Serangan monyet telah meresahkan warga Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali. Warga desa di lereng sisi timur gunung Merapi itu akhirnya membuat jebakan untuk menangkap hewan primata itu.
"Karena sudah begitu resah dengan keadaan pertanian dan juga untuk penanganannya kalau dibunuh nggak boleh, terus kemudian ada inisiatif untuk dijebak," kata Sekretaris Desa (Sekdes) Sangup, Sri Hartanto, kepada detikJateng Rabu (4/10/2023).
Hal itu dilakukan warga di hampir semua wilayah Desa Sangup. Karena serangan monyet itu juga sudah merata di desa ini. Bahkan, serangan hama monyet di salah satu desa paling tinggi di Kecamatan Tamansari ini, sudah masuk ke kampung-kampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wow sudah sangat meresahkan, kalau untuk pertanian yang tanaman pangan sudah nggak berani menanam. Karena (serangan monyet) sudah merata di seluruh wilayah Desa Sangup. Bahkan sudah masuk permukiman. Masuk rumah warga. Ya kadang merusak genteng (rumah warga)," ungkap Sri Hartanto.
Pasalnya, populasi monyet ekor panjang yang menyerang desa itu sudah luar biasa banyak. Bahkan, diperkirakan melebihi jumlah penduduk Desa Sangup yakni 2.700 jiwa.
"Wah, sama jumlah penduduknya banyak monyetnya," ucapnya.
Warga dari berbagai dukuh di Desa Sangup itu bergotong-royong membuat jebakan. Menggunakan bambu, warga membuat kotak-kotak seperti kandang ayam. Jebakan itu kemudian dipasang di pinggir-pinggir lahan warga dan dikasih umpan. Ketika monyet memakan atau mengambil umpan tersebut, maka otomatis pintu kandang akan tertutup. Sehingga monyet terperangkap di dalamnya.
"Sudah sekitar dua bulanan ini (warga berusaha menangkap monyet dengan jebakan). Itu hampir di semua wilayah Sangup," imbuh dia.
Dikemukakan dia, dari Upaya tersebut sejauh ini sudah sekitar 150 ekor monyet yang berhasil ditangkap.
"Yang sudah tertangkap dikumpulkan nanti diambil sama DLH (Dinas Lingkungan Hidup Boyolali) untuk diasingkan ke Nusakambangan katanya," pungkas Sri Hartanto.
(apl/ahr)