mulyono.

Diberitakan sebelumnya, serangan monyet liar di lereng Gunung Merapi tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Boyolali tetapi juga sampai ke wilayah Klaten. Serangan terjadi di Desa Kayumas, Kecamatan Jatinom dan sebagian Desa Mundu, Kecamatan Tulung.

"Adanya monyet sebenarnya sudah lama tapi musim kemarau ini tambah banyak jumlahnya. Mungkin karena tanaman di sepanjang tepi sungai sudah kering," jelas Kades Kayumas, Kecamatan Jatinom, Mulyono kepada detikJateng di kantornya, Kamis (5/10/2023).

Halaman 2 dari 2
(ahr/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads